MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Hasil fit and propertest calon kandidat Presiden Mahasiswa (Presma) dan Ketua Senat Mahasiswa di Universitas Al-Qolam Malang memicu kontroversi setelah kritik pedas dilontarkan oleh para panelis dosen internal. Beberapa peserta dari DPK GmnI FDS yang hadir waktu itu menilai sistem demokrasi kampus tersebut bobrok karena memaksakan aklamasi dengan calon kandidat yang dianggap tidak berbobot.
Universitas Al-Qolam Malang kembali menjadi sorotan para mahasiswa, lebih lebih dari gerakan aktivis para kader DPK GmnI FDS Universitas Al Qolam Malang. Tanggapan itu muncul setelah hasil fit and propertest calon kandidat Presma dan Ketua Senat Mahasiswa menimbulkan kontroversi. Acara tersebut dihadiri oleh para panelis dosen internal, disertai dengan kritik keras terhadap proses seleksi dan kualitas calon.
Salah satu panelis dosen mengungkapkan kekecewaannya terhadap ketidakmampuan calon kandidat presma dan calon ketua senat mahasiswa untuk menjawab pertanyaan dengan memuaskan. "Semua pertanyaan yang saya ajukan, tapi tidak ada yang terjawab. Lalu saya mau bertanya, apa ini? Baik dari calon Presma ataupun Ketua Senat, keduanya tidak memiliki kualitas dan kemampuan dalam nilai kepemimpinan," ungkapnya dengan nada frustrasi.
Kritik terhadap sistem demokrasi kampus yang dianggap bobrok juga muncul dalam diskusi internal para kader DPK GmnI FDS Universitas Al Qolam Malang. Beberapa peserta menyoroti kurangnya transparansi dan objektivitas dalam proses seleksi, serta mempertanyakan legitimasi dari hasil akhir yang dihasilkan.
Warek 3 selaku pembina mahasiswa belum memberikan tanggapan resmi terkait masalah ini. Namun, tegas mahasiswa DPK GmnI FDS meminta Terkait penyelidikan menyeluruh tentang manipulasi pencalonan presma dan ketua senat mahasiswa. Hal ini jelas menimbulkan pertanyaan tentang keabsahan proses demokrasi kampus dan mendorong tuntutan untuk lebih transparan dan objektif dalam seleksi calon pemimpin mahasiswa.
