SAMPANG | JATIMSATUNEWS.COM: Di era modern yang didominasi oleh teknologi, permainan tradisional mulai jarang terlihat salahsatunya engklek. Padahal, permainan ini tidak hanya menjadi hiburan sederhana di masa kecil, tetapi juga memiliki banyak manfaat untuk perkembangan anak.
Engklek, yang juga dikenal dengan nama lain seperti, cak encak (Madura), taplak gunung atau hopscotch di beberapa daerah, dimainkan dengan cara melompat-lompat di atas kotak-kotak yang digambar di tanah.
Anak-anak menggunakan batu kecil atau pecahan genting sebagai penanda, dan harus melewati kotak-kotak tersebut tanpa kehilangan keseimbangan.
Permainan ini ternyata bukan sekadar aktivitas fisik biasa. Menurut para ahli, engklek membantu melatih keseimbangan, koordinasi tubuh, dan ketangkasan.
Anak-anak juga belajar konsentrasi saat memastikan batu tetap berada di kotak yang benar dan menghindari kesalahan.
Selain itu, engklek mengajarkan nilai-nilai sosial seperti kejujuran, sportivitas, dan kerjasama jika dimainkan secara berkelompok.
Bunda Siti Aisyah, seorang ibu rumah tangga di Sampang, mengenang masa kecilnya bermain engklek bersama teman-teman di halaman rumah.
"Dulu setiap sore pasti main engklek bareng. Sekarang anak-anak lebih suka main gadget di dalam rumah," ujarnya kepada Jatimsatunews, Sabtu, 4/01/2025.
Siti Aisyah menambahkan, ia berharap permainan tradisional dilestarikan terkhususnya di Madura.
"Permainan tradisional mulai tak terlihat, karena perkembangan zaman dengan teknologi canggihnya. Sehingga anak-anak sekarang kenalnya kebanyakan hanya gadget dan gadget. Maka perlu dilestarikan permainan tradisional ini karena merupakan warisan budaya, selain banyak manfaatnya," harapnya.
Pakar budaya, Dr. Budi Santoso, menekankan pentingnya melestarikan permainan tradisional seperti engklek.
"Permainan tradisional adalah bagian dari identitas budaya kita. Selain menyenangkan, permainan ini mendidik anak secara alami tanpa perlu teknologi canggih," katanya.
Beberapa komunitas dan sekolah mulai mengupayakan pelestarian permainan tradisional melalui kegiatan ekstrakurikuler atau festival budaya. Salah satunya adalah Festival Dolanan yang digelar oleh Ponpes Bayt Al-Hikmah, Kota Pasuruan, 9/11/2024 lalu, di mana engklek menjadi salah satu permainan unggulan.
Melalui usaha-usaha ini, diharapkan engklek bisa kembali dikenal dan dimainkan oleh generasi muda.
Selain menjadi sarana hiburan, permainan ini juga dapat mempererat hubungan sosial dan mengingatkan kita akan kesederhanaan masa kecil yang penuh makna.
Dengan segudang manfaatnya, sudah saatnya engklek tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga kembali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak Indonesia.
Pewata: Beny | Editor: Fachry