Pasang iklan disini

 

UIN Malang Berkembang Hingga Kancah Internasional, Profesor Agus Maimun Beberkan 5 Faktor Pendorongnya

Admin JSN
12 Februari 2025 | 22.18 WIB Last Updated 2025-02-13T03:38:13Z
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada MasyarakatProfesor Agus Maimun beberkan 5 faktor pendorong UIN Malang berkembang pesat./dok. JSN-ANS

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Malang, Prof. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd., membeberkan lima faktor pendorong perkembangan kampusnya.

Menurut Profesor Agus Maimun, ada lima faktor yang dilakukan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bahkan, hingga dikenal di kancah internasional.

"Pertama ada beberapa penelitian. Penelitian ini terdiri dari beberapa klaster, baik yang sifatnya nasional maupun kolaboratif internasional. Penelitian ini dalam rangka pengembangan keilmuan di UIN Malang," buka Profesor Agus Maimun saat dikunjungi JSN di kantornya.

"Kami mengharapkan dengan penelitian yang dilakukan para dosen mempunyai nilai manfaat yang seluas-luasnya, tidak hanya nasional tetapi juga internasional," sambungnya.

Dia menambahkan, cara agar penelitian para dosen dapat menjangkau secara internasional, mereka memasukkan penelitian para dosen ke jurnal-jurnal internasional. Ketika penelitian itu masuk ke jurnal internasional akan dibaca oleh masyarakat dunia.

"Kedua, ada pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat ini juga tidak hanya di Indonesia tetapi di beberapa negara. Misalnya, di Malaysia, Thailand, Kamboja, termasuk di Mesir," beber Agus.

"Inilah upaya-upaya UIN Malang ke dunia internasional. Ini sesuai dengan visi UIN Malang yakni Unggul Bereputasi Internasional, maka kami ingin membawa UIN menuju internasionalisasi dengan cara seperti pengmas internasional dan kolaborasi dengan para peneliti dari negara lain," tuturnya.

Ketiga, para dosen didorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah di luar negeri. Terutama, sebagai narasumber di seminar internasional di berbagai negara. Menurut Agus, ini bagian dari program akselerasi menuju internasionalisasi.

"Keempat, Alhamdulillah, hasil penelitian-penelitian kami memperoleh kesempatan untuk menunjukkan keilmuannya ke berbagai penyangga di luar negeri. Semua aktivitas, kami orientasikan untuk dikolaborasikan dengan dunia internasional," lanjutnya.

Guru Besar di Bidang Ilmu Pendidikan Islam ini menjelaskan tentang klaster penelitian yang pengembangannya ada petunjuk teknisnya dari Kementerian Agama pusat melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). "Maka kami tinggal mengisi apa yang sudah digariskan tersebut," ucapnya.

Walau sudah ada juknisnya, Agus mengatakan pada tingkat pelaksanaan ada kemungkinan untuk improvisasi dalam rangka meningkatkan bidang keilmuan. "Di sinilah orientasi kami dalam penelitian adalah memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa penelitian ini tidak hanya berhenti pada kesimpulan tetapi mampu memberi manfaat kepada masyarakat. Seperti kepada dunia usaha (menegah-bawah) dan dunia industri (menengah-atas).

"Jadi, mereka bisa memanfaatkan produk dari penelitian kami. Hingga hari ini sudah banyak hasil penelitian kami yang bisa diakses oleh dunia usaha dan dunia industri," bebernya.

Kelima, UIN Maliki Malang juga melakukan pendampingan kepada Balai Lapangan Kerja (BLK) di beberapa daerah. Termasuk BLK di Indonesia timur.

"Pada 2025 ini akan ada pendampingan untuk produk kerajinan kayu di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Insya Allah akan kami laksanakan dengan mengirim tenaga ahli dari sini untuk mendampingi mereka dalam rangka mewujudkan keinginan mereka untuk dapat menghasilkan produk kerajinan kayu. Kayu-kayu di Lembatan nantinya akan memiliki nilai manfaat, nilai seni, dan nilai jual," ungkapnya.

Jadi, selain ingin membawa UIN Malang ke panggung internasional, para civitas akademik UIN Malang juga ingin membumi di tanah air. Termasuk tidak hanya fokus untuk memberi dampak kepada masyarakat Jawa Timur dan Pulau Jawa, tetapi juga kepada masyarakat di berbagai belahan Indonesia.

Selain itu, seperti yang sudah diresmikan Menteri Agama RI, bahwa UIN Malang kini memiliki Pusat Studi Pengembangan Pesantren dan Kawasan (PSP2K) yang tujuannya adalah membantu pesantren-pesantren di belahan Indonesia.

Terutama dalam tiga hal. Yakni, manajemen (kelembagaan), kewirausahaan, dan digitalisasi (wisata).

"Ini menjadi fokus kami untuk membantu pesantren-pesantren di seluruh Indonesia yang memang membutuhkan bantuan," tutur Prof. Agus.

Dia mengungkapkan, tiga hal tersebut sudah dilakukan. Seperti sektor digitalisasi yang sudah dipraktikkan di salah satu pondok pesantren di Blitar.

"Bahkan, hasil dari penelitian dan pengabdian kami yang juga kami lakukan di Blitar tersebut sudah masuk dalam jurnal SCOPUS. Artinya, apa yang sudah kami lakukan harus bisa memberi manfaat kepada seluruh masyarakat termasuk masyarakat dunia melalui SCOPUS," ujarnya.

Dia menegaskan lagi bahwa klaster penelitian memang sudah ditentukan, seperti penelitian tentang pengembangan displin keilmuan, kolaborasi internasional.

Tetapi, lembaga pendidikan masih bisa berimprovisasi untuk mengembangkan klaster-klaster penelitian agar menyesuaikan kebutuhan masyarakat daerah di mana PTKIN itu berada.

Artinya, mereka bisa mengembangkan penelitiannya apabila ada masyarakat yang selama ini bekerja sama dengan UIN Malang membutuhkan.

"Misalnya tentang kerajinan kayu, tidak ada penyampaian secara eksplisit di dalam buku petunjuk teknis dari Kemenag yang membahas tentang itu. Namun, karena kami sudah melakukan studi lapangan dan memang itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Pulau Lembata NTT, maka kami ingin mengembangkan aspek tersebut melalui pengabdian masyarakat," turut Prof. Agus Maimun.

Dengan pendekatan tersebut, harapannya para ahli yang dibawa UIN Malang dapat menyumbangkan ilmu-ilmunya semaksimal mungkin kepada masyarakat terutama pada kerajinan kayu yang nanti berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakat. Artinya, UIN Malang membuka diri terhadap kebutuhan masyarakat, seperti yang ditegaskan Prof. Agus.

Prof. Agus didampingi dua mahasiswa UIN Malang yang baru saja menjalani KKM Internasional di Thailand, Zalvaul Mufidah dan Dawam Masrur./dok. JSN-ANS

Pada momen ini juga terdapat dua mahasiswa UIN Malang yang pernah Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Thailand. Yakni, Dawam Masrur dari Program Studi Hukum Keluarga Islam (Prodi HKI) dan Zalvaul Mufidah dari Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT).

Keduanya mengikuti KKM Internasional di Thailand. Program ini terlaksana melalui kerja sama antara UIN Malang dan Al Hidayah Waqaf Foundation for Education and Social Development, Songkhla, Thailand, dalam bentuk pengabdian masyarakat bertajuk 'International Community Engagement Program'. Kegiatan ini berlangsung dari 2 Januari hingga 3 Februari 2025. Artinya, keduanya baru saja menuntaskan program KKM di Negeri Gajah Putih tersebut. ***

Penulis: YAN

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • UIN Malang Berkembang Hingga Kancah Internasional, Profesor Agus Maimun Beberkan 5 Faktor Pendorongnya

Trending Now