Diskominfo Jatim menggelar Talkshow bersama konten kreator di Kota Malang, membahas pentingnya pemahaman algoritma media sosial untuk menciptakan konten positif.
KOTA MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur menggelar Talkshow bersama konten kreator Kota Malang di Ruang Diskusi Bakorwil III, Jalan Ijen No 2 Kota Malang. Sabtu (15/3/2025).
Talkshow yang disertai Buka Bersama tersebut mengusung tema Cerdas Digital Menguasai Algoritma Media Sosial untuk Meningkatkan Konten Positif di Ruang Digital dibuka oleh Kepala Diskominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin.
Dalam gelaran tersebut Sherlita menyampaikan bahwa konten kreator atau influencer adalah kekuatan ekonomi baru Indonesia.
"Di Indonesia, sebanyak 79 persen masyarakatnya sudah melakukan penetrasi internet. Artinya bahwa internet itu sudah bukan sesuatu yang langka namun merupakan sebuah kebutuhan bagi kita semua," tutur Sherlita.
Baginya, internet ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, internet menghadirkan banyak kemudahan namun di sisi lain juga menyajikan risiko-risiko.
"Meskipun begitu, keberadaan internet memberikan salah satu keuntungan yang diperoleh. Hadirnya konten kreator yang juga bisa disebut pewarta warga bisa menjadi agent , sehingga pesan-pesan dapat disampaikan. Apakah pesan kuliner atau lainnya. Influencer ini memasuki ruang baru digital," ucap Sharlita.
Hal senada disampaikan Dias Satria selaku Kepala Bidang Inovasi dan Transfer Teknologi Universitas Brawijaya. Menurutnya konten kreator itu menjadi sangat penting karena memiliki nilai tambah.
"Jika kita bicara ekonomi kreatif. Harus kreatif dan ekonominya itu harus memiliki nilai tambah. Selain itu, konten kreator juga harus memiliki inovasi dan pengetahuan dalam mempromosikan suatu produk. Bagaimana seorang konten kreator itu juga sudah mulai memikirkan literasi keuangan karena itu adalah hal sangat penting. Tidak boleh terlibat pinjol ataupun judol. Itu adalah hal penting yang harus dijaga sebagai seorang konten kreator," beber Dias.
Wakil Ketua Komite Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur itu mengatakan konten kreator memiliki peran dalam pembangunan. Untuk itu harus mampu mendorong narasi positif dan dampak sosial.
"Selain itu, harus dapat memberdayakan masyarakat melalui literasi digital, bisa menciptakan konten menarik yang mendidik dan menginspirasi serta dapat mendorong kolaborasi antara industri, akademisi dan pemerintah," beber Dias.
Begitu, strategisnya peran seorang konten kreator, maka Ia menegaskan seorang konten kreator tidak boleh melakukan pemerasan, penipuan, pencemaran nama baik, robot trading, pelanggaran terhadap Undang-undang Hak Cipta ataupun masalah hukum lainnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Dosen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Brawijaya menyebut bahwa kolaborasi adalah kunci.
"Sinergi antara konten kreator, akademisi, industri dan pemerintah akan menghasilkan solusi yang lebih inovatif. Utamanya dalam pengembangan ekonomi kreatif dan sektor digital," ucap Dias.
Dirinya mengimbau konten kreator dapat fokus pada isu yang relevan, selaras dan berdampak dengan isu-isu strategis seperti pariwisata desa, pertanian digital, ekonomi sirkular dan UMKM yang berfungsi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis global.
Lebih lanjut, Dias menekankan bahwa literasi digital harus menjadi gerakan bersama. "Bukan sekedar kampanye sesaat, namun harus menjadi gerakan yang berkelanjutan untuk membangun ekosistem digital yang sehat dan bertanggungjawab," tukasnya.
Di tempat yang sama Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur, Dedi Irwansa memberikan apresiasinya akan terselenggara diskusi ini.
Baginya tema yang diusung sangat tepat dalam menghadapi era gelembung citra dan algoritma digital memfasilitasi kondisi tersebut.
"Algoritma bukankah hal yang baru, yang memiliki fungsi untuk memecahkan masalah. Kehadirannya dapat memberikan kemudahan dan fungsi penting dalam pembuatan program," jelasnya.
Untuk itu, Ia menyarankan agar algoritma ini dapat diimplementasikan dalam media sosial untuk menghasilkan konten positif di ruang digital.
"Generasi muda harus berpikir kritis dan mengisi ruang digital dengan konten positif. Maka, penguasaan algoritma media sosial perlu ditingkatkan. Dengan karakteristik pemikir yang kritis, kreatif, berpengalaman, berpikiran terbuka dan pro aktif," imbau Dedi.
Oleh karena itu, pemerintah memiliki peran dalam mendorong industri konten kreator sebagai penggerak ekonomi baru.
"Pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia mulai menyadari potensi besar industri digital dan mengambil berbagai langkah strategis untuk mendukung pertumbuhannya," pungkas Dedi.
Gelaran Talkshow berjalan gayeng. Apalagi ada sesi tanya jawab yang ditanggapi narasumber dengan jawaban yang bergizi tinggi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para konten kreator yang hadir untuk terus berkarya. (Har)