Ketua LP Ma'arif Prof. H. Abdul Malik Karim Amrullah./dokpri untuk JSN |
OPINI | JATIMSATUNEWS.COM - Baru-baru ini (8/1) terjadi kecelakaan bus di Kota Batu, Jawa Timur, yang berisi rombongan study tour sekolah dari Bali.
Tragedi ini menambah panjang daftar kecelakaan bus yang mengangkut rombongan sekolah.
Makin meningkatnya kecelakaan yang mengatasnamakan Study Tour ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah introspeksi.
Introspeksi ini dari pihak sekolah, pihak perusahaan jasa travel, maupun pemerintah dalam hal ini dinas perhubungan.
Pihak sekolah harus memiliki SOP yang ketat dalam memilih travel mana yang selama ini punya rekam jejak tidak baik. Tentu, ini terkait dengan pihak yang berwenang mengeluarkan informasi tentang kendaraan yang masih layak digunakan, dalam hal ini dinas perhubungan (Dishub).
Dishub harus bertanggung jawab mengeluarkan informasi secara terbuka tentang travel mana yang selama ini sering terjadi kecelakaan.
Pihak manajemen travel pun harus membenahi diri dalam sistem layanan kendaraan kepada masyarakat. Performa kendaraan harus sering dilakukan Quality Control bahkan Quality Assurance.
Dua istilah tersebut sangat berbeda dalam menjalankannya. Quality Control merupakan tindakan untuk memilih atau menyeleksi mobil mana saja yang layak untuk digunakan dan yang tidak layak digunakan harus disisihkan, sehingga dipastikan kendaraan yang digunakan itu baik
Kemudian, Quality Assurance, merupakan tindakan pihak manajemen untuk memastikan dan menjamin sebelum mobil itu dikatakan bermasalah, maka manajemen harus memastikan supirnya sehat atau bahkan supirnya dipastikan tidak punya jejak negatif dalam pelayanan. Termasuk, uji KIR mobil sudah diperoleh atau yang terkait dengan proses sebelum kendaraan dinyatakan layak digunakan. Setidaknya, minim error atau bahkan zero kesalahan.
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah sekolah perlu memastikan siswa yang diajak sudah mendapatkan izin dari orang tua. Kenapa ini penting?
Sebab, bisa saja orang tua akan menuntut sekolah karena mengajak anaknya tanpa seizin mereka. Ini setidaknya menghindari kasus kriminalisasi sekolah yang selama ini lagi marak.
Ketiga, setidaknya tradisi luhur dapat dilaksanakan yaitu berdoa dan tawakal kepada Allah SWT.
Niat untuk Tolabul Ilmi harus ditekankan agar perjalanan tersebut bernilai ibadah. Siswa diajak bersama-sama berdoa di dalam kendaraan, setidaknya mengingatkan sopir juga agar tenang dalam menggunakan kendaraannya. Kita ajak siswa, guru, dan sopir untuk niat Study Tour ini agar bernilai ibadah.
Keempat, bisa juga dilaksanakan Study Tour di daerah terdekat, misalnya outing class. Setidaknya, juga meningkatkan perekonomian daerah bahkan menjadi ekosistem perekonomian lokal berbasis sekolah dan madrasah. ***
Penulis: Amka
Editor: YAN