MALANG|JATIMSATUNEWS.COM -Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) berencana mengembalikan sistem penjurusan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ke dalam tiga rumpun utama: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa. Kebijakan ini diharapkan menjadi landasan akademik yang lebih terstruktur untuk mempersiapkan siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan.
Menanggapi wacana tersebut, SMA Negeri 4 Malang—salah satu sekolah favorit di Kota Malang—menyatakan kesiapan penuh. Kepala SMAN 4 Malang, Dr. Hari Wahjono, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa kembalinya sistem penjurusan bukanlah hal yang asing bagi sekolahnya.
“Kami siap mengikuti kebijakan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta arahan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ini bukan hal baru bagi kami karena sistem penjurusan pernah berlaku sebelumnya,” ujarnya saat wawancara dengan JatimSatuNews, Kamis 17/5/2025.
Dalam dua tahun terakhir, SMAN 4 Malang telah menerapkan sistem Kelas Profesi Impian berbasis Kurikulum Merdeka. Siswa diarahkan berdasarkan minat, bakat, dan cita-cita mereka, seperti kelas Medical and Science, Government and Military, hingga Social Humanities and Education. Sejak kelas X, siswa sudah dibimbing untuk menyusun rencana karier, dengan dukungan dari orang tua dan sekolah.
“Kalaupun penjurusan kembali ke format IPA, IPS, dan Bahasa, esensinya tidak jauh berbeda. Mata pelajaran tetap disesuaikan dengan kebutuhan profesi siswa. Misalnya, siswa yang ingin jadi dokter tetap akan mendapat materi IPA,” jelas Hari.
Sarana prasarana penunjang pembelajaran juga dipastikan tetap tersedia dan aktif digunakan. Laboratorium Biologi, Fisika, Kimia, ruang praktik bahasa, hingga perpustakaan digital semuanya telah mendukung pembelajaran tematik berbasis minat siswa.
Dari sisi tenaga pengajar, Hari optimistis tidak akan ada hambatan signifikan karena para guru tetap mengajar sesuai bidang keahliannya. Namun ia menilai perlunya pendekatan baru dalam menyikapi pola pikir masyarakat, terutama orang tua.
“Kadang orang tua punya ekspektasi tinggi terhadap jurusan tertentu, seperti IPA yang dianggap lebih bergengsi. Padahal, keberhasilan siswa tidak ditentukan oleh jurusan, melainkan keseriusan dan konsistensinya dalam belajar,” tegas KS Hari
Pihak sekolah SMAN 4 sendiri berencana melakukan sosialisasi setelah menerima surat edaran resmi dari kementerian dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi. “Kami akan mengajak bicara seluruh stakeholder sekolah, termasuk orang tua dan komite,” ujarnya.
Sementara itu dari sisi siswa, respons terhadap wacana ini cukup beragam. Evna Enofivaren, siswi kelas XI dari kelas Government and Military, mengaku netral terhadap perubahan ini, selama kurikulum tetap bisa mengakomodasi impiannya.
Evna menilai, kebebasan memilih jalur karier sejak awal menjadi keunggulan sistem saat ini, tetapi ia juga memahami bahwa sistem penjurusan bisa memberikan struktur akademik yang lebih tertata.
Dengan kesiapan dari sisi infrastruktur, SDM, hingga strategi pembelajaran Kepala SMAN 4 Malang Hari Wahjono menyatakan bahwa perubahan kebijakan bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk berinovasi demi masa depan pendidikan yang lebih baik. Ans