SIDOARJO | JATIMSATUNEWS.COM
Rumah budaya Malik Ibrahim Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian dan pengembangan budaya melalui program literasi sejarah, program literasi publik dengan mengangkat tema "Chinese Wetlander tentang seribu tahun eksistensi masyarakat Tionghoa dalam zona Delta Brantas (Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan)"
Pada hari Sabtu (08/02/2025) launching program literasi tersebut dengan bertempat di pendopo Rumah Budaya Malik Ibrahim, Jl. Malik Ibrahim No. 39 Pucang Anom Sidoarjo Jawa Timur.
Pada acara tersebut selain pendiri sekaligus pengelola Rumah Budaya Malik Ibrahim, Satria Gama turut hadir pula Hengky Riyanto, ketua PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), Henri Nurcahyo (Budayawan), Pengelola Klenteng Sidoarjo Tjong Hok Kiong, Pengelola Klenteng Krian Teng Swie Bio dan Oky Sebastian Fave Hotel Sidoarjo.
Program Literasi "Chinese Werlander" dibuka secara resmi oleh Bpk. Hengky Riyanto mewakili PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), Cabang Sidoarjo.
Pada sambutannya disampaikan,"saya mewakili paguyuban sosial warga Tionghoa ucapkan terimakasih pada Rumah Budaya Malik Ibrahim, yang mengangkat sejarah cina di delta terutama Sidoarjo yang sebelumnya kita tidak tahu awal mula kedatangan cina disini akhirnya jadi tahu".
Launching diisi dengan pengantar cerita singkat sejarah eksistensi artefak-artefak beberapa Dinasti Kekaisaran Tiongkok dari abad ke XI - XVI di Zona Delta Brantas sebagai penanda penting kehadiran Masyarakat Tionghoa di wilayah Sidoarjo Kuno dan sekitarnya.
Seperti yang disampaikan oleh Satria Gamma pendiri Rumah Budaya Malik Ibrahim, "Ditemukan koin-koin Tiongkok yang terkubur sedalam 15 meter dibawah tanah Stasiun kota Sidoarjo yang berasal dari Dinasti Song (1119 - 1125M)."
Eksistensi benda - benda peninggalan Tiongkok tersebut menjadi salah satu bukti kongkret bahwa kehadiran bangsa Tiongkok di zona delta Brantas telah menapaki usia satu millenium dan bahkan kemungkinan lebih untuk melaksanakan banyak aktivitas terutama perdagangan internasional.
"Koin - koin Tiongkok Dinasti Song - Ming yang terkubur di 6 kecamatan di Sidoarjo membuktikan kehadiran bangsa Tiongkok di abad ke 11/12 di kabupaten ini." Jelasnya.
Program literasi publik ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi kabupaten Sidoarjo yang ke 166 yang hampir bersamaan waktunya dengan tahun baru Imlek 2025, selain itu juga sebagai bentuk apresiasi rasa terima kasih kepada etnis Tionghoa yang sedikit banyak memberikan kontribusi pada wilayah Delta Brantas.
Program literasi publik ini berlangsung dari 8 Februari hingga 30 Juni 2025.dengan menggunakan berbagai macam format kegiatan seperti presentasi dan diskusi berbagai macam tema yang terkait dengan budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa, pemutaran film, pameran seni rupa, tamasya pecinan di zona Delta Brantas, mural Pecinan serta workshop.
Semoga kegiatan ini dapat menjadi sebuah semangat untuk tetap membangun ruang kesetaraan, penghargaan dan persahabatan antar etnis yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan sekitarnya di dalam zona delta Brantas.
Dalam program literasi ini Rumah Budaya Malik Ibrahim juga berkolaborasi dengan lingkaran kolaborasi (Bangli, Pasuruan) dan kolektif Grobak Hysteria Semarang.(zeera)