Pasang iklan disini

 

Miliki 4 Wadah Beribadah, Kepala Sekolah Abdul Tedy Ungkap Visi SMAN 1 Lawang demi Moderasi Beragama

Admin JSN
08 Januari 2025 | 19.06 WIB Last Updated 2025-01-08T12:14:47Z
Ketua Moderasi Beragama SMAN 1 Lawang, Juzki Arif dan Kepala Sekolah Abdul Tedy Rahman di depan ruang ibadah agama Protestan./dok. JSN-ANS

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - SMAN 1 Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur memiliki sebuah visi yang sejalan dengan perwujudan moderasi beragama.

Visi tersebut diungkap Kepala Sekolah SMAN 1 Lawang, Abdul Tedy Rahman kepada JSN pada Selasa (7/1).

Kunjungan JSN pun tak lepas dari kabar keberhasilan SMAN 1 Lawang sebagai juara 1 Sekolah Moderasi Beragama Jawa Timur.

Juaranya SMANELA--sebutan SMAN 1 Lawang--pun tak lepas dari implementasi harian dalam aktivitas beribadah di lingkungan sekolah.

Menurut penuturan Abdul Tedy, SMANELA rutin mengadakan doa bersama lintas agama untuk guru dan siswa.

Doa bersama ini dilakukan tiap pagi sebelum kegiatan belajar dan mengajar. Doa bersama ini tak hanya untuk umat agama Islam yang menjadi mayoritas di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk tiga umat agama lain yang dipeluk anggota sekolah, baik guru dan siswa.

Kepala Sekolah SMAN 1 Lawang, Abdul Tedy salurkan kebiasaan di keluarganya untuk menjadi visi sekolah./dok. JSN-ANS

"Doa bersama dilakukan secara masing-masing sesuai ruang ibadahnya. Di sini ada Islam, Protestan, Katolik, dan Hindu. Kemudian, ada doa bersama secara sentral yang dipimpin Pak Juzki selaku Ketua Moderasi Beragama SMAN 1 Lawang," ungkap Abdul Tedy kepada JSN.

Pernyataan kepala sekolah pun dibenarkan Mohamad Juzki Arif selaku guru agama dan Ketua Moderasi Beragama SMANELA.

"Pembiasaan di SMANELA setiap pagi, tiap umat beragama sudah harus masuk ke tempat ibadahnya masing-masing. Yang Islam di masjid, yang Protestan di sini--saat wawancara berada di depan ruang ibadah Protestan, yang Katolik juga di ruangnya, dan yang Hindu juga demikian," tutur Juzki.

Mengenai ide dasar dari pelaksanaan ini, Abdul Tedy mengaku berawal dari rutinitas kehidupan keluarganya tiap pagi.

"Saya selalu tiap pagi di keluarga saya membaca Al Qur'an. Di antara surat yang terkandung di dalamnya, ada surat Al Kafirun yang ayat keenam kami maknai sebagai landasan menegakkan keimanan dan bertoleransi kepada umat lain. Itu harus terjalankan betul. Akhirnya, pemahaman kami masuk ke ranah visi sekolah. Yaitu, mewujudkan insan yang religius, apa pun agamanya harus betul-betul religius sehingga muncul toleransi," beber Tedy.

Visi ini pun disepakati guru dan karyawan sekolah, dan dapat diterapkan bersama para siswa yang memang juga memiliki keberagaman agamanya.

Menurut data yang diterima JSN, untuk tahun ajaran 2024/2025, terdapat 1.223 siswa dengan 1.157 diantaranya beragama Islam, 46 Protestan, 18 Katolik, dan 2 Hindu.

Menurut Juzki, pembiasaan doa bersama ini kemudian mengubah perilaku siswa yang kini semakin disiplin dan memiliki kesadaran sendiri terhadap ibadahnya masing-masing.

Ketua Moderasi Beragama SMAN 1 Lawang, Juzki Arif pastikan anggota sekolah (GTK dan siswa) menjalani doa bersama dengan kesadaran masing-masing./dok. JSN-ANS

"Perubahan kepada siswa secara langsung adalah anak-anak sekarang jauh lebih disiplin, karena mereka datang langsung segera mengondisikan sendiri ke tempat ibadahnya masing-masing. Semua fasilitas ibadah tidak ada yang kosong ketika doa bersama," jelas Juzki.

Dia juga mengatakan, ketika waktunya salat Zuhur dan Asar, lingkungan sekolah hening untuk menghargai pelaksanaan salat bagi umat Islam.

"Semua guru mendukung, karyawan juga, karena pembiasaan ini sudah dilakukan sejak lama," imbuhnya.

Tedy menambahkan bahwa kegiatan seperti ini tujuannya memperkuat keyakinan masing-masing.

"Sebagai kepala sekolah tentu kewajiban saya memberi wadah beribadah sesuai agama masing-masing, dan sesuai dengan visi sekolah yakni melahirkan insan yang religius," tegasnya.

Sesuai data yang diterima JSN, guru di SMAN 1 Lawang berjumlah 73 orang. Terdiri dari 69 guru beragama Islam, 2 Protestan, 1 Katolik, dan 1 Hindu.

Kemudian, tenaga kependidikannya berjumlah 31 orang yang semuanya pemeluk agama Islam, termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolahnya.

Walau mayoritas Islam, sesuai dengan pernyataan Abdul Tedy bahwa SMAN 1 Lawang telah memiliki visi untuk mencetak kepribadian yang religius, apa pun agamanya.

Adapun mengenai surat Al Kafirun di dalam kitab suci Alquran yang menjadi landasan mencetak individu yang moderat yaitu ayat keenam yang berbunyi, "Lakum diinukum waliya diin."

Artinya, "Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku". ***

Penulis: YAN

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Miliki 4 Wadah Beribadah, Kepala Sekolah Abdul Tedy Ungkap Visi SMAN 1 Lawang demi Moderasi Beragama

Trending Now