MALANG | JATIMSATUNEWS.COM:Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang menyelenggarakan Talkshow Perekonomian Regional Malang Raya, Pasuruan, dan Probolinggo 2025 di Hotel Atria, Kota Malang, Selasa (21/1).
Merupakan bagian dari persiapan agenda besar Road to Sekartaji 2025, bertujuan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Acara ini menghadirkan lima narasumber utama yaitu:
Febrina, Kepala Perwakilan BI Malang, Biger Adzanna Maghribi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Bambang Samsul Hidayat, Kepala Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Jawa Timur,
Prof. Candra Fajri Ananda, pakar ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya serta Perwakilan dari Badan Kebijakan Fiskal, KPPN Malang.
Salah satu pembahasan utama dalam talkshow ini adalah kondisi perekonomian di wilayah Malang Raya hingga tingkat nasional. Isu mengenai keamanan simpanan nasabah juga menjadi fokus penting.
Kepala LPS Jawa Timur, Bambang Samsul Hidayat, menyampaikan bahwa LPS memiliki peran strategis dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan melalui penjaminan simpanan.
“LPS menjamin simpanan nasabah dan juga telah mendapatkan mandat baru melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), yaitu melaksanakan Program Penjaminan Polis (PPP),” ujar Bambang.
Bambang menjelaskan bahwa agar simpanan nasabah dijamin oleh LPS, terdapat tiga syarat utama.
"Pertama, Simpanan harus tercatat dalam pembukuan bank. Kedua, Tingkat bunga simpanan tidak boleh melebihi batas maksimal, misalnya lebih dari 4,25 persen. Tidak memiliki kredit macet atau terlibat dalam tindak pidana," ucap Bambang.
Ia juga menegaskan bahwa mayoritas rekening di Indonesia, termasuk di Jawa Timur, telah memenuhi syarat dan dijamin penuh oleh LPS, sehingga nasabah tidak perlu khawatir terhadap keamanan simpanan mereka.
Talkshow ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal dalam menyusun strategi dan langkah-langkah konkret menuju Sekartaji 2025. Kepala BI Malang, Febrina, menambahkan bahwa kolaborasi antar lembaga adalah kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi regional.
“Agenda ini bukan hanya sekadar diskusi, tetapi juga upaya membangun ekosistem ekonomi yang kokoh dan tangguh, baik di tingkat daerah maupun nasional,” ungkapnya.
Acara yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan, akademisi, dan pelaku usaha ini menegaskan pentingnya sinergi antara regulator dan masyarakat untuk menciptakan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan. Ans