Studi Tiru Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan ke FPK dan Bakesbangpol Kota Pontianak, Selasa (14/1)./dok. JSN-ANS |
PONTIANAK | JATIMSATUNEWS.COM - Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Pasuruan melakukan studi tiru kepada FPK dan Bakesbangpol Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Agenda ini dilakukan pada Selasa, 14 Januari 2025 di Ruang Rapat Rektor IAIN Pontianak.
Hadir dalam agenda ini yakni, Wakil Rektor Herlambang dan Warek Bidang KAK Ismail Ruslan yang menjadi moderator pertemuan sekaligus mewakili pihak rektor dan warek bidang APL.
Kemudian, Kepala Biro AUAK H. Ridwansyah, Dekan FEBI Syamsul Hidayat, Direktur Pascasarjana Profesor Zaenuddin, dan Kepala Pusat Moderasi Faisal Abdullah.
Hadir pula Kabid Kesatuan Bangsa Thedy S. Utama dan Analis Wasbang Kesbangpol Fitria Fadly. Dari FPK Kota Pontianak ada Syamsul Hadi, Timotius, dan Adi Sucipto.
Dari FPK Kabupaten Pasuruan ada Angga Syarifudin, Anis Hidayatie, dan Totok Brambara. Sedangkan Ketua FPK Kabupaten Pasuruan Gus Bayhaqi Kadmi yang berhalangan hadir berkenan menyapa lewat Video Call.
Salah satu diskusi yang menarik perhatian adalah fakta di balik keberlangsungan budaya barongsai dan naga-naga di Pontianak kini tak lagi bergantung pada warga etnis Tionghoa.
"Salah satu contoh peran FPK Pontianak adalah keterlibatan antaretnis untuk menggelar pameran budaya barongsai. Dulu, yang menjadi peraga barongsai adalah etnis Tionghoa, sekarang semua etnis bisa ikut terlibat dalam atraksi barongsai dan naga-naga," ujar Adi Sucipto dari FPK Pontianak, seperti yang diterima JSN.
Adi Sucipto dari FPK Kota Pontianak ungkap salah satu implementasi terhadap keberagaman etnis di Pontianak./dok. JSN-ANS |
Keterlibatan antaretnis dalam perayaan budaya Tionghoa ini tak lepas dari kuantitas sumber daya manusianya.
"Karena memang, dalam atraksi barongsai dan naga-naga yang besar-besar itu pasti akan melibatkan banyak orang bahkan ratusan. Maka, tidak mungkin jika hanya warga etnis Tionghoa yang memeragakannya. Jadi, kami menyatukan semua warga di Pontianak dengan keberagamannya melalui FPK ini," jelas Adi.
Menurut dokumentasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak pada 2023, ada lebih dari enam suku yakni, Melayu, Tionghoa, Dayak, Bugis, Jawa, Madura, dan lainnya.
Maka dari itu, butuh peran aktif Forum Pembauran Kebangsaan agar dapat merangkul perbedaan etnis ini dalam menjalankan aneka ragam kegiatan, termasuk yang berupa pameran kebudayaan dari masing-masing etnis.
Dalam agenda studi tiru ini juga sempat melakukan panggilan video antara forum pertemuan tersebut dengan Ketua FPK Kabupaten Pasuruan, Gus Bayhaqi Kadmi. Panggilan ini dilakukan melalui Anis Hidayatie.
Panggilan video antara Ketua FPK Kabupaten Pasuruan, Gus Bayhaqi Kadmi dengan FPK dan Bakesbangpol Kota Pontianak./dok. JSN-ANS |
Pada akhir agenda studi tiru kemudian disempatkan foto bersama sebagai pengingat bahwa FPK Kabupaten Pasuruan berusaha mencari referensi hingga ke Pontianak demi meningkatkan kualitas peran FPK terhadap masyarakat di Kabupaten Pasuruan. ***
Penulis: YAN