Pasang iklan disini

 

Sebuah Pesan untuk Wali Murid: Percayakan Guru untuk Mendidik

Admin JSN
19 Februari 2025 | 13.19 WIB Last Updated 2025-02-19T06:19:17Z

Untuk wali Murid

ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Dulu, saat kita “nakal” atau tidak disiplin, guru biasa menghukum kita. Bahkan mungkin pernah "memukul" kita. Saat kita mengadu kepada orangtua, mereka lalu menasihati agar kita berubah. Hampir tidak ada orangtua yang menyalahkan guru karena mereka percaya, itu adalah bagian dari proses pendidikan yang harus kita jalani. Buahnya, kita menjadi mengerti sopan santun, memahami adab, menjadi lebih disiplin. Kita tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang hormat kepada guru dan orangtua.

Lalu saat kita menjadi orangtua di zaman sekarang. tak sedikit berita orangtua melaporkan guru karena telah mencubit atau menghukum anaknya di sekolah. Hingga menjadi sebuah fenomena, seperti dirilis di Kabar Sumatera, guru-guru terkesan membiarkan siswanya. Fungsi mereka tinggal mengajar saja; menyampaikan pelajaran, selesai. Bukan mendidik. Fungsi pendidikan sudah hilang karena tidak adanya kerjasama antara guru, orang tua dan masyarakat.

Jangan salahkan guru jika murid sekarang kurang mengerti ahlak dan hasil pendidikannya tidak seperti yang diharapkan orang tua.

Bukannya tidak mau mendidik muridnya lebih baik, mereka takut dilaporkan oleh walimurid seperti yang dialami teman-temannya. 

Sudah beberapa guru di Sumatera Selatan dilaporkan wali murid hingga harus berurusan dengan polisi.

Bapak Ibu jika anak kita sudah diserahkan ke lembaga pendidikan maka setelahnya percayakan penuh pada guru yang ada disana dalam mendidik mereka 

Jika sesekali anak kita kena jewer atau pukulan walau membekas Janganlah mudah melapor ke yang berwajib karena sesungguhnya setiap guru tidak akan pernah berniat melakukan itu. Kalaupun harus itu pasti dalam proses pendidikan 

Pada Guru Ada Ridho untuk Anak Kita, Keberkahan ilmu akan hilang Apabila Anak tidak memiliki adab pada gurunya.

Dan ternyata orang tua juga tidak memiliki adab pada guru anaknya juga sama-sama bisa menyebabkan anak-anak menjadi korban kehilangan Keberkahan ilmu dari guru-gurunya.

Kata ulama satu prasangka buruk saja kepada gurumu maka Allah haramkan seluruh Keberkahan yang ada pada gurumu padamu.

Semoga tulisan ini, bagi kita para orangtua atau walimurid, bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan guru. Kita bersinergi untuk menyiapkan sebuah generasi masa depan. Bukan hubungan atas dasar transaksi yang rentan lapor-melaporkan.

Kasus Guru Budi yang meninggal dunia dianiaya muridnya sendiri adalah puncak gunung es gagalnya pendidikan tanpa cubitan, masa di mana guru membiarkan apapun kesalahan muridnya, karena tidak mau dan takut dilaporkan oleh wali murid yg nggak tau hakikat mendidik. 

Bumi Pertiwi sedang berduka.

Penulis:

Soe Ikha Warminingsih, Sp.d. lahir di Malang 24 Juli 1979,saya adalah putri tunggal dari pasangan Suwarno dan suparmi. Ikha adalah nama panggilan saya,saya terlahir dari keluarga sederhana bapak seorang PNS. Pendidikannya mulai dari SDN 01 Jatikerto kemudian setelah lulus melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Kepanjen di tahun 1992. Setelah lulus dari SMP ditahun 1995, ia melanjutkan sekolah si SMAN Kepanjen dan lulus tahun 1998 dan selanjutnya melanjutkan ke IKIP Malang (Universitas Negeri Malang). Saat ini ia aktif mengajar di MTs Subulas Salam selain itu juga menjadi sekertaris di PAC Muslimat kecamatan Kromengan.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sebuah Pesan untuk Wali Murid: Percayakan Guru untuk Mendidik

Trending Now