MALANG|JATIMSATUNEWS.COM – Yayasan TAAT Qurrota A’yun menggelar Kajian Ramadhan untuk meningkatkan iman dan takwa serta mempererat tali silaturahmi antarwarga masyarakat Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang pada Rabu (5/3/2025).
Acara yang bertema "Berpuasa Menjadi Insan Bertakwa, Disiplin, Jujur, dan Peduli" ini diikuti oleh seluruh kepala sekolah, guru, dan karyawan Qurrota A’yun. Kegiatan berlangsung mulai pukul 08.00 WIB hingga waktu berbuka puasa bersama.
Beberapa narasumber yang hadir dalam kajian ini di antaranya Ustadz Moch. Rois, Ustadz Rokhmad, KH. Athoillah Wijayanto, S.Ag., yang mengisi sesi kajian sore tentang puasa Ramadhan. Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bandulan, Kota Malang, serta pengurus LBM PCNU Kota Malang.
Acara ini bertempat di Gedung SMP Boarding School Qurrota A’yun, Kota Malang, dan dihadiri lebih dari 150 peserta. Turut hadir pula tokoh masyarakat, di antaranya Ketua RT dan RW, serta pengurus Yayasan TAAT Qurrota A’yun, antara lain Abah Imam Fahruddin, Abah Mas’ud, Ibu Sri Fatmawati, Ibu Siti Suwaibah, Ustadz H. Rokhmad, selaku pembina sekaligus anggota DPRD Kota Malang.
Dalam sambutannya, H. Rokhmad, S.Sos. menyampaikan tentang pentingnya menghadiri majelis ilmu, karena kunci untuk sukses dunia dan akhirat adalah ilmu, yakni ilmu dari Allah berupa Al-Qur'an.
Tuan rumah yang sekaligus merupakan anggota DPRD kota Malang periode kedua itu menyampaikan pentingnya untuk mencari cahaya ilmu di dunia ini untuk bekal mendapatkan cahaya di alam akhirat nanti.
Ia juga menyampaikan bahwa fasilitas umum, seperti tiang listrik penerangan di wilayah Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang—termasuk yang berada di jalur menuju pemakaman—tidak akan memberikan manfaat bagi orang yang meninggal dalam keadaan tidak beriman. Setiap manusia harus siap menghadapi pertanyaan malaikat di alam kubur
Rokhmad yang juga seorang mantan guru TK serta telah mendirikan TK dan SD sekaligus telah meluluskan enam kali itu, menyampaikan bahwa di alam kubur tidak ada pertanyaan dari malaikat tentang status NU atau Muhammadiyah, dari partai politik PDIP atau PKS atau PAN atau PKB atau Golkar, namun yang ada adalah pertanyaan tentang ketuhanan dan keimanan.
Sedangkan sambutan dan ceramah agama oleh KH. Athoillah Wijayanto adalah pembahasan kitab Wasailul wusul ila syamailirrusul karya shaikh alim allamah almuhaddits yusuf bin ismail annabhani, fasal kedua yang menjelaskan sifat puasanya nabi Muhammad SAW.
Pada halaman 8 disebutkan bahwa dari sahabat Ibnu Zubair radhiyallahu anhu, dia berkata : "adalah Rasulullah SAW apabila beliau berbuka puasa pada satu kaum, beliau berdoa: "Telah berbuka di sisi kalian orang-orang yang berpuasa dan semoga para malaikat beristighfar atau memohonkan ampunan untuk kalian."
وعن ابن الزبير قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا افطر عند قوم قال : افطر عندكم الصائمون، وصلت عليكم الملائكة.
Dari sahabat Ibnu Umar RA. adalah Rasulullah SAW apabila beliau berbuka puasa beliau berdoa: "Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan telah tetap pahala, Insyaallah."
وعن ابن عمر رضي الله عنه كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا افطر قال : ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الأجر إن شاء الله تعالى.
Di halaman 10 disebutkan bahwa Imam Bukhori telah meriwayatkan dari sayyidatina Aisyah RA bahwa amalan agama yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW adalah yang dilakukan secara terus menerus oleh pelakunya.
وروى البخارى:عن عائشة رضي الله عنها انه كان أحب الدين إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم مادام عليه صاحبه.
Dalam kesempatan akhir Beliau melantunkan do'a ;
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
(Allahummaqsim lanaa min khasy yatika maa yahuulu baynanaa wa bayna ma ‘aa shiik, wa min thoo ’atik maa tuballighunaa bihi jannataka, wa minal yaqiini maa tuhawwinu bihi ‘alaynaa mushiibaatiddunyaa, wamatti’ naa bi asmaa ‘inaa wa abshoorinaa waquwwatinaa maa ahyaytanaa, waj ’alhul waa ritsa minnaa, waj ‘al tsa ronaa ’alaa man dzolamanaa, wanshurnaa ‘alaa man ’aadaanaa, walaa taj ‘al mushiibatanaa fii diininaa, wa laa taj ’aliddun yaa akbaro hamminaa, wa laa mablagho ‘ilminaa, wa laa tusallith ’alaynaa man laa yar hamunaa)
Artinya:
“Ya Allah! Jadikanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu yang dengannya dapat menghalangi dan mencegah kami untuk berbuat berbagai maksiat kepada-Mu. Anugerahkanlah kepada kami ketaatan kepada-Mu yang dengannya dapat menyampaikan kami kepada surga-Mu. Berikan pula keyakinan yang dengannya terasa ringan bagi kami segala musibah yang menimpa kami. Berilah kenikmatan dan manfaat kepada kami dengan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami. Jadikanlah semua itu sebagai pewaris dari kami. Jadikan pula balasan kami kepada orang yang menzalimi kami dengan balasan yang sesuai untuknya (tidak melampaui batas). Tolonglah kami terhadap orang-orang yang memusuhi kami. Jangan Engkau jadikan musibah kami menimpa agama kami. Jangan pula Engkau jadikan dunia menjadi tujuan dan keinginan kami yang terbesar. Jangan sampai dunia menjadi puncak dari ilmu kami. Jangan jadikan orang yang tidak menyayangi kami dapat menguasai kami.”
Acara ini dipandu oleh MC sekaligus moderator, Ustadz Ahmad Saudi, S.S., dan dihadiri oleh seluruh guru serta karyawan Yayasan TAAT Qurrota A’yun, termasuk Bapak Taufik Karyadi, M.Pd., yang bertugas sebagai Bendahara Yayasan.
Sementara itu, Bapak Rokhmat tidak dapat mengikuti acara hingga selesai karena harus melaksanakan tugas negara
Demikian Makkinuddin mengabakan (MN).