MALANG | JATIMSATUNEWS.COM — Sejarah Kota Malang dimulai pada tahun 1767, ketika Belanda pertama kali menduduki daerah ini. Malang ditetapkan sebagai daerah yang langsung diperintah oleh Belanda, ditandai dengan pendirian benteng pertama di sebelah kiri Sungai Brantas, yang kini menjadi lokasi RSUD dr. Syaiful Anwar.
Pada tahun 1812, Malang mulai dipersiapkan sebagai daerah penghasil kopi. Di bawah kekuasaan Perancis (1811-1816), daerah jajahan Belanda diserahkan kepada pemerintah Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Di Malang, dibuka kebun kopi pertama di Dinoyo, Batu, dan Ngantang.
Pajak kopi menjadi sumber pendapatan utama, dan untuk mengawasi produksi kopi, dibentuk posisi khusus yang disebut "koffie Sergeant," yang kemudian berkembang menjadi Resident. Pada 9 Januari 1819, Malang menjadi bagian dari Karesidenan Pasuruan, dan pada tahun 1830, jalan dari Malang ke Surabaya mulai dibangun untuk mendukung pengangkutan komoditas.
Dengan dilakukannya UU Agraria dan UU Gula pada tahun 1870, Malang mengalami transformasi besar dengan munculnya perusahaan-perusahaan perkebunan, bank, hotel, dan infrastruktur yang membuatnya menjadi kota terbesar kedua di Jawa Timur.
Pada tahun 1903, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan UU Desentralisasi, yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk mendirikan pemerintahan sendiri. Kotamadya Malang resmi dibentuk pada 1 April 1914, yang diperingati sebagai ulang tahun kota hingga saat ini. Walikota pertama yang dilantik adalah H.I. Bussemaker pada tahun 1919.
Pembangunan kota Malang dimulai dengan beberapa rencana perluasan, antara lain Bouwplan I pada tahun 1916, yang membangun perumahan untuk orang Eropa, dan Bouwplan II yang membangun pusat pemerintahan baru. Sejak saat itu, berbagai rencana pembangunan dilaksanakan, termasuk pembangunan jalan, pasar, dan fasilitas olahraga.
Pembangunan terus berlanjut hingga masa pendudukan Jepang pada tahun 1942. Setelah Indonesia merdeka, pembangunan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia hingga kini.
Berikut adalah urutan Walikota Malang dari masa kolonial hingga sekarang:
- H.I. Bussemaker (1919–1929)
- Ir. Voorneman (1929–1933)
- Ir. Lakemar (1933–1936)
- J.H. Boerstra (1936–1942)
- RAA. Sam (caretaker, 1942–1945)
- M. Sardjono Wiryohardjono (1945–1958)
- Koesno Soeroatmodjo (1958–1966)
- Kol. M. Ng Soedarto (caretaker, 1966–1968)
- Kol. R. Indra Soedarmadji (1968–1973)
- Kol. Soegiyono (1973–1983)
- Drs. Soeprapto (pelaksana harian, 1983)
- Dr. H. Tom Uripan Nitihardjo (1983–1988)
- H. M. Soesamto (1988–1998)
- Kolonel Infanteri H. Suyitno (1998–2003)
- Drs. Peni Suparto, M.AP (2003–2013)
- H. Moch. Anton (2013–2018)
- Drs. H. Sutiaji (2018–2023)
- Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM (penjabat, 2023–Agustus 2024)
- Iwan Kurniawan ST, MM (penjabat, Agustus 2024–Februari 2025)
- Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM (2025-sekarang)
Dengan peringatan HUT ke-111, Kota Malang diharapkan terus maju dan mengukir prestasi.