![]() |
cr: news republika |
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM - Hukum...
kata yang berat untuk seorang pendidik. Dulu, Saya merasa hukum itu berlaku
untuk kriminalitas kekerasan dan koruptor, namun sekarang pendidik yang
mendidik peserta didik agar berkarakter positif dapat dikriminalisasi. Setiap
langkah terasa diintai, setiap kata-kata Saya harus berhati-hati dan menahan
diri. Apakah Saya dan pendidik lain benar-benar salah? Atau hanya korban dari sistem
yang terlalu rumit? Perasaan yang Saya alami ini perlahan menggerogoti semangat
mendidik generasi bangsa. Bagaimana Saya bisa mengajar dengan baik jika hati
diliputi kecemasan?
Saya
telah mengabdikan seluruh hidup untuk pendidikan. Saya mencurahkan segenap
cinta dan kasih sayang kepada anak-anak didik. Namun, kini Saya harus
berhadapan dengan hukum. Rasanya seperti sebuah pengkhianatan. Saya merasa
tidak dihargai, tidak dipercayai. Apakah ini balasan atas semua pengorbanan? Hukum
boleh mengancam, tapi tidak akan bisa mematahkan semangat saya. Saya akan terus
berjuang untuk mendidik anak bangsa. Saya percaya bahwa keadilan akan berpihak
pada mereka yang benar. Saya tidak akan menyerah, meskipun jalan yang harus ditempuh
penuh dengan rintangan.
Ancaman
hukum ini menjadi momentum bagi saya untuk berintropeksi diri, bahwa jaman telah
berubah, cara mendidik saya juga harus berubah, refleksi diperlukan. Apakah ada
kesalahan yang telah saya lakukan? Bagaimana saya bisa memperbaiki diri? Saya
akan terus belajar dan mengembangkan diri agar menjadi pendidik yang lebih
baik. Saya yakin, dengan dukungan dari semua pihak, saya akan mampu melewati
masa sulit ini.
Ada
kalanya, menjadi pendidik itu terasa seperti berjalan di atas tali. Di satu
sisi, saya mencoba memberi ilmu, mengarahkan, dan membimbing anak-anak dengan
sepenuh hati. Namun, di sisi lain, saya juga dihadapkan pada peraturan yang
kadang terasa membelenggu, seperti bayang-bayang yang mengancam. Saya sering
berpikir, apakah langkah yang saya ambil ini benar? Apakah setiap keputusan
yang saya buat untuk mendidik mereka akan berdampak buruk? Hukum yang katanya
melindungi kita, kadang justru terasa seperti jerat yang menghimpit. Adakah
tempat bagi kesalahan manusiawi, untuk pembelajaran, untuk pengertian yang
lebih dalam?
Dalam
banyak kesempatan, saya merasa terjebak di antara kewajiban untuk menegakkan
disiplin dan rasa kemanusiaan yang mengajarkan kasih sayang. Namun hukum dalam
ketegasannya, kadang tak memberi ruang untuk memahami konteks. Akan tetapi,
saya sadar... tugas saya bukan hanya mendidik mereka dengan ilmu, tetapi juga
dengan kebijaksanaan. Ketika ancaman hukum datang, saya harus tetap teguh pada
prinsip, meski kadang hati ini terasa rapuh. Karena di balik semuanya, ada masa
depan yang harus dijaga, bukan hanya dengan peraturan, tetapi juga dengan hati
yang tulus.
Saya
pasrahkan semuanya pada Allah. Hanya Allah yang tahu yang terbaik untuk saya. Saya
akan terus berdoa agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan
ini. Saya percaya, di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
-----