Pembacaan rutin sholawat dan majelis ta'lim yang dimulai setelah sholat isya' ini dihadiri oleh Khodimul Majels Ar-Ridwan Al-Habib Achmad bin Toha Baagil, Al-Habib Abdul Qadri bin Ahmad Mauladdawillah, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta seluruh jamaah Majelis Ar-Ridwan Se- Malang Raya.
Selain itu, kegiatan sholawat ini dihadiri oleh Ustadz Farhan juga sebagai penceramah agama. Rangkaian kegiatan dimulai dari pengajian ba'da maghrib, sholat isya' berjamaah, penbacaan sholawat, pembacaan tahlil, ta'lim dan ditutup dengan do'a akhir majelis.
Ustadz Zaki, Khodimul Majelis Singapura dalam kesempatannya meminta do'a agar majelis Ar-Ridwan yang ada di Singapura.
"Semoge majelis Ar-Ridwan di Singapura semakin berkah dan maju, saya minta do'a bapak atau ibu atau ustadz uldan ustadzah sekalian" ujar Ustadz Zaki.
Suatu hal yang menarik adalah sambutan salahsatu warga negara asing dari Amerika yang sekarang sedang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Anwarut Taufiq Batu milik Habib Jamal.
Dijelaskan bahwa sebelumnya pada sekitar sebelum terjadinya pandemi covid-19 seorang WNA ini sempat tinggal di indonesia, namun harus pergi ke kamboja untuk mengajar, setelah itu kemudian saat terjadi pandemi tidak bisa kembali ke Indonesia. Beberapa alasan WNA tersebut ingin kembali ke Indonesia karena kultur yang sangat rukun dan memiliki kepribadian yang baik.
Sampai kemudian, ketika setelah pandemi Covid ini bisa kembali ke Indonesia tepatnya di Bali, dari Bali WNA ini menuju Kota Wisata Batu. Setelah tiba tanpa tujuan jelas, WNA ini menginap di Masjid An-Nuur Kota Batu, setelah menginap satu malam, WNA ini pagi hari menikmati suasana pagi dengan membeli Es Teh di sekitar alun-alun batu. WNA kemudian menyampaikan maksudnya untuk menempuh pendidikan agama dan kultur sosial dan meminta saran.
Alhasil, penjual Es Teh tersebut mengetahui bahasa WNA Amerika ini dan mengarahkan ke Habib Jamal Pengasuh Pondok Pesantren Anwarut Taufiq Kota Batu. Habib Jamal membernarkan hal tersebut, bahwa terdapat seorang WNI yang menjadi santri di pondok pesantren Anwarut Taufiq bersama 2 anaknya dan istrinya. Setiap hari selain belajar ilmu agama, habib jamal juga mengatakan bahwa WNA tersebut berniat belajar lingkungan/ kultur sosial.
"Setiap pagi dia kepondok, untuk belajar agama dan lingkungan. Dia juga makan di pondok bersama 2 anaknya dan istrinya, sangat sederhana" ungkap Habib Jamal.