Penulis: Hadi Santoso
Walikota Surabaya Eri Cahyadi, hem putih.
SURABAYA I JATIMSATUNEWS.COM: Hujan panjang kemarin membuat Kota Surabaya tergenang, beberapa kawasan bahkan lumayan tinggi dan lama. Salah satunya di kawasan pusat kota Jalan Basuki Rahmat (Basra) hingga Jalan Dharmawangsa.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, genangan air yang terjadi di kawasan Dharmawangsa disebabkan karena selama ini pintu air di saluran Kalidami mengandalkan gravitasi.
"Dharmawangsa itu yang di Kalidami dulu ada pompa, tapi kita mengandalkan gravitasi. Gravitasi kalau dia (kontur tanah) turun, aliran air banter (cepat). Tapi kalau landai, kita butuh pompa. Berarti ya harus dipasang pompa," kata Wali Kota Eri, Sabtu (8/1).
Wali Kota Eri mengetahui penyebab timbulnya genangan air di kawasan tersebut usai terjun langsun ke lokasi bersama camat dan lurah. Termasuk genangan air yang terjadi di kawasan pusat kota, Jalan Basuki Rahmat.
Menurutnya, genangan air yang terjadi di kawasan Basra disebabkan karena aliran air hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari (Grahadi). Makanya, pintu air brandgang tersebut harus dibuka supaya dapat membagi aliran air ketika hujan deras turun.
"Air yang harusnya lari ke brandgang malah ke grahadi (Kenari), jadinya antre di situ. Maka harus diganti brandgangnya, jangan ditutup," ujarnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto menambahkan, genangan air yang terjadi di pusat kota disebabkan konektifitas saluran arah pembuangannya hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari. Karena itu, sesuai arahan Wali Kota Eri, dinasnya telah mengambil sejumlah langkah alternatif.
"Saya sudah koordinasi dengan teman-teman di dinas. Nanti ke depan saya akan membagi aliran dari Panglima Sudirman ke arah Kalimas langsung," kata Lilik.
Melalui cara itu, Lilik menyebut, aliran air tak hanya menuju ke Rumah Pompa Kenari karena sudah terbagi menjadi dua arah sehingga diharapkan dapat mengatasi genangan air di pusat kota ketika hujan deras turun.
"Dari situ nanti kita bisa membagi aliran air arah hulu ke hilirnya jadi dua, paling tidak pompa grahadi akan lebih mampu mengatasi genangan di pusat kota," jelas dia.
Lilik menambahkan, genangan yang terjadi di pusat kota juga disebabkan karena Rumah Pompa Kenari banyak kehilangan energi. Selain karena banyaknya sampah yang harus di-screening, ini disebabkan pula adanya material bangunan yang menghalangi.
"Dharmawangsa itu yang di Kalidami dulu ada pompa, tapi kita mengandalkan gravitasi. Gravitasi kalau dia (kontur tanah) turun, aliran air banter (cepat). Tapi kalau landai, kita butuh pompa. Berarti ya harus dipasang pompa," kata Wali Kota Eri, Sabtu (8/1).
Wali Kota Eri mengetahui penyebab timbulnya genangan air di kawasan tersebut usai terjun langsun ke lokasi bersama camat dan lurah. Termasuk genangan air yang terjadi di kawasan pusat kota, Jalan Basuki Rahmat.
Menurutnya, genangan air yang terjadi di kawasan Basra disebabkan karena aliran air hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari (Grahadi). Makanya, pintu air brandgang tersebut harus dibuka supaya dapat membagi aliran air ketika hujan deras turun.
"Air yang harusnya lari ke brandgang malah ke grahadi (Kenari), jadinya antre di situ. Maka harus diganti brandgangnya, jangan ditutup," ujarnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto menambahkan, genangan air yang terjadi di pusat kota disebabkan konektifitas saluran arah pembuangannya hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari. Karena itu, sesuai arahan Wali Kota Eri, dinasnya telah mengambil sejumlah langkah alternatif.
"Saya sudah koordinasi dengan teman-teman di dinas. Nanti ke depan saya akan membagi aliran dari Panglima Sudirman ke arah Kalimas langsung," kata Lilik.
Melalui cara itu, Lilik menyebut, aliran air tak hanya menuju ke Rumah Pompa Kenari karena sudah terbagi menjadi dua arah sehingga diharapkan dapat mengatasi genangan air di pusat kota ketika hujan deras turun.
"Dari situ nanti kita bisa membagi aliran air arah hulu ke hilirnya jadi dua, paling tidak pompa grahadi akan lebih mampu mengatasi genangan di pusat kota," jelas dia.
Lilik menambahkan, genangan yang terjadi di pusat kota juga disebabkan karena Rumah Pompa Kenari banyak kehilangan energi. Selain karena banyaknya sampah yang harus di-screening, ini disebabkan pula adanya material bangunan yang menghalangi.
"Pertama kena screening, terus ada material bangunan yang menghalangi. Itu akan kita tambah kapasitasnya dengan membuka di sampingnya pompa grahadi itu, laluan air," ujarnya.
Lilik memastikan, ketika hujan deras yang terjadi pada Jumat sore, pihaknya telah mengkondisikan permukaan air Kalimas pada posisi paling rendah dengan pompa PN yang di sana. Namun, langkah taktis itu rupanya masih belum mampu mengatasi genangan di pusat kota. Makanya, pihaknya akan menambah saluran pembuangan langsung di samping kanan atau baratnya rumah pompa kenari.
"Jadi saya lihat pompa maksimal, gravitasi maksimal dibuka semua bisa, itu pun juga belum mengatasi di pusat. Makanya perlu penambahan kapasitas pompa dengan cara membuka laluan atau sodetan yang langsung ke luar folder pembuangan," kata dia.
Sementara genangan air yang terjadi di kawasan Jalan Darmawangsa, kata Lilik, hulunya berada di Saluran Kalidami. Karena kontur tanah yang hampir ratah atau kemiringan rendah, maka aliran air berjalan landai menuju ke hilir. "Sehingga air itu antri ke sana, sementara di tengahnya, wilayahnya hulu sini (Jalan Darmawangsa) dengan pusat Kalidami banyak perumahan yang tinggi-tinggi, sehingga antre (airnya) mengalir ke sana," kata dia.
Oleh sebab itu, untuk mempercepat aliran air menuju Saluran Kalidami, pihaknya akan memanfaatkan kembali pompa di sana. Sebelumnya, pintu air di saluran Kalidami hanya memanfaatkan gaya gravitasi. Upaya itu diharapkan dapat mengurangi percepatan pengeringan di wilayah hulu atau di kawasan Jalan Darmawangsa.
"Pompanya saat ini tidak dimanfaatkan di situ (Kalidami), tapi nanti mau kita manfaatkan kembali. Karena kondisi curah hujan yang semakin hari semakin tinggi," ungkap dia.
Berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam beberapa hari terakhir, curah hujan di Kota Surabaya intensitasnya naik 1,5 sampai 1,6 kali dari waktu biasa. Tentu, ini menjadi 'alarm' bagi pemkot untuk segera melakukan pembenahan seperti optimalisasi pemanfaatan rumah pompa yang telah ada.
Lilik memastikan, ketika hujan deras yang terjadi pada Jumat sore, pihaknya telah mengkondisikan permukaan air Kalimas pada posisi paling rendah dengan pompa PN yang di sana. Namun, langkah taktis itu rupanya masih belum mampu mengatasi genangan di pusat kota. Makanya, pihaknya akan menambah saluran pembuangan langsung di samping kanan atau baratnya rumah pompa kenari.
"Jadi saya lihat pompa maksimal, gravitasi maksimal dibuka semua bisa, itu pun juga belum mengatasi di pusat. Makanya perlu penambahan kapasitas pompa dengan cara membuka laluan atau sodetan yang langsung ke luar folder pembuangan," kata dia.
Sementara genangan air yang terjadi di kawasan Jalan Darmawangsa, kata Lilik, hulunya berada di Saluran Kalidami. Karena kontur tanah yang hampir ratah atau kemiringan rendah, maka aliran air berjalan landai menuju ke hilir. "Sehingga air itu antri ke sana, sementara di tengahnya, wilayahnya hulu sini (Jalan Darmawangsa) dengan pusat Kalidami banyak perumahan yang tinggi-tinggi, sehingga antre (airnya) mengalir ke sana," kata dia.
Oleh sebab itu, untuk mempercepat aliran air menuju Saluran Kalidami, pihaknya akan memanfaatkan kembali pompa di sana. Sebelumnya, pintu air di saluran Kalidami hanya memanfaatkan gaya gravitasi. Upaya itu diharapkan dapat mengurangi percepatan pengeringan di wilayah hulu atau di kawasan Jalan Darmawangsa.
"Pompanya saat ini tidak dimanfaatkan di situ (Kalidami), tapi nanti mau kita manfaatkan kembali. Karena kondisi curah hujan yang semakin hari semakin tinggi," ungkap dia.
Berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam beberapa hari terakhir, curah hujan di Kota Surabaya intensitasnya naik 1,5 sampai 1,6 kali dari waktu biasa. Tentu, ini menjadi 'alarm' bagi pemkot untuk segera melakukan pembenahan seperti optimalisasi pemanfaatan rumah pompa yang telah ada.