NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM: Dalam upaya menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif demi meningkatkan ketahanan pangan di wilayah hukumnya, maka Polres Ngawi Polda Jatim bersinergi dengan TNI juga para petani melakukan pengendalian hama tikus dengan cara yang lebih aman.
Dengan mengoptimalkan para Bhabinkamtibmas dan Babinsa sebagai bentuk sinergitas TNI-Polri, dalam melakukan pembinaan dan penyuluhan di masyarakat khususnya para petani agar dalam pengendalian hama tanaman padi tidak menggunakan jebakan tikus beraliran listrik.
Salah satunya adalah Polsek Geneng yang melaksanakan gropyok tikus bersama para petani, demi amannya tanaman padi di sawah dari gangguan tikus, pada Sabtu (6/5/2023)
Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera, S.H , S.I.K., M.H., melalui Plt Kasi Humas Iptu Dian menyatakan bahwa Bhatarling (Bhayangkara Pendamping Penjagaan Pertanian Ramah Lingkungan) lebih dioptimalkan agar ketahanan dan keamanan pangan tetap terjaga.
"Peran Bhatarling yang diemban oleh Bhabinkantibmas lebih dioptimalkan kembali agar swasembada, kemandirian dan ketahanan serta keamanan pangan lebih meningkat," ucap Dian ketika dikonfirmasi.
Selain menyarankan memakai pupuk organik, gropyokan hama tikus merupakan kegiatan Bhatarling yang dilakukan bersama Babinsa juga para petani agar dapat meningkatkan swasembada pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan dan keamanan pangan
Jebakan tikus yang dipasang memakai aliran listrik di sawah dapat membahayakan orang, sehingga gropyokan atau menangkap bersama-sama pada sarangnya adalah cara efektif untuk menangkap tikus.
"Ya, benar saat ini para petani sudah mulai tanam padi kembali, dan anggota Polsek mengingatkan kembali agar tidak ada petani yang pasang jebakan tikus pakai aliran listrik, sebab itu berbahaya. Gropyok tikus pada sarangnya di sawah cukup efektif, terbukti ratusan tikus yang berhasil ditangkap," tutur Dian
Ditambahkan oleh Kapolsek Geneng AKP Farid Suharta, S.H., bahwa sosialisasi kepada petani tentang pemberantasan hama tikus di sawah secara aman akan terus dilakukan, hal tersebut bertujuan agar petani tidak menggunakan jebakan tikus beraliran listrik karena sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan jiwa manusia.
"Kita akan selalu mengontrol dan memberi imbauan kepada para petani di sawah, apakah ada jaringan listrik untuk jebakan tikus atau tidak," tegas Farid
Kapolsek Geneng meminta kepada para petani agar dalam menanggulangi hama tikus dengan menggunakan cara yang lebih aman seperti dengan cara gropyok, pengasapan, pasang racun atau cara lain sebagaimana petunjuk dari Petugas Penyuluan Pertanian Kabupaten Ngawi
"Semoga dengan imbauan dan gropyok tikus bebarengan ini, para petani dapat memahami bahayanya jika dilakukan pemasanagn jebakan tikus beraliran listrik, kemudian beralih menggunakan cara lain yang lebih aman dan tidak membahayakan jiwa para petani dan orang lain," harapnya
Sementara itu, Joko (35) salah seorang petani di Desa Kasreman mengatakan, bahwa dirinya siap mengikuti imbauan dari petugas untuk tidak memasang jebakan tikus yang diberi aliran listrik.
"Alhamdulillah, para petani di sini tidak ada yang menggunakan aliran listrik untuk digunakan sebagai jebakan tikus," ucap Joko di lokasi persawahan gropyok tikus
Sebagai informasi yang melaksanakan gropyok tikus bersama warga dan para petani di persawahan Desa Kasreman adalah Bhabinkamtibmas Aipda Eko Rismanto dan Babinsa Serka Nursahid serta Perangkat Desa Kasreman
"Alhamdulillah terjalin sinergitas antara Polri dan TNI juga para petani (warga) serta petugas penyuluh pertanian, demi peningkatan ketahanan pangan di Ngawi,'" tutup Dian.