KOTA MALANG - JATIMSATUNEWS.COM -
Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas keluarga serta mewujudkan kesetaraan gender. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) menggelar Pelatihan Puding Hampers bagi Kepala Keluarga Perempuan yang dilaksanakan selama dua hari yakni Senin hingga Selasa. (18-19/2/2025). Kegiatan diselenggarakan di Hotel Aliante, Jalan Aris Munandar No 41-45 Kota Malang.
![]() |
Anggota DPRD Kota Malang Lelly Thresiyawati saat memantau kegiatan pelatihan hampers puding. |
Dalam pelatihan tersebut, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Nurul Fitri menyampaikan jika pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan perempuan dapat mandiri secara ekonomi. "Pelatihan ini dilaksanakan untuk membekali peserta dengan keterampilan membuat hampers puding secara menarik sehingga dapat digunakan untuk dunia usaha sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga," ujar Nurul saat memberikan sambutan.
Selain itu, dikatakannya bahwa tujuan pelatihan untuk memberikan pengetahuan tentang teknik pembuatan dan dekorasi puding yang menarik sehingga memiliki nilai jual tinggi, mendorong kewirausahaan, kreativitas serta inovasi agar peserta memiliki usaha. "Kemudian, untuk peserta sasaran adalah kelompok perempuan kepala keluarga yang diprioritaskan, keluarga pra sejahtera yang masuk dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Dinsos-P3AP2KB" terangnya.
Pelatihan ini mendapatkan sambutan positif dari Kepala Dinsos-P3AP2KB, Donny Sandito. Menurutnya, pelatihan ini akan dievaluasi, sehingga dapat diketahui mana peserta yang sudah memiliki rintisan usaha. "Jika ada yang memiliki rintisan usaha, akan kami koordinasi dengan Diskoperindag untuk melakukan assessment lanjutan. Apakah mereka masuk UMKM kategori usaha mikro atau usaha kecil. Harapannya, akan dapat menjadi binaan dari Diskoperindag. Ini adalah bentuk kolaborasi. Jika mereka membutuhkan perizinan. Nanti akan kami gabungkan dengan Dinas Perizinan," jelas Donny.
Ditambahkannya, beberapa waktu lalu kami juga telah mengadakan pelatihan tentang perijinan dan P-IRT. "Kemudian untuk label halalnya bagaimana sehingga untuk meningkatkan kualitas UMKM yang menjadi binaan Bidang Pemberdayaan Perempuan," ujarnya.
Ke depan, Ia berharap pelatihan semacam ini dapat disampaikan masyarakat pada saat mengusulkan di Perencanaan Pembangunan baik itu melalui Pokir atau melalui Musrenbangkel. "Pelatihan-pelatihan itu tentunya memperhatikan peningkatan kualitas keluarga sehingga keluarga-keluarga yang ada di Kota Malang dapat lebih sejahtera dan lebih teredukasi apa yang harus mereka miliki untuk meningkatkan kualitas keluarga sehingga bukan hanya untuk fisik saja tapi juga untuk keluarga," beber Donny.
Hal senada disampaikan anggota DPRD, Lelly Thresiyawati. Dirinya juga memberikan apresiasi kepada Dinsos-P3AP2KB. Baginya, kegiatan ini sangat positif sekali. Khususnya bagi ibu-ibu yang sedang dalam keadaan tidak bekerja, ada yang membutuhkan untuk meningkatkan perekonomian. "Harapan kami, dengan adanya pelatihan ini dapat dimanfaatkan oleh Ibu-ibu. Apalagi, sebentar lagi Ramadan. Nanti kita bimbing, kita bina sampai mereka punya UMKM. Nanti kami kawal sampai mereka punya NIB (Nomor Induk Berusaha), punya sertifikat yang membuat mereka bisa berjualan," jelas Lelly.
Dikatakannya, pelatihan ini merupakan hasil dari aspirasi masyarakat yang dituangkan saat Reses atau Serap Aspirasi. "Kita kebanyakan perempuan untuk memberikan aspirasinya. Salah satunya dengan melakukan pelatihan. Tujuan untuk meningkatkan perekonomian di dalam rumah tangga karena ada suaminya yang kena PHK atau suaminya tidak bekerja. Jadi istri-istri ingin membantu perekonomian di lingkup terkecil dulu. Kami di Pokir Aspirasi, masyarakat tujuannya adalah untuk pelatihan.
"Pembinaan Perempuan karena saya dipilih dari masyarakat perempuan. Jadi saya ingin gender ini mempunyai potensi, kualitas dan punya mutu dalam berkarya. Tujuan yang pertama untuk menambah pendapatan, itu secara otomatis, untuk mengurangi stunting yang ada di wilayahnya masing-masing karena makanan ini merupakan bergizi. Dari hal terkecil dahulu kita mulai dan bisa untuk ditingkatkan. Tidak hanya start disini tapi ada binaan juga dengan cara seperti apa dan bagaimana kami yang akan berkolaborasi dengan Dinsos terkait dengan pelatihan-pelatihan," pungkasnya.
Dalam pelatihan tersebut, peserta sangat antusias untuk praktek membuat puding dengan instruktur Changgi Fully.
"Pertama kita kenalkan dulu bahan dan alat yang kita pakai. Setelah itu peserta diajak langsung praktek. Setelah itu kita ajari juga cara pengemasan hingga sampai di costumer itu seperti apa. Jadi, agar hasilnya maksimal. Peserta tidak hanya membuat tapi juga mengemas dan sekalian mendistribusikan ke konsumen," tutur Changgi.
Pelatihan pembuatan puding ini bukanlah puding biasa. "Pelatihan ini dibuat agar peserta dapat lebih kreatif. Jadi, puding itu tidak hanya puding saja tapi ada kreasinya. Yang pertama agar lebih kreatif, jika tidak dijual bisa menjadi menu baru di keluarga tersebut," tutup Changgi. (An)