SIDOARJO|JATIMSATUNEWS.COM - Tradisi Ruwah Desa adalah tradisi masyarakat Jawa untuk mendoakan keselamatan dan kesejahteraan desa. Tradisi ini juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tradisi yang biasa diadakan setiap bulan Ruwah (dalam penanggalan Jawa) ini, kali ini bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban, yakni Kamis Legi (malam Jumat) pada 13 Februari 2025, 1446 H.
Rangkaian acara dimulai sejak pukul 05.00 WIB dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an di Pendopo Makam Mbah Sapujagad atau Raden Aryo Kasman Singodiarjo, dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersama. Pada malam harinya, masyarakat dihibur dengan pagelaran wayang kulit di Pendopo Balai Desa Sidokepung, Kecamatan Buduran.
Pagelaran wayang kulit yang dimulai pukul 19.00 WIB hingga semalam suntuk yang dibawakan oleh Ki Dalang Johan Susilo mengangkat lakon 'Begawan Guru Sejati Adi Pertapan Sumur Jolotundo', sebuah kisah yang sarat dengan nilai kebijaksanaan dan spiritualitas.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat Choirul mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
"Alhamdulillah, di malam yang penuh berkah ini, kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal afiat untuk melaksanakan tradisi ruwah desa," ungkapnya.
Salah satu hal yang menarik dalam pagelaran wayang kulit adalah Kapolsek Buduran Kompol Subadri, S.Sos. ikut naik panggung dan bernyanyi/duet dengan sinden.
Tradisi Ruwah Desa ini tidak hanya menjadi ajang doa bersama, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga. Dengan diadakannya acara ini, masyarakat berharap keberkahan, keselamatan, dan kesejahteraan senantiasa menyertai Desa Sidokepung. Semangat menjaga tradisi ini diharapkan dapat terus berlanjut, sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.