Serambut Menua Sahur Kedua
Dua perempuan di rumahku
Peninggalan yang berpulang
Berpacu waktu
Mengikat pilu
Kemarin, saling menawarkan
Hidangan sahur kedua kini
Tanpa salah satu
Perempuan keriput itu telah tak mampu
Mak, biar kubayar saja fidyah ya
Emak jaga rumah saja
Peninggalan suami, anakmu
Untuk kita tetap saling menguatkan
Untuknya pahala ini juga
Rumah yang pernah dia tempati
Beraroma kasturi penghuni
Sebab ibadah dan puasanya
Keriput di wajahmu, Mak
Merupa serambut menua, bergelombang waktu
Setiap helai kisah berbisik pelan
Tentang cinta, tentang keteguhan
Di piringku, sahur kedua
Ada rindu yang tak pernah habis
Ada doa yang berulir pelan
Menggapai langit di pagi yang dingin
Biarlah fidyah jadi pengganti
Sebab takdir ini, makna yang terselubung
Kita tetap di sini, menjaga rumah
Menguatkan kasih yang tersisa, mengantarkan pahala pada-Nya
Anis Hidayatie AI
Ngroto 2 Maret 2025, 06.05