MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Bersemangat memperingati Hari Kartini, Pemerintah Kota Malang bersama Malang Creative Center (MCC) menggelar acara "Apresiasi Komunitas dan Perempuan Inspiratif Kota Malang". Minggu (21/4) di main hall MCC.
Acara ini dihadiri oleh 4 tokoh pemimpin perempuan, termasuk Ketua DPRD Kota Malang Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita, Ketua Dekranasda Dra. Hanik Andriyani Wahyu Hidayat, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, serta Kepala Lapas Wanita Malang.
Mereka turut memberikan penghargaan kepada perempuan dan komunitas yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa bagi pembangunan dan pemberdayaan di Kota Malang.
Dalam wawancara, Ketua DPRD Kota Malang Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menekankan pentingnya menjadikan Hari Kartini sebagai momen refleksi diri.
"Hari ini adalah refleksi, apakah kita sudah sesuai dengan semangat perjuangan Kartini. Meski beda masa, paling tidak kita bisa meneladani semangatnya," ujar Amithnya.
Ia juga menyampaikan bahwa DPRD terus berupaya mewujudkan kesetaraan gender melalui fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran. Salah satu inisiatif penting yang tengah diawasi adalah Peraturan Daerah tentang Pengarusutamaan Gender yang saat ini tengah dievaluasi di tingkat provinsi.
Frishanty atau Icha pengelola MCC, menekankan bahwa sejak berdiri pada Desember 2022, MCC telah menjadi rumah bagi ribuan event dan program yang memberdayakan perempuan.
"Dalam tiga tahun, kami mencatat lebih dari 13.000 event. Banyak di antaranya fokus pada pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi kreatif seperti kriya, fesyen, kuliner, musik, hingga jurnalisme," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa peran perempuan dalam industri kreatif bukan sekadar pengisi ruang, tapi sebagai pencipta ide-ide cerdas dan inovatif yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Penghargaan khusus diberikan kepada 7 Perempuan Inspiratif Kota Malang: Andika Paramita, Danis, Endahning Noir Yunida Paramita, Lisa Oktarina, Qodarul Irma,dan Yonanda Galuh Puspitasari.
Salah satu penerima penghargaan, Lisa Oktarina, menyampaikan refleksinya mengenai makna kebaya sebagai simbol kekuatan perempuan.
"Kebaya membatasi langkah kita, tapi bukan berarti memperlambat. Justru dari situ kita belajar bahwa kekuatan perempuan tampak lembut, tapi dalamnya luar biasa," tuturnya.
Penghargaan lain juga diberikan pada 5 perempuan yang merupakan pimpinan komunitas atau sebuah lembaga inspiratif di kota Malang.
Salah satunya yakni Sofia Ambarwati, mengenakan kebaya hijau, merupakan salah satu penerima penghargaan atas dedikasinya memimpin yayasan kesehatan mental. Founder Pojok Curhat ini menyebut penghargaan yang diterima adalah bukti apresiasi terhadap konsistensi aksinya dalam mengkampanyekan mental health bagi warga kota Malang.
"Kita kolaborasi lintas instansi dalam menangani mental health terutama mencegah bunuh diri pada warga kota Malang selain masalah mental lain,"ujar Sofia yang menyebut bahwa Indonesia Sehat Jiwa dengan yayasannya Mahargijono Schutzenberger Indonesia merupakan 1 diantara 3 kota di dunia yang memiliki aksi serupa. 2 yang lain yakni News York dan Sydney.
Selain itu, 12 komunitas perempuan dan 21 komunitas inspiratif juga menerima penghargaan atas dedikasi mereka dalam memperkuat jejaring sosial, budaya, dan ekonomi kreatif di Kota Malang.
Ketua Dekranasda Kota Malang, Dra. Hanik Andriyani Wahyu Hidayat, mengajak seluruh perempuan untuk memaknai kesetaraan secara bijak.
"Menjadi Kartini masa kini artinya mampu memberi kontribusi sesuai kemampuan kita, tanpa melampaui fitrah sebagai makhluk sosial. Perempuan harus bisa berdiri di atas kakinya sendiri, tapi tetap saling menghargai dan mendukung peran laki-laki," pesannya.
Acara ini memperkuat sinergi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku ekonomi kreatif dalam membangun Kota Malang yang lebih inklusif dan berdaya. Ans