SIDOARJO | JATIMSATUNEWS.COM - Minggu, (5/11/2023). BMKG memprediksi awal musim hujan diwilayah Jawa Timur terjadi pada pekan ketiga bulan November. Namun, puncak hujan terjadi pada bulan Februari tahun depan.
Menghadapi musim Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyiagakan belasan rumah pompa. Normalisasi sungai-sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan juga terus dilakukan. Selain itu, Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air juga membersihkan sampah maupun tumbuhan liar yang menutupi aliran sungai serta melakukan pengerukan sedimentasi sungai
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan Kabupaten Sidoarjo sebagai kota Delta memiliki banyak sungai. Terhitung ada 48 sungai besar, jumlah tersebut belum termasuk sungai kecilnya. Kondisinya, dimusim kemarau saat ini banyak ditumbuhi tanaman liar serta sampah.
"Menghadapi musim penghujan yang akan datang, salah satu upaya kami adalah mencegah banjir dengan mengoptimalkan fungsi saluran dan sungai," ucapnya.
Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu mengatakan saat ini pengerjaan normalisasi sungai dan pembersihan sungai dari sumbatan sampah maupun tumbuhan liar sedang berlangsung. Seperti pada sungai Jomblong Desa Gemurung Kecamatan Gedangan, sungai Waru di Kecamatan Waru dan sungai Pelayaran Desa Tawangsari Kecamatan Taman.
"Saat ini normalisasi sungai yang sedang kami lakukan ada pada sungai pelayaran, ini yang paling urgent, panjangnya 2,7 km, dan ini selesainya tiga bulan sampai akhir Desember 2023. Kedua, sungai Waru di perumahan Rewwin kurang lebih 2 km panjang aliran sungai yang kami bersihkan. Ketiga, sungai Jomblong diwilayah Gedangan yang panjangnya kurang lebih 1,4 km," ujarnya.
Gus Muhdlor juga menyebutkan wilayah Tropodo di Kecamatan Waru juga menjadi salah satu daerah yang mengalami genangan saat hujan tiba. Diwilayah itu sudah dibangun enam rumah pompa untuk mengatasi genangan air musiman tersebut. Sedangkan diwilayah kota lanjut Gus Muhdlor, Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo meletakkan rumah pompa ditiga titik. Dua dititik dialiran sungai Sidokare dan satu lagi di samping jembatan tol Sidoarjo. Ia yakin rumah-rumah pompa itu akan banyak mengurangi genangan air saat hujan tiba.
"Yang ada di Tropodo Waru yang sedianya lima pompa kami tambah satu rumah pompa, jadi ada enam rumah pompa, ini agar genangan tahunan akhir dan awal tahun dapat berkurang, inshaalloh 75 persen dapat teratasi," ucapnya.
Masih dikatakan Gus Muhdlor bahwa Pemkab Sidoarjo telah membentuk satgas kebersihan sungai. Satgas ini berperan penting dalam penanganan kebersihan sungai, diantaranya dengan cepat tanggap saat terdapat sungai penuh dengan timbunan sampah.
"Gerak mereka cepat, jadi setiap ada kegiatan normalisasi sungai tidak menunggu kontrak, itu akan lama, langsung dilaksanakan satgas saja, seluruh saluran yang urgen dibersihkan akan dikerjakan oleh satgas kebersihan sungai ini," pungkasnya.
Gus Muhdlor juga menyampaikan menjaga dan merawat sungai bukan hanya tugas pemerintah saja. Namun, juga menjadi tanggung jawab dan kesadaran masyarakat. Pasalnya, dampak kebersihan sungai akan dirasakan sendiri oleh masyarakat, seperti dampak bagi kesehatan.
"Mari kita jaga bersama sungai kita, dengan tidak membuang sampah di sungai. Melalui program Sidoresik atau Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali yaitu kami kemas menjadi kegiatan yang dilombakan antar desa/kelurahan, harapannya seluruh lapisan masyarakat ikut berperan dalam menjaga dan merawat sungainya masing-masing," sampainya.
Terakhir, Gus Muhdlor berpesan agar masyarakat ikut berperan aktif menjaga sungai dan bergerak beriringan dengan pemerintah dengan tidak memberikan warisan kepada anak cucunya sungai yang kotor dan penuh sampah.
"Sekuat-kuatnya kami menjaga kebersihan sungai, namun jika masyarakatnya tidak ikut andil akan percuma, sungai akan tetap kotor jika perilaku masyarakatnya masih saja membuang sampah disungai. Mari kita berikan warisan sungai bersih kepada anak cucu kita," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo Dwi Eko Saptono menyampaikan, rumah pompa terus disiagakannya. Kurang lebih ada 14 rumah pompa yang siap menyedot genangan air hujan. Rumah-rumah pompa itu disiapkan dititik-titik wilayah genangan air. Ada tiga wilayah di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami genangan saat hujan. Yang tertinggi di wilayah Kecamatan Tanggulangin, yang berada di Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji, Desa Banjar Asri serta Desa Kalidawir. Desa-desa itu tergenang karena faktor penurunan tanah disekitar wilayah tersebut.
"Ada lima rumah pompa yang ada di Tanggulangin, kondisi alam yang terjadi di desa ini menyebabkan adanya cekungan, cekungan ini yang kami antisipasi dengan meletakkan pompa-pompa penyedot air," katanya.