Mahasiswa Umsida dan ISMPI UniSZA bersama Prof. Madya Dr. Roslan bin Ab Rahman dalam diskusi pendidikan internasional yang membahas pentingnya karakter dalam sistem pendidikan.
TERENGGANU, MALAYSIA | JATIMSATUNEWS.COM – Sebagai bagian dari program student mobility yang
berlangsung selama empat hari, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
(Umsida) dari program studi Manajemen Pendidikan Islam mengadakan diskusi
mendalam dengan mahasiswa Ikatan Studi Mahasiswa Pendidikan Islam (ISMPI) di
Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia. Diskusi ini dipimpin oleh
Prof. Madya Dr. Roslan bin Ab Rahman, seorang akademisi terkemuka di bidang
pendidikan.
Dalam
diskusi yang penuh antusiasme ini, Prof. Roslan membagikan wawasan berharga
mengenai kebijakan pendidikan di Malaysia. Beberapa poin utama yang dibahas
meliputi struktur kurikulum pendidikan nasional, sistem ujian sebagai syarat
kelulusan siswa sekolah, serta pentingnya pembentukan akhlak dan karakter siswa
dalam sistem pendidikan Malaysia.
"Pendidikan
Berbasis Karakter dan Ujian"
Menurut
Prof. Roslan, salah satu fokus utama sistem pendidikan di Malaysia adalah
pengembangan karakter siswa melalui integrasi nilai-nilai moral dan agama dalam
kurikulum. “Kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi
juga pembentukan akhlak yang baik pada generasi muda,” ujar Prof. Roslan dalam
sesi tersebut.
Selain
itu, ia juga menjelaskan sistem ujian nasional yang menjadi salah satu tolok
ukur kelulusan siswa. Ujian ini dirancang tidak hanya untuk mengukur kemampuan
akademik, tetapi juga untuk memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman mendalam
tentang nilai-nilai yang diajarkan di sekolah. Hal ini menjadi salah satu upaya
pemerintah Malaysia untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara
intelektual, tetapi juga bermoral.
Diskusi
Interaktif dan Inspirasi Baru
Mahasiswa
Umsida dan ISMPI UniSZA aktif bertukar pendapat selama sesi berlangsung. Salah
satu topik yang menarik perhatian adalah bagaimana kedua negara menghadapi
tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan sambil tetap mempertahankan
nilai-nilai budaya dan agama masing-masing.
“Diskusi ini membuka wawasan baru bagi kami. Kami dapat melihat perbedaan pendekatan antara Indonesia dan Malaysia, tetapi di saat yang sama, ada banyak nilai yang bisa saling melengkapi,” ungkap Yopi Agusta Fanaturiza, S.Pd.I, guru SDN Gebang 2 Sidoarjo yang merupakan salah satu peserta diskusi.
Yopi
juga memaparkan konsep pendidikan kewirausahaan yang diterapkan di Indonesia
melalui pendekatan 3B, yaitu Belajar, Bermain, dan Berwirausaha. “Konsep ini
mengintegrasikan pembelajaran kreatif dengan pengembangan keterampilan praktis
yang mendorong siswa untuk memahami dunia usaha sejak dini,” jelasnya.
Imam
Taufik, S.Pd guru MIS Islamiyah Kramat Jegu Taman yang merupakan salah satu
peserta lainnya, mengungkapkan kekagumannya terhadap fokus Malaysia pada
pendidikan karakter. “Sistem pendidikan di Malaysia sangat memperhatikan
pembentukan karakter siswa. Hal ini menjadi inspirasi bagi kami untuk lebih
menekankan aspek akhlak dalam pendidikan di Indonesia,” katanya.
Sementara
itu, Moh. Saifudin, S.Pd.I guru SDN Tambak Kemeraan Krian menyoroti pentingnya
ujian sebagai indikator kelulusan siswa. “Ujian di Malaysia bukan hanya tentang
akademik, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat memahami dan menerapkan
nilai-nilai yang diajarkan. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita untuk lebih
mengintegrasikan moral dalam sistem pendidikan,” ujarnya.
Sofiatuz
Zuhro, S.Pd., guru SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo menambahkan bahwa
diskusi ini memberikan pengalaman yang sangat berarti. “Kami tidak hanya
belajar dari sistem pendidikan mereka, tetapi juga merasa didorong untuk
mengadopsi pendekatan-pendekatan yang lebih holistik dalam pendidikan,”
ungkapnya.
Harapan
untuk Kolaborasi Lebih Lanjut
Kegiatan
diskusi ini tidak hanya menjadi ajang untuk bertukar gagasan, tetapi juga untuk
menjalin hubungan yang lebih erat antara Umsida dan UniSZA. Dengan adanya
dialog inspiratif seperti ini, kedua institusi berharap dapat menjajaki lebih
banyak peluang kerja sama di masa depan, baik dalam bentuk penelitian bersama
maupun program pertukaran mahasiswa yang lebih intensif.
“Ini
adalah awal dari hubungan akademik yang lebih kuat antara kedua universitas.
Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut dan membawa manfaat bagi kedua
belah pihak,” pungkas Prof. Roslan.
Diskusi ini menjadi salah satu highlight dari program student mobility Umsida di UniSZA, memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk memahami sistem pendidikan internasional sekaligus memperkuat hubungan persaudaraan lintas negara.