Aplikasi Untuk Anak Autis Karya Mahasiswa UNAIR

Admin JSN
14 Oktober 2023 | 20.10 WIB Last Updated 2023-10-15T22:13:29Z


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan kegiatan bagi mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan akademis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi salah satu kampus yang gencar mendorong para mahasiswanya untuk melaksanakan kegiatan PKM. Tahun ini, terdapat 45
kelompok mahasiswa UNAIR yang mendapatkan dana bantuan dari pemerintah yang terdiri dari berbagai bidang PKM.

Salah satu kelompok tersebut yaitu kelompok PKM-KC (Karsa Cipta) yang diketuai oleh Felicia Zevanya Maber Sitompul dan beranggotakan Bima Sakti Putra Yusuf, Ni Made Prami
Dewanggi, Aulia Widi Mangesti, serta Rayhan Ajie Nugraha. Kelompok itu dibimbing oleh seorang dosen Fakultas Psikologi UNAIR, Pramesti Pradna Paramita MEdPsych PhD. Teliti tentang Aplikasi Pelatihan untuk Anak Autisme Judul PKM kelompok Felicia yaitu “Aplikasi Pelatihan Interaksi Sosial Dasar berbasis
Augmented Reality untuk Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD)”. 

Melalui wawancara dengan UNAIR NEWS pada Jumat (25/8/2023), Felicia menuturkan kelompoknya memilih topik ini karena kasus autisme yang semakin meningkat setiap tahunnya.
“Kami ingin membantu anak autisme agar dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kami juga ingin meluruskan kesalahpahaman masyarakat terhadap autisme yang menganggap bahwa ASD adalah penyakit,” ujar Felicia.

Padahal, sambung Bima, ASD bukanlah penyakit, melainkan cara anak memandang dunia secara berbeda dari anak pada umumnya. Terkait dengan kebaharuan dari penelitian sebelumnya, Bima menerangkan intervensi bagi anak dengan ASD berbasis augmented reality di Indonesia sebelumnya hanya memperhatikan kemampuan belajar, bukan kemampuan sosial.
“Pada dasarnya, augmented reality adalah sebuah pengalaman interaktif yang menambah ketersediaan informasi berupa elemen visual, suara, atau stimulus lain melalui media sebuah gadget,” jelas Bima.
User yang menggunakan augmented reality, lanjut Ni Made, dapat merasakan pengalaman yang lebih imersif dengan adanya stimulus tambahan pada media augmented reality. Stimulus tambahan tersebut yaitu intervensi social stories dan video modelling pada aplikasi
mereka. Dapat Diterapkan bagi Pengidap Sindrom Asperger Aulia memaparkan penelitian kelompoknya juga dapat membantu bagi anak dengan penyakit
lain yang mirip dengan ASD, misalnya sindrom Asperger. Akan tetapi, perlu dilakukan asesmen terlebih dahulu.

“Pada buku DSM V, sindrom Asperger telah dimasukkan ke dalam klasifikasi ASD sehingga sindrom Asperger merupakan salah satu tingkatan yang ada pada ASD. Asesmen diperlukan untuk mengetahui apakah prototype kami apakah sesuai dengan kemampuan anak dengan
sindrom Asperger atau tidak,” terangnya.

Manfaat Penelitian Rayhan mengatakan penelitian mereka bertujuan untuk lebih memasifkan inklusivitas dalam masyarakat. Penelitian mereka juga sekaligus dapat menjadi media psikoedukasi untuk
masyarakat yang terealisasikan dengan penggunaan aplikasi yang ramah untuk orang tua dan terapis.

“Hadirnya aplikasi yang kami beri nama AurA ini semoga dapat membantu individu autisme untuk mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan sosialnya, setidaknya pada tataran kemampuan dasar,” tukas Rayhan.

Mereka berharap ke depannya prototype mereka dapat berkembang menjadi aplikasi yang dapat mengakomodir seluruh khalayak dengan gangguan ASD yang berasal dari berbagai latar belakang. Mereka juga berharap kelak inovasi-inovasi karsa cipta dapat dikembangkan jauh untuk gangguan-gangguan lainnya. 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Aplikasi Untuk Anak Autis Karya Mahasiswa UNAIR

Trending Now