PONTIANAK | JATIMSATUNEWS.COM - Wakil Rektor 3 IAIN Pontianak, Ismail Ruslan memastikan pihak akademisi terutama dari kampusnya turut aktif mendukung aksi nyata toleransi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Ismail Ruslan, S.Ag, M.Si kepada JSN yang meliput Studi Tiru Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan ke Pontianak.
Agenda studi tiru kepada FPK dan Kesbangpol Kota Pontianak ini digelar Selasa (14/1) lalu di Ruang Rapat Rektor IAIN Pontianak.
Pada momen inilah, Ismail membagikan pandangannya tentang bagaimana peran akademisi terutama dari IAIN Pontianak terhadap keberlangsungan interaksi sosial dalam masyarakat Pontianak.
"Salah satu implementasi nyata dari IAIN Pontianak seperti kemarin saat Pemilu dan Pilkada 2024, kami bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu untuk melaksanakan kegiatan pencegahan terjadinya konflik. Karena, event besar seperti ini secara umum rawan menimbulkan konflik. Tetapi, kami sudah mengantisipasinya bersama lembaga-lembaga terkait, dan inilah upaya IAIN Pontianak dalam menjaga kerukunan di Kalimantan Barat secara umum dan terkhusus di Pontianak," ujar Ismail kepada JSN.
Menurutnya, kehadiran pemangku kepentingan (stakeholder) seperti lembaga pemerintahan dan pendidikan di tengah masyarakat dapat menjaga kerukunan di tengah keberagaman latar belakang masyarakatnya.
"Dan kami selalu membaur dengan masyarakat," imbuh Ismail.
Ismail Ruslan beberkan keikutsertaan IAIN Pontianak dalam mendukung pembauran dan toleransi di Kota Pontianak./dok. JSN-ANS |
Tak hanya pada sisi eksternal, IAIN Pontianak juga menerapkan toleransi dan kesetaraan di lingkup internalnya.
"Para mahasiswa di sini dalam perjalanan interaksinya juga selalu terbuka dengan perbedaan. Di sini semua mahasiswa diperlakukan sama, tidak ada yang dianakemaskan. Kami berikan standar yang sama," lanjutnya.
Ismail juga mengungkap fakta menarik dari kampusnya, yakni terdapat mata kuliah khusus yakni Islam dan Moderasi Beragama yang diajarkan pertama kali di IAIN Pontianak atas dasar rekomendasi Rektor Syarif.
"Di sini ada mata kuliah Islam dan Moderasi Beragama yang menjadi ciri khas IAIN Pontianak dan merupakan perintah dari Bapak Rektor," ungkapnya.
Moderasi beragama dewasa ini memang menjadi konsentrasi yang tinggi di Indonesia agar dapat merawat semboyan Bhinneka Tunggal Ika--berbeda-beda namun tetap satu--di dalam praktik nyata sehari-hari.
Rektor IAIN Pontianak, Prof. Dr. KH. Syarif, S.Ag, M.Ag pun pernah menulis buah pikirnya terhadap pentingnya moderasi beragama untuk kerukunan dalam lingkup nasional maupun internasional dalam judul 'Moderasi Beragama untuk Harmoni Dunia' (Juni 2024).
"Kedamaian dan kesejahteraan adalah kebutuhan utama kemanusiaan. Maka jika ada gerakan dan laku atas nama agama yang berlawanan dengan misi utama ini, itu pasti penyimpangan dan bahkan penistaan agama," demikian bunyi sebagian dari kesimpulan makalah Rektor Syarif. ***
Penulis: YAN