PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Merah Putih. Demikian nama kabinet pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka yang resmi diumumkan pada Senin (21/10/2024) di Istana Negara, Jakarta.
Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam 8 misi yang disebut Asta Cita, termasuk menghadapi tantangan situasi global, diantaranya adalah :
1. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur;
2. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas;
3. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri;
4. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
5. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antar umat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan Makmur.
Pariwisata merupakan penyokong aspek nomor 1, 2 dan nomor 5 yaitu memperkuat kehidupan harmonis yang selaras antara lingkungan dengan budaya. Juga merupakan bagian dari 6 aspek ekonomi pendukung pendapatan negara maupun daerah, yaitu Agribisnis (kelapa sawit, kopi,teh, tebu, & tanaman Hortikultura), pariwisata, E-Commerce, Healthcare (kesehatan), eksport tenaga kerja, serta Pajak.
Kabupaten Pasuruan terletak di Provinsi Jawa Timur, mengalami kemajuan pesat di bidang industri, jasa-perdagangan dan tujuan wisata. Pasuruan juga memiliki potensi alam indah, menjadikan inspirasi motif Batik Khas. Salah satu pengrajin yang masih bertahan mengembangkan batik adalah pengrajin KUBA (Komunitas Berkaidah Amanah) -Batik Segiri, yang memilih motif Segiri menjadi spesialisasi produknya.
Motif Segiri adalah jenis flora yang dipilih. Gambar Segiri mengacu pada bunga ciri khas kabupaten Pasuruan. Saat ini KUBA-Batik Segiri menggeluti usahanya di Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan dan sudah memiliki banyak jaringan pemasaran.
KUBA-Batik Segiri juga memanfaatkan pigmen alam lokal sebagai pewarna produk batik yang dihasilkan. Permasalahan yang masih dihadapi yaitu pigmen sebagai pewarna alami, umumnya menghasilkan warna yang kurang kuat dan cenderung lebih lama proses produksinya.
Proses produksi yang kurang efisien ini berakibat harga batik lebih mahal dibandingkan batik pewarna sintetis. Padahal didaerah tersebut cukup banyak bebungaan yang dapat dimanfaatkan pigmen warna alaminya, diantaranya bunga pacar air, bunga mawar, krisan, kembang sepatu yang aneka warna (merah, pink, biru, serta kuning), serta bunga sedap malam.
Pada kegiatan sebelumnya penggunaan pigmen bayam merah, jeruk nipis dengan ekstrak rumput laut, dapat membantu meningkatkan stabilitas warna alaminya. Kebaruan dalam pengabdian ini yaitu perlu dicoba penggunaan pewarna bahan alam atau bebungaan (lokal ) yang tersedia cukup banyak di area tersebut guna mendukung meluaskan branding kepada pebatik yang lainnya, yaitu di Kecamatan Tosari, Batik Tosarian.
Pebatik Segiri mengembangkan motif khas floranya, sekarang akan diaplikasikan pada Batik Tosarian yang mempunyai ciri khas lainnya yaitu motif gunung Bromo, dan digunakan pada jenis produk “udeng” yang khas seringkali dipakai oleh masyarakat Tengger-Bromo. Penggalian bahan alam baru di daerah Tosari diantaranya yaitu bahan bebungaan kecubung, bunga mawar, dan daun stroberi, yang menggunapakan pencelupan dengan ekstrak rumput laut 3 warna (hijau, merah dan coklat).
Agar Batik di wilayah Pasuruan ini, dapat mempunyai ciri khas, daintaranya Batik Segiri menambah varian ragam corak dan warna pada hasil karya batiknya.
Pengabdian telah dilaksanakan yaitu Sosialisasi/Pelatihan pemahaman tentang Pigmen & Alginat, fungsinya , serta Workshop produksi batik organik yang baik dan benar, pada hari Selasa, 7 Januari 2025. Peserta yang hadir cukup, banyak yaitu siswa-siwi 6 sekolahan, antara lain SMAN Tosari, SMPN 1, 2, 3, 4 Satu atap Tosari dan SMP Kristen Bhaitani, masing-masing menghadirkan 3-5 orang dengan guru pendampingannya. Yang tidak kalah menariknya yaitu hadirnya dua (2) Pimpinan Dinas BAPEDA beserta stafnya, yaitu Kepala Bappelitbangda Bakti Jati Permana, SSos, MM. dan Dinas Pariwisata Pasuruan ( Ani Rahmawati, S.S.,M.M.), serta Kepala Desa Tosari, Kecamatan Tosari Pasuruan.
Sosialisasi pemahaman tentang Pigmen & Alginat, fungsinya disampaikan oleh pemateri Prof.Dr. Ir. Elfi Anis saati, MP sebagai ketua pengabdian UMM, Pelatihan Cara produksi batik organik yang baik dengan menggunakan ekstrak rumput laut, dibimbing oleh Siti Saadah (KUBA, Purwosari Pasuruan), serta materi tentang “pentingnya Branding Produk” disampaikan oelh Bapak Zamroji, SSi.,MComms (UMM).
Kepala Bappelitbangda, Pariwisata Pasuruan, Prof Elfi AS, Saadah, dan Peserta Terbaik
Teknik mencelupkan hasil pewarnaan dengan sumber pigmen 4 bahan lokal tersebut dalam larutan ekstrak rumput laut, agar menghasilkan corak warna yang berbeda.
Hasil selanjutnya melakukan inisiasi Branding yang tepat dan Menarik bagi batik Pasuruan. Tahap selanjutnya melakukan uji mutu hasil pembatikan yang diperoleh (daya luntur, tahan panas jemur dan setrika), serta akan dipalikasikan segera pada pembuatan “Udeng khas Tosarian”.
Dari sebanyak sekitar 35 peserta di lokasi halaman Batik Tosarian, Desa Tosari Kecamatan Tosari Pasuruaan, terlihat sangat antusias, masing-masing sekolah mengirimkan 2 siswanya.
Berlangsung hikmat dan penuh semangat serta semarak, karena juga dilakukan penilaian peserta terbaik, yang mempeorleh hadiah khusus (jam dinding). Hasil penilaian oleh Tim Batik, Yayak Tosarian dan Heru Sa’adah, maka ditetapkan juara I adalah siswa SMAN Tosari, dan juara II nya yaitu siswa dari SMP Kristen Bhaitani Tosari.
Kepala Bappelitbangda juga memberikan arahan yang memberi semangat trus berkarya bagi masyarakat Tosari, terutama berharap peran generasi muda yang menjadi penwerus mengisi pembangunan, mengucapkan terimakasih banyak atas perhatian dan pengabdian Tim UMM (Prof.Dr. Ir. Elfi Anis Saati, MP.), yang merupakan putri daerah dan terus-menrus mengawal pemberdayaan masyarakat di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Sebelumnya juga telah melakukan kegiatan Sosialisasi Pentingnya Sadar Halal dan Sertifikasinya pada para UKM di Desa Tosari pada bulan Agustus 2024 yang lalu, di balai Desa Tosari.
Peserta praktek membatik menggunakan pewarna alami dan hasilnya
Kelanjutan dari kegiatan ini, akan diselenggarakan Kegiatan pemecahan Rekor MURI “Pasang Udeng 15 ribu di Tosari, pada akhir bulan Januari 2025.
Diharapkan Tim Pengabdi, tema Batik Organik UMM, yang dikoordinasi oleh Prof. Dr.Ir. Elfi Anis juga dapat menghadiri kegiatan tersbut, yang diagendakan pada Senin, tanggal 27 Januari 2025.