Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh dewan guru dan siswa putra sekaligus disaksikan oleh unit pendidikan yang lainnya mulai dari PAUD, SMP, SMA, SMK, MA dan Universitas Modern Al-Rifa’ie Indonesia. Dimulai dengan kegiatan pagi berupa membaca Al-Qur’an, Ziarah dan do’a ke makam pendiri pondok Yayasan Al-Rifa’ie pada pukul 06.45 WIB. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan acara Pentas Seni yang diawali dengan sambutan kepala madrasah, penampilan perwakilan yang mewakili porseni, teater drama kolosal yang terdiri yang ditampilkan oleh seluruh siswa kelas 9 MTs Modern Al-Rifa’ie dengan beberapa tema seperti pertempuran Surabaya yang dikenal dengan resolusi jihad, serta tarian bujang ganong dan flashmoop.
Kepala Madrasah Iwan Hanafi, M.Pd mengatakan bahwa kegiatan seperti ini harus dilakukan selain dalam rangka memperingati hari pahlawan nasional dan membuka wawasan bahwa santri juga ikut berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan, seperti yang terlibat dalam peristiwa pertempuran Hotel Yamato, juga santri harus bisa dalam semua hal dan bidang selama positif,akhirnya diadakan ajang kreasi seni dan teater.
“Ajang kreasi seni dan teater dalam rangka peringatan hari pahlawan ini semoga mengingatkan kita akan perjuangan dalam rangka kemerdekan Indonesia dan santri juga berperan. Selain itu juga agar bakat-bakat non akademik muncul dari kegiatan ini” tutur pria yang akrab disapa Ustadz Iwan dalam sambutannya.
Selain itu, ketua panitia kegiatan ini, Kahfi Firmansyah, S.Pd menjelaskan bahwa kegiatan ini memang telah dipersiapkan guna melatih bakat siswa untuk melatih kepercayaan diri sekaligus persipan dalam ajang pecan olahragadan seni (PORSEN), mengingat juga adanya penampilan dari siswa yang akan mewakili madrasah dalam ajang PORSENI.
“Kegiatan ini sudah dipersiapkan memang, bahkan anak-anak sebelumnya telah latihan setiap hari setelah pulang sekolah untuk menyiapkan drama yang ditampilkan, bahkan anak-anak juga bersemangat menyewa kostum dan peralatan untuk menyiapkan performa terbaiknya”. Tegas pria yang akrab sebagi Ustadz Kahfi.
Menanamkan nilai perjuangan dan sekaligus melestarikan budaya jawa tidak bisa instan, apalagi ditengah cepatnya arus informasi yang terjadi hari ini membuat anak sangat mudah mengkases informasi atau budaya asing dengan mudah, secara cepat anak akan meniru apa yang terlihat baik dan trend di media social, sebab anak belum bisa memfirter sejara bijaksana dibalik konten di media social tersebut yang telah beredar. Karena kebanyakan konten media social yang ditampilkan ada sesuatu yang enak-enak saja, tanpa menampilkan sisi lain. Inilah yang kemudian melahirkan generasi instan.
Generasi instan muncul akibat stigma bahwa proses adalah yang absurd, sehingga mereka tidak mau berusaha untuk kearah yang lebih baiknsecara sabar, dengan dicuci fikiran oleh media social maka anak menganggap bahwa untuk memperoleh kehidupan yang hedonism tidak membutuhkan perjuangan yang besar, karena itulah yang ditampilkan dalam dunia media social.
Oleh karenanya, pondok pesantreen adalah jalan pintas yang paling aman yang bisa ditempuh untuk mendidik generasi muda untuk tidak terjerumus dengan peradaban yang penuh ketidakpastian dan kejutan ini. Hari ini semua bentuk kehajatan, perilaku menyimpang dan kemaksiatan semuanya sudah didepan mata, maka seharusnya aturan dan dalil itu mudah untuk ditaati karena sudah taka da lagi yang harus ditafsirkan, diandaikan atau dimisalkan. Namun nyatanya, dengan munculnya larangan yang menjadi kenyataan itu telah menjadi trend bergilir yang terus terjadi dengan motif baru.