Pasang iklan disini

 

AIESEC UB Undang LKP Windyas Club Malang, Ganesha, dan Pemateri Batik Bu Ifah Pasuruan

Admin JSN
01 Februari 2025 | 20.14 WIB Last Updated 2025-02-01T16:27:07Z

AIESEC UB undang para pegiat batik Malang dan Pasuruan untuk mengajarkan tentang Batik Indonesia./dok. JSN-ANS

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Salah satu UKM Universitas Brawijaya, AIESEC mengundang tiga lembaga kursus dan pelatihan pada Sabtu, 1 Februari 2025, di Gedung Widyaloka.

Tiga LKP yang dimaksud yakni Windyas Club Malang, LKP Ganesha Malang, dan pemilik Batik Story yang terkenal dengan pewarna alami Bu Ifah Pasuruan.

Ketiganya sama-sama mengusung tema materi batik dengan definisi umum maupun khusus tentang kearifan lokal masing-masing daerah. Termasuk tentang proses kreatif para kreatornya masing-masing.

Cicik Winarni Herlambang dari Windyas menjadi salah satu pemateri yang menjelaskan tentang latar belakang batik secara umum maupun perjalanan kreatif dirinya dalam membuat batik.

Namun, sebelum masuk ke materinya, Cicik mengapresiasi AIESEC yang baru dia ketahui merupakan unit kegiatan mahasiswa yang turut memperhatikan (concern) terhadap kesenian dan kebudayaan, termasuk tentang batik.

"Awalnya saya belum tahu AIESEC itu organisasi apa, tapi setelah dijelaskan bahwa AIESEC ini suatu perkumpulan yang turut melestarikan budaya dan mencakup seluruh dunia, jadi saya pikir sesuai dengan semangat kita bersama," ujar Cicik Herlambang seperti yang diliput JSN di tempat.

Dia kemudian menyampaikan tentang sejarah Batik yang berasal dari dua kosakata bahasa Jawa, amba (menulis) dan titik (titik).

Pada proses tradisional seperti batik tulis, alat canting digunakan untuk menorehkan 'malam' panas pada kain dengan titik-titik yang membentuk motif.

Malam merupakan lilin untuk membatik yang pada dahulu kala berasal dari sarang lebah yang disebut orang Jawa sebagai 'malam'. Walau kini sudah tidak sepenuhnya menggunakan sarang lebah, lilin untuk membatik tetap disebut malam.

Batik juga ada sejak zaman kerajaan Majapahit, dan menurut Cicik sebetulnya berasal dari Jawa Timur tepatnya di Singosari.

Batik pun semula merupakan fesyen bagi orang keraton, yakni hanya dipakai oleh raja dan keluarganya. Namun, kini menjadi inklusif dan berkembang mengikuti zaman.

Cicik melanjutkan pembahasannya ke peran batik di era modern. Batik pada dewasa ini dapat bermanfaat untuk fesyen, dekorasi, dan seni.

Batik untuk fashion dapat menjadi salah satu upaya untuk melestarikan budaya Indonesia. Beberapa contoh batik untuk fashion diantaranya yakni dress batik, atasan cropped, hingga gaun dengan potongan asimetris.

Batik untuk dekorasi dapat digunakan untuk menghias rumah, seperti perlengkapan interior dan hiasan dinding.

Batik untuk seni lazimnya akan menjadi karya seni rupa, karena sebetulnya batik merupakan karya seni rupa terapan yang berupa kain yang dihias pola-pola tertentu.

"Batik sekarang perannya bisa untuk fashion. Tapi ada salah kaprahnya semisal ketika melihat tas ini (ada motif batik). Ini sebetulnya sudah turunan dari batik, yakni batik untuk seni; art, dan ini disebut batik printing. Kalau sudah bentuknya begini namanya tekstil motif batik. Jadi, kita harus mengetahui mana yang batik murni dan mana yang batik seni," jelas Cicik.

Berlanjut ke aspek berikutnya pada batik yaitu perannya. Peran Batik Indonesia adalah untuk ekspresi, identitas, edukasi, dan komunikasi.

Menurut Cicik, batik dapat digunakan untuk mengekspresikan sesuatu yang ingin disampaikan kreatornya. Peran ini pun berlaku hingga sekarang dan dapat menghasilkan kreasi-kreasi baru dari kreator batik masa kini.

Begitu pula dengan peran menunjukkan eksistensi identitas. Pada momen ini, Cicik menunjukkan aneka motif batik yang pernah dibuatnya dengan terinspirasi dari beragam identitas daerah di Jawa Timur, seperti dari Surabaya hingga Malang.

Batik juga dapat digunakan sebagai media edukasi, karena di dalam motif batik selalu terkandung makna-makna yang mendalam termasuk tentang ciri khas yang dimiliki masing-masing daerah.

Selain itu, batik juga dapat menjadi sarana komunikasi non-verbal yang menyampaikan pesan, makna, dan simbol budaya. Batik dapat digunakan untuk berkomunikasi dalam berbagai kesempatan, seperti upacara adat, kegiatan resmi, hingga acara internasional.

"Batik sejak zaman dulu masa Majapahit, Singosari, dan seterusnya telah digunakan untuk berkomunikasi. Bahkan, juga digunakan untuk menyiarkan agama Islam. Jadi, kalau kita ingin mengetahui mode-mode batik zaman dulu tidak perlu susah-susah. Tinggal cari candi dan melihat bagaimana motif-motif yang ada candi-candi tersebut. Seperti yang saya lakukan ketika mencari inspirasi batik dari Ken Dedes.

Kemudian, ada pemaknaan terhadap motif Batik Indonesia. Meski merupakan pegiat batik, Cicik mengaku juga hingga saat ini masih terus mempelajari tentang makna dari banyak batik di Indonesia.

"Saya walau sudah lama menjadi pemateri dan praktisi batik, tetap saja sampai sekarang juga masih terus belajar untuk memahami makna-makna yang terkandung di motif batik yang ada di negeri kita tercinta. Karena, bukunya tebal sekali maka perlu ketelitian untuk membaca dan memahaminya," ucap Cicik dengan rendah hati.

Meski demikian, dirinya menjelaskan empat motif batik yang terkenal.

Pertama, Motif Batik Kawung yang merupakan simbol Pohon Aren. Pada kebudayaan Jawa, motif kawung yang disusun geometris ini diartikan sebagai lambang terjadinya kehidupan manusia. Dapat dimaknai agar manusia tidak lupa dengan asal-usulnya.

Kedua, Motif Batik Parang yang merupakan simbol dongeng tentang Pangeran Jawa. Inilah salah satu motif batik paling tua dengan filosofi dan makna yang sangat dalam. Motif batik parang mengandung nilai sekaligus petuah agar manusia tidak mudah menyerah terhadap segala yang terjadi dalam kehidupan.

Ketiga, Motif Batik Sekar Jagad yang menjadi simbol Keberagaman. Sekar jagad salah satu motif batik yang berasal dari Solo dan Yogyakarta. Sekar jagad diambil dari kata 'kar' yang dalam Bahasa Belanda berarti peta dan 'jagad' dalam Bahasa Jawa yang berarti dunia, sehingga bermakna peta dunia.

Keempat, Motif Batik Truntum yang mengusung simbol Kasih Sayang. Motif batik ini sering digunakan dalam pernikahan adat Jawa. Namanya adalah batik truntum. Truntum diambil dari Bahasa Jawa 'taruntum' yang berarti tumbuh kembali atau bersemi kembali.

Cicik kemudian menggarisbawahi tentang pentingnya masyarakat Indonesia terutama yang muda-muda untuk turut serta melestarikan batik. "Jangan sampai kemudian batik kita diklaim negara lain, karena batik Indonesia sudah diakui UNESCO sejak 2 Oktober 2009," ujarnya.

Dia pun menyarankan anak-anak muda untuk belajar batik meskipun hanya bisa melalui YouTube.

"Syukur-syukur kalau mau belajar juga di LKP Ganesha, Windyas, atau Bu Ifah. Kalau di Malang (Ganesha dan Windyas), kami juga menerima peserta belajar batik gratis melalui pembiayaan dari pemerintah dengan durasi belajar maksimal 3 bulan. Namun dengan syarat tidak terikat sebagai mahasiswa untuk umur 17-25 tahun. Jadi, kalau para mahasiswa di sini punya kenalan atau ketika sudah lulus ingin belajar batik langsung, bisa nanti bekerja sama," ungkap Cicik.

Pada akhir sesi pematerian secara keseluruhan, peserta juga mendapat kesempatan berfoto bersama para pemateri.

Yakni, Cicik Herlambang, Nailah Chamidah dari Ganesha, hingga Bu Ifah dari Pasuruan yang turut diajak LKP Ganesha karena merupakan salah seorang pegiat batik ternama di Jawa Timur.

Cicik Herlambang (berdiri) dan Nailah Chamidah, pegiat batik Malang dari LKP Windyas dan Ganesha pada acara AIESEC UB./dok. JSN-ANS

Penyerahan sertifikat apresiasi kepada pemateri Nailah dan Cicik Herlambang dari AIESEC UB./dok. JSN-ANS

Para pemateri termasuk Bu Ifah (kanan) berfoto bersama dengan dosen-dosen UB./dok. JSN-ANS

Mahasiswa UB dari UKM AIESEC memamerkan batik Garuda yang dituangkan di atas kain sutra karya Bu Ifah Pasuruan./dok. JSN-ANS

Para peserta pun dapat melihat langsung beragam kain batik tulis karya ketiga praktisi batik Jawa Timur tersebut selepas acara. Bahkan, mereka diizinkan untuk berfoto dengan kain-kain batik karya para kreator ulung tersebut.

Adapun mengenai AIESEC merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di UB dengan nama panjangnya yakni Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales. AIESEC juga dikenal sebagai UKM terpopuler di UB karena identik dengan agenda internasional. ***

Penulis: YAN

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • AIESEC UB Undang LKP Windyas Club Malang, Ganesha, dan Pemateri Batik Bu Ifah Pasuruan

Trending Now