MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Taman Rekreasi Sengkaling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menghadirkan inovasi terbaru dalam dunia hiburan dengan peluncuran wahana Zombie Fort Sengkaling pada Sabtu (29/3) pukul 16.00 WIB di area Sengkaling Kuliner UMM.
Wahana ini merupakan hasil kolaborasi antara UMM dengan Teka Teki World dan berbagai pihak lainnya, bertujuan untuk mengembangkan industri kreatif berbasis digital.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, Prof. Muhadjir Effendy selaku Ketua Badan Pembina Harian UMM sekaligus Penasihat Presiden bidang Haji, serta perwakilan Kabupaten Malang, Afi. Turut hadir CEO Teka Teki World, Ano (Suparno), yang menyoroti peran penting ekonomi kreatif dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam sambutannya, Ano mengungkapkan bahwa ekonomi kreatif telah disebutkan sebanyak 20 kali dalam Asta Cita pemerintah, menandakan keyakinan bahwa sektor ini akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi di masa depan.
“Industri ini memiliki entry barrier yang tinggi dan market yang oligopolistik, sehingga kita harus menciptakan rantai distribusi sendiri. Wahana ini adalah salah satu langkah untuk membuka ekosistem distribusi, sekaligus menampilkan talenta lokal Malang ke tingkat nasional dan internasional,” ujar Ano.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Zombie Fort Sengkaling adalah wahana berbasis Intellectual Property (IP), di mana setiap tiga bulan tema akan berubah, memungkinkan inovasi berkelanjutan dan distribusi konten kreatif dalam bentuk game, animasi, dan produk lainnya.
Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, menekankan pentingnya integrasi antara alam dan teknologi dalam ekosistem wisata pendidikan.
“Kami ingin menciptakan pusat pengembangan kerja kreatif berbasis digital di Taman Rekreasi Sengkaling. Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya menciptakan tempat hiburan, tetapi juga membangun minat masyarakat dalam perkembangan teknologi dan industri kreatif,” ungkapnya.
Prof. Muhadjir Effendy menambahkan bahwa sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah sangat penting untuk mendukung ekonomi kreatif.
“Indonesia memiliki potensi budaya yang luar biasa yang bisa dikembangkan menjadi produk industri kreatif. Dengan inovasi seperti ini, kita bisa masuk ke pasar internasional dan memperkuat daya saing ekonomi kreatif nasional,” jelasnya.
Zombie Fort Sengkaling menghadirkan pengalaman immersive role-play game yang menggabungkan elemen escape room, interactive mapping, dan VR (Virtual Reality). Wahana ini mengisahkan invasi zombie dari lapisan ozon dengan karakter utama Aurora, seorang ilmuwan yang berusaha menyelamatkan dunia.
Pemain akan diberikan berbagai tantangan dan teka-teki yang harus dipecahkan dalam durasi 45 menit dengan kelompok 2-6 orang.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati pengalaman lebih, tersedia juga permainan VR dengan harga tiket Rp 20.000, sementara untuk wahana utama Rp 60.000 per orang.
Wahana ini terbuka untuk usia 10 tahun ke atas, dengan pendampingan khusus untuk anak-anak di bawah usia tersebut.
Dari Malang ke Pasar Internasional
Perwakilan Teka Teki World, Denny Prasetyo dan Agus Setiawan, menjelaskan bahwa Zombie Fort Sengkaling hanya akan tersedia hingga 30 Juni 2025, sebelum dipindahkan ke lokasi lain, termasuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Mereka juga menyampaikan bahwa proyek ini adalah bagian dari strategi ekspansi global, dengan berbagai IP lain yang tengah dikembangkan untuk pasar internasional.
Dengan berbagai penghargaan yang telah diraih oleh studio Teka Teki World, seperti proyek animasi untuk Netflix dan Hot Wheels, serta kolaborasi dengan industri animasi Malaysia, kehadiran Zombie Fort Sengkaling menjadi langkah awal untuk memperkenalkan karya kreatif Indonesia ke kancah dunia.
Peluncuran ini menjadi sejarah penting bagi UMM dan komunitas kreatif Malang untuk terus berkembang, membangun ekosistem industri kreatif yang kuat, serta menciptakan peluang bagi talenta lokal untuk bersaing di tingkat global. Ans