Semarak Festival Pendidikan Al-Qur’an Nasional (FPQN) ke-3 tahun 2025 menggema di Kabupaten Gresik
Pembukaan diawali dengan lantunan Tilawatil Qur’an oleh Mulkan, juara 2 MTQ Nasional, yang memukau hadirin dan menambah kekhidmatan acara. Mars Festival Pendidikan Al-Qur'an pun turut dikumandangkan, menggugah semangat seluruh peserta yang hadir.
Dalam sambutannya, K.H. Syafi’i Manan menyampaikan bahwa saat ini terdapat lebih dari 1.400 lembaga pendidikan Al-Qur'an di seluruh Gresik, dengan jumlah santri mencapai 112.000 dan guru lebih dari 9.000 orang. Ia menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru Al-Qur'an. "Mari kita dorong kebijakan yang berpihak kepada mereka. Dengan ngramut guru Al-Qur’an, insya Allah kehidupan masyarakat Gresik akan diberkahi," ujar beliau.
Festival ini bertujuan untuk
Mempererat silaturahmi antar-lembaga pendidikan Al-Qur’an dari berbagai latar belakang (NU, Muhammadiyah, LDII, dan lainnya),
Meningkatkan mutu, daya saing, dan profesionalisme santri, menjadi media evaluasi dan perbaikan kurikulum pendidikan Al-Qur’an,
Serta mencetak generasi unggul yang melek literasi Al-Qur’an.
Tahun ini, festival diikuti oleh 512 peserta dari 16 kecamatan, hasil seleksi sejak Januari di tingkat kecamatan.
Ketua FKPQ Jawa Timur, K.H. Abd Aziz, menambahkan bahwa FKPQ yang berdiri sejak tahun 2014 konsisten menaungi lembaga pendidikan Al-Qur’an tanpa campur tangan politik. Ia juga menyoroti perkembangan positif pendidikan Al-Qur’an di berbagai daerah, seperti uji kompetensi siswa di Mojokerto, program tahsin Qira’at di Nganjuk, serta inovasi kurikulum di Lamongan.
Sementara itu, Kepala Kankemenag Pardi, M.Pd.I., dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi kepada FKPQ dan seluruh panitia penyelenggara. "Saya hadir untuk memberikan dukungan penuh karena di dalam acara ini terdapat nilai-nilai luhur Al-Qur’an yang harus terus dijaga dan dirawat. Kalau Al-Qur’an tidak kita rawat, lalu siapa lagi?" tegasnya.
Ia juga mengungkapkan kebiasaannya membaca minimal satu juz Al-Qur’an sebelum memulai pekerjaan setiap hari.
Acara ditutup dengan doa penuh khidmat oleh KH. Nukman Nuha, berharap agar kegiatan ini membawa keberkahan, dan seluruh insan yang terlibat menjadi bagian dari keluarga Allah, Ahlullah wa Khashatuh.
Festival ini menjadi bukti nyata bahwa Gresik tak hanya dikenal sebagai kota industri, tapi juga sebagai pionir dalam pendidikan Al-Qur’an yang kuat, kolaboratif, dan penuh semangat kebersamaan.