IAIN Pontianak menatap transformasi menjadi UIN pada 2026./dokumentasi kampus untuk JSN |
PONTIANAK | JATIMSATUNEWS.COM - Institut Agama Islam Negeri Pontianak menjadi topik menarik di Jatim Satu News dalam beberapa hari terakhir.
Sebab, IAIN Pontianak bersedia menjadi tempat studi tiru antara Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan dengan FPK dan Kesbangpol Kota Pontianak pada Selasa (14/1) lalu.
Pertemuan tersebut digelar di Ruang Rapat Rektor IAIN Pontianak, yang dijamu oleh Dr. H. Syaifuddin Herlambang, S.Ag, M.A, selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan.
Syaifuddin Herlambang mewakili Rektor Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag, M.A, yang berhalangan hadir.
"Kami mohon maaf dengan tulus, karena Bapak Rektor berhalangan hadir meski sejatinya beliau sangat ingin hadir menemui bapak dan ibu semua secara langsung," ujar Herlambang ketika menyambut FPK Kabupaten Pasuruan, yang diliput juga oleh JSN.
Melalui Herlambang pula, kemudian diketahui bahwa IAIN Pontianak akan bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
"Apabila tak ada aral melintang, mudah-mudahan tahun depan IAIN Pontianak akan menjadi UIN," ungkap Herlambang sembari diamini hadirin di ruang tersebut.
Artinya, pada 2026 mendatang, IAIN akan menjadi UIN Pontianak yang membuat perguruan tinggi ini dapat menambah jumlah disiplin ilmu yang dipelajari.
Syaifuddin Herlambang saat menemui FPK Kabupaten Pasuruan yang menggelar studi tiru kepada FPK dan Kesbangpol Kota Pontianak./dok. JSN-ANS |
Menurut Jurnal Tarbiyah UIN Sumatera Utara, Medan, perbedaan IAIN dengan UIN ada pada disiplin ilmunya.
Jika IAIN menyelenggarakan pendidikan akademik dalam sekelompok disiplin ilmu keagamaan Islam, sedangkan UIN dapat menyelenggarakan pendidikan akademik dalam sejumlah disiplin ilmu yang lebih general.
Contohnya, IAIN terkonsentrasi pada bidang ilmu Islam yang memiliki beberapa cabang studinya. Sedangkan, UIN dapat menyediakan langsung disiplin ilmu lain seperti Psikologi, Ilmu Politik, Keguruan (general), dan jurusan lain yang tidak berbeda dengan universitas pada umumnya.
Inilah mengapa, IAIN Pontianak akan semakin berkembang jika bertransformasi statusnya menjadi UIN Pontianak.
Lantas, bagaimana dengan profil IAIN Pontianak sebelum menjadi UIN?
Berikut ini ringkasan profil IAIN Pontianak berdasarkan berkas yang diterima JSN.
Rektor dan tiga Warek IAIN Pontianak 2022-2026./dokumentasi kampus |
Struktur pejabat IAIN Pontianak periode 2022-2026.
- Rektor, Dr. H. Syarif, S.Ag, M.A
- Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga (APL), Dr. Ali Hasmy, M.Si
- Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan (AUPK), Dr. H. Syaifuddin Herlambang, S.Ag, M.A
- Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama (KKS), Dr. Ismail Ruslan, S.Ag, M.Si
- Kabiro Administrasi Umum Akademik dan Kemahasiswaan (AUAK), Dr. H. Ridwansyah, M.Si.
- Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. H. Zaenuddin, M.A
- Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag
- Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Dr. Syamsul Hidayat, S.Ag, M.A
- Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Dr. Cucu, M.Ag
- Dekan Fakultas Syariah (Fasya), Dr. Firdaus Achmad, M.Hum
- Ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM), Dr. Edi Kurnanto, M.Pd
- Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Dr. Yusriadi, M.A
- Kepala Pusat Perpustakaan, Muhammad Hardi HR, S.Pd.I
- Kepala Pusat Bahasa, Segu, S.Pd, M.A.
Secara total, ada 75 pejabat untuk masa bakti 2022-2026 yang dilantik Rektor Syarif pada 27 September 2022 secara luring dan daring di Auditorium Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak.
Rektor Syarif pun sebelumnya dilantik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas--masa kepresidenan Joko Widodo, pada 28 Juli 2022 di Jakarta.
Melangkah ke sejarah IAIN Pontianak, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak yang selanjutnya disebut Institut adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di bawah Kementerian Agama, yang berdiri pada 16 Agustus 2013 M bertepatan dengan tanggal 28 Ramadhan 1434 H.
Perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997.
Sebelumnya adalah Fakultas Tarbiyah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dinegerikan dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. 26 Tahun 1969 tanggal 6 Agustus 1969 sebagai kelanjutan dari Fakultas Tarbiyah yang didirikan oleh Yayasan Sadar pada 5 Juli 1965 yang dijadikan dasar Dies Natalis Institut.
Visi Institut adalah ulung dan terbuka dalam kajian dan riset keilmuan, keislaman serta kebudayaan Borneo.
Kemudian, Misi Institut yaitu,
a. menyelenggarakan pendidikan tinggi yang ulung dalam kajian keilmuan, keislaman dan kebudayaan Borneo;
b. membentuk akademisi yang berakhlak mulia, mandiri, dan bermanfaat bagi bangsa dan kemanusiaan.
Tujuan Institut yakni, menghasilkan lulusan yang ulung dalam bidang ilmu pengetahuan, keislaman dan kebudayaan Borneo yang bermanfaat bagi bangsa dan kemanusiaan.
IAIN Pontianak juga memiliki lambang yang menarik dengan pemaknaan sebagai berikut.
Lambang IAIN Pontianak beserta makna simbolisnya./dokumentasi kampus |
Lambang Institut ini terinspirasi dari Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) atau puspa pesona yang tumbuh di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kalimantan Barat, adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama.
• Dasar bunga menggunakan lambang Tugu Khatulistiwa menggambarkan Islam yang dikembangkan Institut adalah Islam moderat yang melahirkan “ummatan wasathan” sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah dalam al-Qur’an (2:143).
• “Kelopak luar” anggrek bulan berjumlah 6 menggambarkan rukun iman dan “kelopak dalam“ berjumlah 5 menggambarkan rukun Islam menjadi filosofi Institut.
• Mata pena di tengah-tengah logo yang mengarah ke buku adalah simbol wahyu pertama, yaitu al-Alaq: 1-5 yang menekankan tentang pentingnya berilmu dan menyebarkannya. Ilmu yang integral tanpa dikotomi, karena dia berasal dari sumber yang sama yakni Allah SWT.
• Tugu Khatulistiwa juga diapit dengan simbol ukiran khas Kalimanatan Barat sebagai simbol pentingnya membumikan model ilmu pengetahuan dengan semangat lokal dalam bingkai universalisme Islam.
• Simbol buku yang terbuka, adalah kitab suci al-Qur’an yang selalu dikaji dengan semangat keimanan untuk diamalkan.
• Warna Hitam (RGB: 0,00,0) menggambarkan tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-cita Institut yang terbuka dan ulung.
• Warna kuning (RGB: 255,255,0) menggambarkan optimisme, semangat, dan keceriaan menuju kejayaan.
• Warna hijau (RGB: 0,76,0) yang bermakna harmoni dan natural menggambarkan Institut senantiasa menjaga keseimbangan yang dinamis di tengah masyarakat multikultural dengan tetap memelihara nilai-nilai otentik.
Representasi mahasiswa IAIN Pontianak./dokumentasi kampus |
IAIN Pontianak juga memiliki Pusat Teknologi Informasi dan Data, Pusat Ma'had Al-Jami'ah, Laboratorium, dan Organisasi Kemahasiswaan yang terdiri dari beberapa divisi.
Yakni, Dewan Mahasiswa (Dema), Komunitas Santri (Komsan), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Mahasiswa Pecinta Alam yang bernama Argadipa Mapala.
Racana Abu Nawas Rabiatul Adawiyah, Ray Science Band, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga, Resimen Mahasiswa (Menwa), dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Matimsya.
Berbagai prestasi juga diraih IAIN Pontianak, seperti Juara 1 Lomba Nasional Film Pendek Himahi Universitas Budi Luhur 2022. Juara 1 Lomba Taekwondo Nasional yang diselenggarakan Fad Taekwondo Center (FTC) Manokwari dan FTC Papua 2022.
Kemudian, 21 mahasiswa dan alumni berprestasi di MTQ Provinsi Kalimantan Barat. Hingga, Juara 1 Tenis Lapangan dalam ajang HAB Kementerian Agama ke-77 pada 2023.
Selain itu, Rektor Syarif juga pernah mengukuhkan 342 guru profesional, dan IAIN Pontianak pernah masuk 10 Kampus Islam Negeri Terbaik Indonesia dari 59 PTKIN versi Webometrics 2022.
Rektor Syarif bertemu dengan perwakilan UiTM./dokumentasi kampus |
IAIN Pontianak juga menjalin kerja sama internasional dengan beberapa pihak, termasuk dengan tiga perguruan tinggi dari Malaysia yakni Institut Pendidikan Guru Kampus Rajang Malaysia, Universiti Teknologi Mara (UiTM), dan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS).
Dengan deretan pencapaian dan kegiatan besar yang dilakukan IAIN Pontianak dalam beberapa tahun terakhir ini, tak mengherankan jika mereka mengharapkan penaikan jenjang menjadi UIN tahun depan. Semoga! ***
Penulis: YAN