SETAHUN KHONG GUAN LEBARAN. Oleh: BAYHAQI KADMI . Penulis, Mubaligh dan Kolumnis
KOLOM | JATIMSATUNEWS.COM: Biskuit paling populer di meja Lebaran pastilah Khong Guan. Orang Indonesia menikmati kue kering berkaleng warna merah kuning bergambar ibu dan sepasang anak mencecap minuman dan biskuit ini, nongol sejak 1971. Setahun sesudah pabriknya beroperasi di Surabaya. Sejak itulah hingga kini, Khong Guan seolah wajib hadir di mulut warga republik ini setiap lebaran. Meskipun lepet, madu mongso, rengginang, keripik pisang, kacang atom, hingga nastar dan kastangel ada di sajian, Khong Guan terus berjaya.
Ada guyonan, bahwa tanda-tanda Ramadan yang nyata bukan hisab atau rukyat, sarana hitung dan teleskop rembulan. Akan tetapi cukup mengintip Indomaret dan Alfamaret, jika Khong Guan sudah bersusun tinggi, penanda Ramadan dan Lebaran di ambang mata. Ditandai juga iklan sirup Marjan di mana-mana.
Begitulah Khong Guan, favorit tak tergantikan. Meski pun kini kasta nya tak lagi menduduki kue mahal seperti era tahun 1980 an. Semua orang bisa beli Khong Guan . Harganya bisa dijangkau kalangan menengah hingga ke bawah.
Namun fenomena biskuit ini, sejak lima tahun terakhir menjadi tanda seret nya nilai silaturahmi.
Rengginang, keripik melinjo, bisa jadi cepat habis di toples. Para tamu menyukai. Jika tersisa tuan rumah, anak-anak juga nyemil ragam kue lebaran ini. Namun nasib Khong Guan ? Setidaknya hingga tiga bulan ke depan belum tuntas di kaleng kotaknya. Mulai Idhul Fitri hingga Idhul Adha hingga bulan-bulan berikutnya masih separo tersisa di kaleng.
Saya rasa ini keajaiban. Bukan semata perubahan selera. Karena cita rasa Khong Guan nyaris sama. Bahkan wafer nya jadi klagenan. Hanya saja kunjungan anjangsana Lebaran tak lagi semarak. Hingga Khong Guan menjadi bukti nya. Kalengnya menyimpan 2 susun, belum habis hingga hampir menyusul kadaluwarsa.
Ah, Khong Guan, engkaulah saksi bahwa umat ini tak lagi hobby silaturahmi waktu Lebaran. Bersaudara tak balas berkunjung. Bertetangga hanya salaman dua tiga rumah terdekat. Teman, sahabat dan kerabat, maafan cukup di Grup WA an, FB dan Istagram. Silaturahmi versi daring aja mulai keberatan. Biyuuh, biyuuuh, maka nya Khong Guan di setiap rumah gak bakal habis kalo begini. Bisanya habis kalo dimakan sendiri sama tuan rumah. Tiap tahun makin drastis turunnya unjung unjung Lebaran. Justru yang meningkat kunjungan ke tempat rekreasi dan Taman Safari. Mungkin di sana itu tempat leluhur dan saudara.
Alangkah indahnya kalau silaturami Lebaran setengah dipaksa. Misalnya Bupati, Gubernur dan Presiden memberi instruksi agar rakyat minimal 15 rumah mengunjungi tetangga tiap RT RW , dibuktikan dengan foto dan tanda tangan. Siapa yang terbanyak mendapat hadiah Umroh atau mobil BMW. Pasti Lebaran rame unjung-unjungnya.
Sepakat ? ...Selamat Idhul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin
Penulis, Mubaligh dan Kolumnis