ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM - Perkenalkan nama saya Hartatik, lahir di Pasuruan 27 Pebruari 1990
saya merupakan seorang guru swasta di sekolah SMA PLUS DARUSSALAM LAWANG yang
dinaungan yayasan. Menurut saya peran sebagai seorang guru memiliki tantangan
tersendiri, dalam berbagai macam hal seperti halnya ketika menangani siswa,
menangani orang tua wali murid, masyarakat, dengan teman sejawat, dengan
atasan, dengan bawahan, belum lagi dengan tugas, keluarga dan sebaginya.
Saya melihat akhir-akhir ini banyak sekali kasus hukum yang meladan
seorang guru, sehingga seorang guru merasa serba salah ketika akan melakukan
tindakan terhadap murid. Mau di tegur secara keras di hawatirkan ada orang tua
yang tidak terima sehingga terjadi pelaporan terhadap pihak berwenang, ditegur
secara halus ada beberapa peserta didik yang menyalahgunakan teguran tersebut
dengan malah menjadi seenaknya sendiri, sehingga guru tersebut malah di
sepelekan oleh peserta didik.
Menurut saya didalam sebuah Pendidikan ada dua yang memiliki peran penting dalam membantu perkembangan anak, mulai dari kecil sampai dengan remaja. Sedari kecil yang berperan paling utama orang tua dan berikutnya adalah guru mulai dari jenjang PAUD sampai dengan SMA/SMK dan orang tua serta guru memiliki peran masing-masing yang berbeda.
Ketika orang tua berperan sibuk
dengan pekerjaan untuk mencari nafkah dengan susah payah maka guru berperan
untuk memberikan ilmu, pengalaman, wawasan yang seluas-luasnya untuk anak-anak
yang menjadi muridnya. Dalam proses tersebut banyak lika-liku yang dilalui baik
orang tua maupun guru, orang tua mencurahkan tenaga ekstra untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya dan guru memencurahkan ilmunya untuk mencerdaskan perserta
didiknya.
Namun dikala seorang guru berjuang memberi pengetahuan terhadap
peserta didik di sekolah dengan tidak mempertimbangkan gaji yang didapat,
sehingga dapat terbentuk kepribadian peserta didik yang berbagai macam, ada
yang menjadi anak-anak yang tangguh,
menjadi orang-orang yang sukses, menjadi pejabat, aparatul sipil dan sebagainya
meskipun akan tampak ketika dewasa setelah menempuh perjalanan di usia
belajarnya. Namun ketika ada guru yang sudah berjuang dengan susah payah sampai
mengorbankan keluarganya sendiri demi anak orang lain, masih ada cemoohan,
hujatan bahkan sampai ada tuntutan hukum bagi guru ketika melakukan kekerasan
yang di luar batas.
Pada dasarnya orang tua juga pernah marah pada anaknya ketika
anaknya berbuat kesalahan, begitu pula seorang guru juga pernah marah terhadap
anak didiknya namun seorang guru ketika marah masih menahan diri ketika melihat
kewajibannya sebagai seorang guru dan yang di didik bukan anaknya sendiri dan
seorang guru juga tidak akan marah hebat kalau tidak di picu oleh sebab yang
pasti. kalau dibandingkan antara tuntutan serta kewajiban menjadi guru
sangatlah berbanding terbalik dengan hak yang diterima selama ini terutama
peran guru honorer.
Apa lagi Ketika ada orang tua yang hanya memasrahkan anaknya hanya
kepada guru saja, namun orang tua tidak ikut andil dalam mendidik, maka dalam
hal kesuksesan menjadikan seorang anak dengan kepribadian yang baik itu
sangatlah kecil peluangnya. Jadi perlu kita sadari bersama-sama bahwa guru dan
orang tua harus berkerjasama dalam mendidik anak-anak sehingga dapat memiliki
kepribadian yang baik di masa yang akan datang.
Pesan teruntuk saya sebagai seorang guru juga harus lebih
berhati-hati dan harus lebih memahami peserta didik dan orang tua agar dalam
proses Pendidikan dapat berjalan dengan baik, dan dapat menjadikan putra dan
putri menjadi orang-orang yang sukses di masa yang akan mendatang. Dan sebagai
orang tua kita juga harus lebih memahami aturan serta norma-norma Pendidikan
yang ada, sehingga mungkin dengan adanya hal tersebut dapat memberikan barakah
ilmu untuk peserta didik yang akan dirasa Ketika sudah dewasa kelak.