Pasang iklan disini

 

Kontroversi Penggunaan Sepeda BMX di Skatepark Tulungagung

Admin JSN
07 Januari 2025 | 13.26 WIB Last Updated 2025-01-07T06:28:53Z

 

Source: Instagram @sorot.tulungagung

Skatepark: ruang untuk berkarya, bukan ajang konflik. Mari saling memahami dan menciptakan lingkungan yang aman untuk semua.

OPINI | JATIMSATUNEWS.COM - Skatepark adalah fasilitas olahraga yang dirancang untuk berbagai aktivitas seperti skateboard, sepeda BMX, inline skate, dan sepatu roda agresif. Tempat ini menjadi ruang bagi komunitas untuk menyalurkan hobi, mengasah kemampuan, serta membangun solidaritas antar-pengguna. Namun, peristiwa yang terjadi di Tulungagung pada Minggu, 3 November 2024, menuai kontroversi dan membagi warganet dalam pro dan kontra.

Insiden bermula ketika seorang pemuda yang sedang bermain sepeda BMX di skatepark dilarang melanjutkan aktivitasnya. Larangan ini didasarkan pada kekhawatiran seorang warga (yang juga perekam video) bahwa permainan sepeda BMX dapat membahayakan anak-anak kecil yang sedang bermain di area skatepark selama Car Free Day (CFD). Pemuda tersebut tidak setuju, mengingat skatepark adalah fasilitas yang memang disediakan untuk aktivitas seperti bermain BMX, agar tidak mengganggu lalu lintas jalan.

Perdebatan semakin memanas ketika perekam video menyarankan penggunaan BMX hanya dilakukan di hari biasa (Senin-Sabtu) yang lebih sepi. Namun, si pemuda berargumen bahwa waktu tersebut tidak memungkinkan karena kesibukannya bekerja. Situasi ini akhirnya diintervensi oleh Satpol PP yang memberikan himbauan agar aktivitas BMX dihentikan sementara demi menjaga ketertiban umum, mengingat tingginya jumlah pengunjung CFD di Alun-Alun Tulungagung. Jika arahan tersebut diabaikan, Satpol PP mengancam akan menyita sepeda.

Setelah video tersebut diunggah dan viral hingga penontonnya mencapai 750rb penonton, video tersebut dibanjiri dengan komentar pro dan kontra, dari pihak pro mereka setuju bahwa bermain sepeda BMX saat CFD itu membahayakan anak kecil karena banyak anak kecil yang bermain prosotan di area skatepark.

Di pihak kontra mereka berpendapat bahwa kebijakan dari Satpol PP dan satetment dari si perekam video tersebut sangat salah, karena dari sisi manapun yang namanya skatepark itu tempat untuk bermain skate dan sepda BMX, mereka juga berpendapat bahwa harusnya orang tua juga lebih bijak lagi untuk mengedukasi anaknya bahwa skatepark itu bukan untuk tempat bermain anak-anak kecil.

Menurut pendapat saya kebijakan dari Satpol PP yang melarang komunitas BMX untuk menggunakan skatepark area itu sangat salah. Kita jelas-jelas tahu bahwa skatepark area itu dirancang khusus untuk bermain skate ataupun BMX, dan jika yang dipermasalahkan itu takut membahayakan anak kecil, di Alun-Alun Tulungagung juga sudah memfasilitasi wahana-wahana untuk anak kecil bermain, harusnya para orang tua lebih bijak lagi dalam menggunakan fasilitas. Kita harus menggunakan fasilitas sesuai dengan tempatnya.

Akhirnya, pihak perekam video membuat klarifikasi dan permintaan maaf melalui akun Instagram @v__p**** karena telah memicu kegaduhan. Ia juga meminta maaf secara langsung kepada komunitas BMX dan skateboard di Tulungagung. Satpol PP, melalui akun Instagram @satpolpptulungagung, turut mengklarifikasi dan memastikan telah berkomunikasi dengan kedua belah pihak. Semua pihak akhirnya memahami kesalahpahaman yang terjadi dan sepakat untuk menyelesaikan masalah secara damai.

---

Kapriati Rohmah
Mahasiswa Universitas Airlangga

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kontroversi Penggunaan Sepeda BMX di Skatepark Tulungagung

Trending Now