Bagi penikmat, kopi di tempat itu berbeda, selain aroma yang pas, ramah kantong. Hanya 5 ribu rupiah, secangkir kopi Jawa Jalibar siap diantar ke meja pembeli.
Lokasi kafe berada tepat di tepian Jalur Lintas Barat,Jalibar. Meski demikian jauh dari kebisingan deru mesin yang melintas. Karena, Kafe Jalibar ini berlokasi di bukit yang hijau rindang, minim suara kendaraan.
Berbagai sumber menyebut, Kopi Jawa memiliki aroma yang lebih lembut dibandingkan dengan jenis kopi lain. Sejarah menyebut, khas kopi jawa sejak era VOC disajikan dengan metode alami yaitu wet proces. Proses ini dilakukan secara manual, dijemur dibawah sinar matahari, benar saja dulu belum ada mesin roasting kopi.
Saat itu, bagi sebagian orang, menikmati kopi hanya dilakukan saat upacara tertentu. Hanya raja - raja atau kaum ningrat saja yang bisa leluasa menghisap aroma kopi.
Konon tiap biji kopi jawa memiliki cita rasa berbeda. Rasa tersebut dihasilkan dari proses alamiah yang dapat dilacak dari kandungan tanah serta pengaruh tanaman lain di sekitar pohon kopi.
Kelembaban udara serta ketinggian tanah juga menjadi faktor lain yang berpengaruh terhadap rasa kopi jawa. Secara umum, Kopi Jawa dengan rasa kuat, pekat, rasa kopinya manis.
Kopi Jawa di Jalibar Kafe i masuk pada jenis arabika. Ini jika ditinjau dari letak Jalibar kafe yang secara langsung berhadapan dengan dataran tinggi Gunung Kawi. Jalur Lintar Barat Jalibar membentang diantara dinginnya udara Gunung Kawi dan hiruk pikuk Kota Kepanjen yang merupakan Ibukota Kabupaten Malang. 1/4/2021
Uswah
