.png)
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Pelaksanaan pengajian umum dalam rangka Haflah Akhirussanah Madrasah Diniyah (Madin) Miftahul Ulum dan Taman Pendidikan Quran (TPQ) ar-Rahman Kedungbako, Kecamatan Rejoso, Pasuruan berlangsung meriah pada Sabtu malam (21/3/2023). Sebelumnya, kirab santri dan atraksi drumband dilangsungkan pada sore hari.
Menyongsong puncak acara haflah, diadakan lomba-lomba pada Kamis dan Jum'at (16-17/03/3023). Di antaranya terompah bertiga, nyuwun Tempeh, Karo bola punggung, lari bendera rukun Islam, Lomba adzan, puisi, pidato, doa-doa, praktek sholat, dan hafalan nadoman beregu.
Pada perayaan kali ini, terdapat 7 santri Madin Miftahul Ulum Kedungbako yang diwisuda. Kepala Desa Kedungbako, beserta perangkat, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta para tamu undangan lainnya nampak hadir dalam kegiatan tersebut.
Sedang untuk kriteria minimal wisudawan/wisudawati TPQ Ar -Rahman adalah santri harus sudah pandai bacaan-bacaan ghorib dan telah hafal surat-surat panjang pilihan.
Usai prosesi wisuda, acara berikutnya adalah pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh ustadz H. Sinandar dari Segoropuro. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.
Dalam sambutannya kepala Madin Miftahul Ulum Kedungbako, Samsul Arifin, S.Ag., M.Pd.I mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi. Acara pengajian umum dalam rangka Haflah Akhirussanah Madin dan TPQ ar-Rahman Kedungbako akhirnya dapat terlaksana dengan baik.
“Kepada seluruh panitia, warga Kedungbako, dan semua pihak yang turut serta mensukseskan kegiatan ini kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga apa yang telah kita laksanakan ini menjadi amal ibadah, sehingga membawa manfaat di dunia dan di akhirat,” ujarnya.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Desa Kedungbako, Kamil, SE. Pihaknya mengapresiasi terlaksanakan kegiatan ini. Kades Kamil juga berpesan kepada para santri yang malam itu diwisuda, agar senantiasa memegang teguh ikrar santri yang telah diucapkan.
Kehadiran K.H. Nu'man bin K.H. Abdul Majid menjadi magnet tersendiri. Pesan yang melekat di hati para hadirin adalah seyogyanya anak dijauhkan dari tempat yang menularkan kejelekan. Sedang Ibu Nyai Imamah dadi Bangil Memberikan 2 poin dalam tausiah. Yaitu, pentingnya menghormati dan senang memberikan hadiah kepada gurunya anak, serta menjalankan ibadah dan memakmurkan bulan suci Ramadhan.(edelweis)
