Pasang iklan disini

 

Ning Ririn Kenang Sang Ayah, KH Khoiron Syakur yang Berwatak bak Shiratal Mustaqim

Admin JSN
11 Februari 2025 | 15.00 WIB Last Updated 2025-02-11T08:15:27Z
Ning Ririn di tengah para santriwati Pesantren Putri KHA Wahid Hasyim Bangil, Pasuruan./Instagram @ririn_hurinain

PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM - Ning Ririn mengenang sang ayah, KH Khoiron Syakur yang menurutnya berwatak keras demi menegakkan kebenaran.

Menurut Hurin Ain, alias Ning Ririn, KH. Muhammad Khoiron Syakur memiliki karakter bak 'shiratal mustaqim' (jalan yang lurus).

"Beliau memang karakternya keras, tetapi di satu sisi hatinya juga lembut," ucap Ning Ririn saat mengenang sang mendiang KH. Khoiron Syakur.

"Salah satu contohnya, ketika ada salah seorang kyai besar yang dulunya belum punya nama. Lalu, oleh Abi (Khoiron Syakur) dikenalkan kepada banyak orang. Tetapi, ketika sudah terkenal dan punya nama, beliau berseberangan dengan Abi dan cenderung membenci Abi. Penyebabnya, karena Abi orang moderat sedangkan beliau tidak setuju dengan pandangan Abi," ungkap Ririn.

Walau demikian, menurut Ririn, tiap hari raya sang mendiang selalu mengajak anak-anaknya, Gus Wildan dan Ning Ririn untuk ke Jakarta guna bersilaturahmi dengan orang tersebut.

"Saya sempat protes ke Abi. 'Mesti rono, mesti rono, padahal wonge gak seneng karo Abi' (selalu ke sana, padahal orang tidak suka dengan Abi)," tutur Ririn yang mengenang momen tersebut.

"Saat itu saya masih SMP, jadi saya masih belum memahami makna dari sikap lembut hati Abi," imbuhnya.

"Kami sebetulnya berat hati, tetapi Abi tetap teguh dengan pendiriannya untuk menjalin silaturahmi. Padahal, kalau Abi ke sana juga tidak dipedulikan," lanjut Ririn.

Ning Ririn dan Gus Wildan bersama sang ibunda tercinta, Hj. Anisyah Syakur./Instagram @ririn_hurinain

Menurut Ririn, KH Khoiron Syakur selalu dengan rendah hati meminta kepada orang tersebut untuk mendoakan yang terbaik kepada anak-anaknya.

Artinya, lulusan Pesantren Krapyak ini masih menganggap orang tersebut adalah orang baik dan juga menanamkan kepada anak-anaknya tentang pentingnya menabur kebaikan kepada semua orang.

"Waktu itu kami belum memahami apa makna dari sikap Abi. Tetapi, kami baru merasakannya sekarang, merasakan hikmah dari sikap dan perkataan Abi hingga doa-doa Abi," ujar Ririn.

Dia pun mengaku sempat menyerah dalam menghadapi banyak rintangan yang menyangkut pergolakan batin selama mengasuh Pondok Pesantren KHA Wahid Hasyim Bangil, Pasuruan.

Menurutnya, mengabdi di bidang mulia ini sering menghadapi banyak masalah, seperti harus menghadapi komplain wali santri dan masalah lain.

"Dulu, saya sempat pamitan untuk keluar dari sini. Tetapi Abi marah karena untuk mengingatkan saya agar tidak hanya fokus bekerja dan memikirkan masalah-masalah yang ada, tetapi juga mengabdi kepada masyarakat," kenang Ririn.

"Besok yang kutinggal hanya watu gede (bangunan) ini. Kamu tidak punya apa-apa. Hanya watu gede ini! Jadi, jangan cuma memikirkan kerikil-kerikil (masalah) yang ada. Tidak usah memikirkan kerikil-kerikil itu. Abi sudah tua, sudah susah naik pesawat. Tapi yang kuurus itu umat. Meski tidak dipedulikan, tidak apa-apa," ujar Ririn menirukan pesan ayahnya.

Adik Gus Wildan ini menceritakan bahwa sang ayah pernah jatuh saat naik pesawat, inilah sebabnya, KH. Khoiron Syakur ingin tradisi silaturahmi yang ditanamkannya dapat dilanjutkan anak-anaknya.

"Kamu masih muda, perjuanganmu masih belum seberapa. Jadi, kamu harus kuat. Tapi kalau kamu mau keluar ya sudah, tidak usah kembali," lanjut pesan sang mendiang KH. Khoiron Syakur yang kala itu ingin menggugah semangat Ririn untuk berjuang.

Dia mengaku bahwa ayahnya memang keras, dan ini tidak hanya kepada anak-anaknya tetapi juga kepada para santri. Tetapi ketika sudah makin menua, menurut Ririn, karakter KH. Khoiron Syakur mulai lembut.

"Abi dulu itu tegas sekali. Pernah gebrak meja, dan kepada siapa pun Abi tidak takut untuk meneguhkan prinsipnya. Kepada Bupati pun kalau menurutnya tidak benar juga beliau berani mengatakan yang sejujurnya. Makanya, kadang ada orang yang tidak suka dengan karakter yang blak-blakan seperti itu. Yang menurut saya, beliau ini terlalu 'shiratal mustaqim'," ucap Ririn sembari tertawa bangga atas karakter ayahnya.

Ning Ririn kini meneladani keteguhan sang ayah, KH. Khoiron Syakur dalam mengasuh santri hingga menjalankan tradisi mulia sang mendiang./Instagram @ririn_hurinain

Petuah KH. Khoiron Syakur yang diingat ibu tiga anak ini adalah, 'kalau berjuang harus bersabar'.

Menurut alumnus Universitas Gajah Mada (UGM), perjuangan harus disertai kesabaran karena pasti banyak rintangan. "Kalau tidak sabar, maka tidak akan menjadi apa-apa," pesan KH. Khoiron Syakur yang dikenang Ririn. ***

Penulis: YAN

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ning Ririn Kenang Sang Ayah, KH Khoiron Syakur yang Berwatak bak Shiratal Mustaqim

Trending Now