MALANG | JATIMSATUNEWS.COM:Politeknik Negeri Malang (Polinema) kembali mengukuhkan komitmennya dalam memperluas jaringan pendidikan internasional melalui Polinema International Education & Partnership Forum 2025, Rabu 25/2/2025.
Acara bergengsi ini menjadi ajang pertemuan antara akademisi, institusi pendidikan, mahasiswa, serta mitra industri dari berbagai negara, bertujuan memperkuat sinergi dalam pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia.
Ketua panitia acara sekaligus Tim Kerjasama Internasional, Hilda Cahyani, menjelaskan bahwa forum ini menghadirkan berbagai agenda strategis, dimulai dengan opening ceremony yang diisi dengan sambutan dari tokoh-tokoh penting, seperti Direktur Belmawa, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Beijing, Direktur Polinema, serta perwakilan mitra luar negeri dan industri global.
Dalam pidato pembukaannya, Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo. ST., MT menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam membangun pendidikan vokasi yang berdaya saing global.
“Hari ini, kita tidak hanya merayakan Dies Natalis Polinema, tetapi juga menandai langkah besar dalam membangun konektivitas antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam pendidikan vokasi,” ujarnya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk Tiongkok, Yudil Khatim (Li Chi Yen), juga menekankan pentingnya connectivity dalam dunia pendidikan.
“Kita perlu membangun jembatan antara akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik,” ungkapnya.
Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk talk show yang menampilkan pembicara terkemuka seperti Prof. Indri Hapsari, yang membahas kesiapan Polinema dalam menyongsong era baru pendidikan vokasi global.
Selain itu, Direktur Surabaya Institute France-Indonesia memberikan wawasan mengenai strategi dan prospek kemitraan antara Prancis dan Indonesia di bidang pendidikan.
Salah satu agenda unggulan dalam forum ini adalah Country Performance Competition, di mana mahasiswa asing serta mahasiswa kelas internasional dari berbagai kampus di Malang, seperti Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Merdeka (Unmer), Universitas Widya Gama, dan Akademi Bisnis Malang (ABM). Menampilkan budaya negara masing-masing melalui pertunjukan seni dan busana tradisional.
Tak hanya itu, forum ini juga menggelar symposium yang menghadirkan Prof. Denis Chik dari Universitas Ciputra, yang membahas peluang global bagi mahasiswa Indonesia melalui kerja sama internasional di bidang pendidikan dan industri.
Dalam sesi networking, mitra-mitra internasional Polinema seperti DLCI, Banteres, dan ISI mempresentasikan program-program unggulan mereka.
Salah satu program yang menarik perhatian adalah beasiswa intensif dari pemerintah Taiwan, yang membuka peluang bagi sekitar 80 mahasiswa Polinema untuk melanjutkan studi ke luar negeri.
Selain itu, Polinema juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua institusi dari Tiongkok, serta memperkenalkan program Joint Degree dengan berbagai universitas mitra di Tiongkok dan Malaysia.
Program ini memungkinkan mahasiswa untuk menempuh pendidikan dengan skema 2+2 atau 3+1, yang mengombinasikan studi di Polinema dengan studi di universitas mitra internasional.
Dengan terselenggaranya Polinema International Education & Partnership Forum 2025, Polinema semakin memperkuat posisinya sebagai institusi vokasi terkemuka yang siap bersaing di kancah global. Forum ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi juga momentum penting dalam memperluas akses mahasiswa Indonesia ke pendidikan internasional dan peluang karier global.
“Kolaborasi ini akan terus berkembang, membuka lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk meraih pendidikan dan pengalaman terbaik di luar negeri,” tutup Hilda Cahyani.
Dengan berbagai inovasi dan kemitraan yang dibangun dalam forum ini, Polinema optimis dapat menjadi pelopor dalam mencetak lulusan vokasi yang kompetitif dan siap menghadapi tantangan global.