MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Ratusan siswa laki-laki duduk bertafakur, khusyu' menghadap pemateri yang mengisi kegiatan Review Book & Launching Literation Product of 9 Grade. Kegiatan review book & launcing produk literasi tersebut digelar oleh SMP Ar-Rohmah Boarding School. Berlokasi di Aula SMP Ar-Rohmah Boarding School Dau tepatnya di Jalan Raya Apel no.61, Sumbersekar, Kecamatan Dau Kabupaten Malang, hari ini, Kamis (15/6/23) mulai pukul 12.30 hingga 14.30 WIB.
Membuka acara adalah Kepala Sekolah Syarif didampingi Waka Kurikulum A. Zaky. Menyampaikan apresiasi atas terbitnya 6 judul buku dengan QRCBN.
"Alhamdulillah telah terbit 6 judul buku dengan QRCBN. Membuka peluang keterbacaan lebih luas. Menjadi motivasi bahwa siswa SMP Ar Rohmah mahir menulis," cetus Ustadz Syarif di hadapan ratusan siswa santri pimpinannya.
Selanjutnya acara bergulir, tiap perwakilan kelas maju ke hadapan kawan-kawanya. Mengupas isi buku dan pengalamannya menyelesaikan satu cerpen.
"Bagi saya menyelesaikan tugas membuat 10 cerpen dalam waktu 5 bulan itu tidak mudah. Meski demikian ternyata saya bisa, saya berhasil, " urai salah satu penulis buku di hadapan kawannya.
Selanjutnya dia menceritakan kisah yang ditulisnya, berdasarkan pengalaman.
"Ini adalah kisah anak SD ditawari mondok oleh orang tuanya. Ya iya iya aja. Dari brosur tertarik, karena melihat pondoknya bagus tidak kumuh. Eh esoknya berubah pikiran. Takut berpisah dari orang tua. Akhirnya dengan iming-iming jalan-jalan ke Malang anak tersebut ikut pergi dengan orang tua. Ternyata diajak ke Ar Rohmah, ikut tes, diterima. Akhirnya mendadak jadi santri dia, " tuturnya.
Tentang kesulitan menulis sebuah cerpen dia menyebut enggan berbagi pada para peserta yang juga adik kelas dari kelas 7 dan 8.
" Saya gak mau membocorkan biar kalian rasakan sendiri," celotehnya disambut tepuk tangan meriah seluruh siswa santri Ar Rohmah.
Hadir sebagai tamu spesial, Anis Hidayatie Pimpian perusahaan Jatim Satu News (JSN). Sebagai penulis novel pula dirinya datang dengan peran dalam kegiatan tersebut memang menjadi pendamping. Hingga terbitlah buku karya antologi cerpen siswa per kelas dengan editor guru Bahasa Indonesia setempat.
Tentang membuat cerpen ia menyangkal bahwa menulis cerpen itu susah. Bersikukuh menyebut bahwa menulis itu mudah. Yang susah itu yang tidak memulai.
"Menulis itu mudah, yang bilang susah adalah racun. Racun menakutkan untuk tidak melakukan. Lakukan kegiatan menulis, mulai tulis. Lakukan, maka karya akan dihasilkan. Mudah, yang susah itu yang tidak mau memulai. Tulis saja yang anda lihat dan anda rasakan. Misal kisah dalam buku ini dengan salah satu cerpen Podcast Horor. Ada kisah ketakutan dirasakan setiap yang nyantri," ujar Anis Hidayatie seraya membawa satu buku karya siswa.
Selanjutnya dia juga memaparkan bahwa menulis yang mudah itu seperti kita sedang bercerita kepada kawan sendiri.
"Tulis kasar yang penting sampai ending dulu, atau diselesaikan dulu. Baru nanti kalau selesai baca ulang rapikan," kata Anis Hidayatie memaparkan.
Dalam kegiatan tersebut semua penulis yang terlibat tampil. Diawali dengan Host acara ustadz Rosidi yang membawakan dengan bahasa inggris siswa santri yang penulis juga mengagumkan dengan penampilan prakata menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa tutur. Fasih dan lancar, terlihat bahwa bahasa inggris telah menjadi kebiasaan.
Anis pun merespon, dia juga menggunakan Bahasa inggris ketika menjelaskan diselingi bahasa arab yang selanjutnya langsung dia diterjemahkan sendiri dalam bahasa Indonesia.
6 judul buku berhasil dibedah, antara lain Prestasi Pertama, Menggapai Ridho Ilahi, Bukan Akhir, Jejak Kesuksesan Ayah, Prestasi Pertama, dan Awal yang Tak Terlupakan.
Berlangsung membahagian bagi para siswa dengan sebuah dorongan untuk terus menulis meski sudah lulus, acara berlangsung hingga pukul 14.30. Diakhiri doa dengan persiapan sholat asar di masjid sekolah.
