Untuk dapat meniru kualitas hidup Masyarakat urban ala Singapura, Kota Malang perlu mempertegas Green City dan Sustainability, melalui program perluasan ruang terbuka hijau, pemanfaatan energi surya, dan manajemen sampah
Oleh: M. Fauzan Zenrif
ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Singapura merupakan salah satu negara dengan tingkat pendapatan per kapita tertinggi di dunia. Pada tahun 2024, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita nominalnya diperkirakan mencapai sekitar US$90.689, sementara berdasarkan paritas daya beli (PPP), angkanya melonjak hingga US$148.186. Hal ini menunjukkan kekuatan ekonomi Singapura yang tidak hanya bertumpu pada sektor perdagangan dan keuangan, tetapi juga didukung oleh ekosistem digital, teknologi tinggi, dan tata kelola kota yang efisien. Dengan standar hidup yang tinggi, infrastruktur kelas dunia, dan tingkat pendidikan yang mumpuni, Singapura berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat ekonomi global meskipun memiliki luas wilayah yang terbatas.
Singapura memiliki luas wilayah sekitar 728,6 km² per tahun 2024. Negara-kota ini dikenal dengan efisiensi tata ruangnya, meskipun memiliki keterbatasan lahan. Melalui reklamasi, perencanaan tata kota yang terintegrasi, dan pembangunan vertikal, Singapura berhasil mengoptimalkan ruang untuk perumahan, industri, ruang hijau, dan infrastruktur kelas dunia.
Sementara itu, Kota Malang memiliki luas wilayah sekitar 145,28 km², atau hanya sekitar 20% dari luas Singapura. Meskipun lebih kecil dari segi ekonomi, Malang masih memiliki kelebihan dalam hal topografi, iklim sejuk, dan akses ke kawasan penyangga seperti Kabupaten Malang dan Kota Batu, yang secara regional memberi keuntungan spasial dan potensi ekspansi yang tidak dimiliki Singapura.
Singapura mampu menjadi salah satu pusat ekonomi dunia karena efisiensi ruang, transportasi publik yang maju, serta pemanfaatan teknologi dan riset dalam perencanaan kotanya. Ini menjadi pembelajaran penting bagi Kota Malang: bahwa keterbatasan luas tidak harus menjadi penghambat jika mampu dikelola dengan perencanaan strategis, integrasi sektor pendidikan, teknologi, dan pembangunan berkelanjutan. Jika Malang bisa membangun ekosistem perkotaan yang terintegrasi secara digital, berkelanjutan secara lingkungan, dan inklusif secara sosial—maka visinya sebagai "Singapore van Java" bukanlah mimpi, melainkan peluang nyata.
Di sisi lain, Kota Malang—meskipun belum setara secara ekonomi—menyimpan potensi besar untuk tumbuh menjadi pusat urban yang maju di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, PDRB per kapita Kota Malang berada di kisaran Rp50–60 juta per tahun, atau sekitar US$3.000–4.000, jauh di bawah angka Singapura. Namun, Malang memiliki keunggulan pada sektor pendidikan, iklim yang mendukung, potensi wisata, dan pertumbuhan ekonomi kreatif yang cukup pesat. Dengan lebih dari 60 perguruan tinggi yang aktif, Malang memiliki kapasitas besar dalam mencetak sumber daya manusia unggul yang dapat mendorong inovasi dan transformasi ekonomi.
Jika Kota Malang mampu memperkuat konektivitas antar sektor, mendorong digitalisasi layanan publik dan ekonomi, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha—maka bukan hal yang mustahil untuk mewujudkan cita-cita menjadi “Singapore van Java” dalam konteks Indonesia, yakni sebuah kota modern, sejahtera, dan inklusif berbasis inovasi, pendidikan, dan budaya.
Untuk mewujudkan Kota Malang sebagai Singapore van Java melalui Tri Dharma, marilah kita melihat pada peta kelebihan perekonomian Singapura terlebih dahulu. Sebagai sebuah negara kecil yang terletak di jalur pelayaran internasional (Selat Malaka), Singapura memiliki letak strategis untuk menjadi pusat logistik dan perdagangan global. Ditambah dengan infrastruktur modern, seperti Pelabuhan kelas dunia (PSA), Bandara Changi, transportasi massal efisien, telah mendukung efisiensi ekonomi dan daya saing. Singapore juga memiliki regulasi jelas dan korupsi sangat rendah, telah mendukung stabilitas hukum dan kebijakan Pro-Bisnis, telah menjadi salah satu penarik investor asing dan perusahaan multinasional untuk menginap berlama-lama di Singapura.
SDM Singapura yang berkualitas tinggi, sebagai dampak dari Pendidikan yang fokus pada pendidikan STEM, sistem pendidikan world-class, telah mendukung pada produktivitas tinggi dan inovasi terus berkembang. Seperti ekonomi berbasis jasa dan teknologi, telah melahirkan sistem finansial, teknologi, bioteknologi, dan pariwisata medis yang mendiversifikasi ekonomi dan nilai tambah tinggi bagi Singapura. SDM berkualitas tinggi juga mendukung terhadap kota hijau dan pintar (smart city), dam ramah lingkungan, mendukung terhadap kualitas hidup tinggi sehingga dapat menarik talenta global untuk hadir dan tinggal di Singapura. Apalagi, Singapura memiliki zona ekonomu dan inovasi, seperti Science Park, Fusionopolis, dan startup ecosystem, turut mendukung terhdap R & D dan entrepreneurship.
Ada beberapa pilar transformasi sebagai usulan pada Wali Kota Malang untuk dapat menjadikan Kota Malang menuju "Singapore van Java." Kota Malang perlu mempertegas eksistensinya sebagai Smart City dan Digitalisasi, misalnya melalui program aksi pengembangan sistem layanan publik digital, CCTV pintar, dan dashboard kota, untuk dapat mendukung tata kelola transparan dan pelayanan publik cepat.
Untuk dapat menciptakan SDM penduduk asli Kota Malang yang unggul dan ekosistem inovasi, Kota Malang perlu memperkuat “Pusat Edukasi dan Inovasi” dengan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, misalnya kolaborasi dengan kampus UB, UM, UIN Maliki Malang, Unisma, UMM, Polinema, dihubungkan dengan industri digital dan startup yang sudah dimiliki. Untuk kepentingan masa depan, bisa meminta kepada semua perguruan tinggi untuk memberikan beasiswa bagi penduduk asli Kota Malang satu kursi pada setiap prodi. Sedangkan dalam jangka waktu pendek dapat dilakukan melalui Pendidikan dan pelatihan bersertifikasi sesuai dengan kebutuhan. Dari sini, Kota Malang akan memiliki pilar transformasi Zona Ekonomi Kreatif dan Wisata untuk Pengembangan Malang Creative Hub, wisata berbasis budaya dan teknologi, sehingga dapat menjadikan Kota Malang sebagai Kota dengan destinasi wisata kreatif dan ekonomi baru. Dengan demikian, Kota Malang akan memliki pilar transformasi kemudahan investasi melalui Sistem OSS lokal dan promosi digital kawasan industri Malang Raya, sehingga dapat meningkatkan investasi dan tentu membuka lapangan kerja lebih luas.
Untuk dapat meniru kualitas hidup Masyarakat urban ala Singapura, Kota Malang perlu mempertegas Green City dan Sustainability, melalui program perluasan ruang terbuka hijau, pemanfaatan energi surya, dan manajemen sampah. Apabila hal ini didukung dengan infrastruktur dan konektivitas moda transportasi yang ramah lingkungan, melalui modernisasi terminal, jalur khusus sepeda dan sepeda motor, didukung dengan moda transportasi umum yang ramah lingkungan, maka akan dapat meningkatkan aksesibilitas dan menurunkan kemacetan. Dalam kaitannya dengan ini, pengaturan tempat parkir dan tukang parkir yang rama dan taat aturan, sangat penting untuk menjadi perhatian Wali Kota. Terakhir, Kota Malang perlu melakukan Branding dan Diplomasi Kota lebih massif dan intensif untuk menjadikan “Malang: Kota Inovatif dan Hijau” dengan city branding yang kuat secara internasional sehingga menjadi identitas kota yang kuat dan mendunia.
Dalam contoh implementasi yang riil, misalnya program Startup and Edu Tech Hub melalui Kawasan koridor digital berbasis kampus dan coworking space. Transportasi Massal Cerdas dengan Bus listrik, kartu pintar, integrasi transportasi dalam satu aplikasi. Penciptaan Kampung Tematik Berbasis Teknologi seperti memperluas dan memperkuat WiFi publik, aplikasi monitoring warga, smart RT/RW, dan Green Tourism melalui penguatan Ekowisata Urban Kebun Kota, Taman Vertikal, dan rute urban eco-walk.
Bagaimana dengan peran konrit dari perguruan tinggi di Kota Malang yang sangat krusial dalam mewujudkan visi “Malang sebagai Singapore van Java,” karena perguruan tinggi merupakan pusat penghasil inovasi, sumber daya manusia unggul, dan agen perubahan Masyarakat?
(Bersambung)