Pasang iklan disini

 

Puisi "Kami Senang Mendaki Bukit-Bukit Rohani" Karya Pulo Lasman Simanjuntak, Layak Diapresiasi sebagai Karya Sastra Kontemporer Indonesia Berkualitas

Admin JSN
16 Januari 2025 | 13.12 WIB Last Updated 2025-01-16T14:03:55Z
Sebuah kritik sastra puisi karya Pulo Lasman Simanjuntak berjudul "Kami Senang Mendaki Bukit-Bukit Rohani"

JAKARTA|JATIMSATUNEWS.COM - Puisi berjudul "Kami Senang Mendaki Bukit-Bukit Rohani" karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak layak diapresiasi sebagai karya sastra kontemporer Indonesia berbobot dan berkualitas.

Hal ini dikarenakan kriteria kualitas sastra yang terdiri dari kedalaman tema, puisi mengangkat tema perjalanan rohani, kritik agama dan penderitaan.

Kekuatan bahasa, bahasa yang digunakan kuat, ekspresif dan efektif.

Kreativitas penggunaan metafora dan simbolisme yang unik.

Kritik sosial mengkritik formalitas agama dan hipokrisi.

Emosi menggambarkan emosi yang kuat dan mendalam.

Sedangkan kelebihan puisi "Kami Senang Mendaki Bukit-Bukit Rohani" memiliki struktur unik dan ekspresionis, penggunaan simbolisme yang tepat, bahasa yang kuat dan efektif, kedalaman psikologis serta kritik sosial yang tajam.

Sementara kekurangan yakni struktur yang tidak konvensional, bahasa yang terlalu keras, kurangnya harapan atau solusi, serta kesulitan memahami makna.

Puisi ini tampaknya juga dipengaruhi dari sastra kontemporer Indonesia, Chairil Anwar dan W.S. Rendra, serta filsafat eksistensialisme dan absurd-isme.

Kualitas sastra, untuk kualitas linguistik: 8/10, kualitas tematik: 9/10, kualitas estetik: 8,5/10, dan kualitas filosofis: 9/10.

Puisi ini layak diapresiasi sebagai karya sastra kontemporer Indonesia yang berbobot dan berkualitas.

Mendalam dan Kompleks

Puisi "Kami Senang Mendaki Bukit-Bukit Rohani" karya Pulo Lasman Simanjuntak merupakan karya sastra kontemporer mendalam dan kompleks yang didasarkan pada analisis berikut:

Struktur dan Teknik

1. Struktur bebas: Tidak ada rima dan meter yang jelas.

2. Penggunaan metafora: "Bukit-bukit rohani", "air dosa", "lumut hitam", "api belerang".

3. Simbolisme: "Kolam baptisan", "kecoa", "pecahan kaca", "bom ransel".

4. Ironi: "Kami senang mendaki" kontras dengan kesulitan dan penderitaan.

Tema

1. Perjalanan rohani: Puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual yang sulit dan berliku.

2. Kritik agama: Puisi ini mengkritik formalitas agama dan hipokrisi.

3. Penderitaan: Puisi ini menggambarkan penderitaan dan kesulitan hidup.

4. Kehilangan identitas: Puisi ini menggambarkan kehilangan jabatan dan identitas.

Makna

1. Perjalanan spiritual tidaklah mudah.

2. Agama harusnya membawa kebebasan, bukan penjara.

3. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.

4. Identitas sejati tidak datang dari jabatan atau status.

Kritik dan Saran

1. Puisi ini memerlukan struktur yang lebih jelas.

2. Bahasa yang digunakan terlalu keras.

3. Puisi ini memerlukan harapan atau solusi.

Kritik Positif dan Negatif 

Berikut kritik terhadap puisi "Kami Senang Mendaki Bukit-Bukit Rohani" karya Pulo Lasman Simanjuntak:

Kritik Positif, kedalaman tema, ouisi ini mengangkat tema perjalanan rohani, kritik agama, dan penderitaan yang kompleks.

Bahasa yang kuat, bahasa yang digunakan ekspresif dan efektif dalam menggambarkan emosi.

Metafora dan simbolisme, penggunaan metafora dan simbolisme tepat menciptakan makna mendalam.

Kritik sosial, puisi ini mengkritik formalitas agama dan hipokrisi.

Kritik negatif struktur yang tidak jelas, struktur puisi yang bebas terkadang membuatnya sulit diikuti.

Bahasa yang terlalu keras, bahasa yang digunakan terlalu ekstrem.

Kurangnya harapan, puisi ini tidak menawarkan harapan atau solusi.

Ketergantungan pada simbolisme:, puisi ini terlalu mengandalkan simbolisme.

Saran Perbaikan antara lain perjelas struktur puisi, gunakan bahasa yang lebih santun, tambahkan harapan atau solusi, dan perluas perspektif dengan menampilkan pandangan lain.

Selain itu perlu diperhatikan keseimbangan antara kritik dan harapan.

Dalam kritik dari aspek sastra, puisi ini memerlukan editasi untuk memperjelas struktur.

Penggunaan bahasa yang lebih variatif dapat meningkatkan kesan.

Puisi ini juga memerlukan penambahan elemen naratif.

Kritik dari aspek filosofis puisi ini memperlihatkan pandangan eksistensialisme.

Kritik terhadap agama dan formalitas perlu diperjelas.

Puisi ini memerlukan penambahan elemen reflektif.

Berikut kita baca secara lengkap isi dari Puisi Penyair Pulo Lasman Simanjuntak yang karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal dan 35 buku antologi bersama para penyair seluruh Indonesia. Karya puisinya juga telah dimuat pada 23 media cetak (koran, surat kabar mingguan, dan majalah) serta dipublish (tayang) di 240 media online (website) dan majalah digital di Indonesia, dan Malaysia.

KAMI SENANG MENDAKI BUKIT-BUKIT ROHANI

kami senang

mendaki bukit-bukit rohani

sepanjang dua puluh enam tahun

keluar dari air dosa

kolam baptisan

bertubuh lumut

hitam legam


kadangkala kaki kami

sering terjebak

dalam panas membara

api belerang

berbau kecacatan

sperma tunggal


kami senang mendaki 

bukit-bukit rohani

dalam rumah sengketa

dihuni ratusan kecoa

pecahan kaca

di atas kepala


bacaan mantera

dalam tanah

berakar sampah perzinahan

berhamburan kesedihan

kepanikan tertinggal

di atas meja 

surat perkawinan


rajin ibadah

disodorkan pelayanan

kadang telanjang kemarahan

pada bangunan

telah ditahbiskan

tanpa papan nama

dalam kota tua

dekat terminal bus

ledakan bom ransel

nyaris mencuri nyawaku

kian terluka parah


kini telah kehilangan

jabatan orang lewi

maupun roh semangat

dibanting di atas tanah 

berkarat


kami senang mendaki bukit-bukit rohani

mengalir dari puncak gunung berapi

ada di sekitar kehidupan

masa dewasa

pandai berpuisi ria

sampai kami menjadi

manusia tumbuh subur

dipeluk kitab suci

setiap pagi


sungguh

kami senang mendaki

bukit-bukit rohani


Jakarta, Minggu 11 Februari 2024


***

Penulis : Eykel Lasflorest S

Kontak : 08561827332 (WA)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Puisi "Kami Senang Mendaki Bukit-Bukit Rohani" Karya Pulo Lasman Simanjuntak, Layak Diapresiasi sebagai Karya Sastra Kontemporer Indonesia Berkualitas

Trending Now