.png)
.jpeg) |
| Kantin moderat SMAN 1 Lawang Malang yang kedai-kedainya sudah berizin dan bersertifikat halal./dokumentasi sekolah untuk JSN |
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Salah satu unsur penting di dalam lingkungan sekolah adalah kantin.
Keberadaan kantin yang bermutu, higienis, dan bersertifikat halal akan membuat anggota sekolah terutama di SMAN 1 Lawang Malang akan nyaman dan tenang dalam mengonsumsi makanan dan minuman.
Sekolah berjuluk SMANELA ini pun memiliki kantin moderat yang di dalamnya terdapat kedai-kedai makanan dan minuman yang sudah bernomor izin berusaha (NIB) dan bersertifikat halal (SH).
Menurut data yang dihimpun pihak sekolah dan dibagikan kepada Jatim Satu News, terdapat beberapa kedai (outlet) makanan dan minuman yang bersertifikat halal.
Yakni, outlet milik Budi Wardoyo, Eta Sugiarti, Sri Widayati, Eni Sunaringati, Sahila Razaq, hingga PT Gunung Slamat yang menyediakan pasokan minuman teh.
Keberadaan outlet yang sudah berizin dan bersertifikat halal ini guna menjamin produk makanan dan minuman yang beredar dan dikonsumsi anggota sekolah di kantin SMANELA aman.
Termasuk tentang kehalalan makanan dan minuman bagi anggota sekolah yang beragama Islam.
 |
| Sertifikat halal yang diterima kedai-kedai makanan dan minuman di kantin moderat SMAN 1 Lawang Malang./dokumentasi sekolah |
Artinya, aspek religius dan moderasi beragama yang diterapkan SMAN 1 Lawang di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Abdul Tedy Rahman juga diimplementasikan pada sektor kebutuhan yang mendasar yakni makan dan minum.
Sebelumnya, SMAN 1 Lawang, Kabupaten Malang menjadi perhatian banyak pihak karena telah menjadi juara 1 Sekolah Moderasi Beragama Jawa Timur.
Keberhasilan ini turut menarik perhatian JSN, yang kemudian secara eksklusif meliput suasana sekolah dan disambut dengan tangan terbuka oleh Abdul Tedy dan para guru SMANELA.
 |
| Abdul Tedy (berdiri) dan para guru di ruang guru SMAN 1 Lawang./dok. JSN-ANS |
Sekolah ini pun memiliki anggota sekolah yang memeluk empat agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, dan Hindu.
Terdapat 31 tenaga kependidikan yang beragama Islam termasuk Kepala Sekolah Abdul Tedy, kemudian 69 guru dan 1.157 siswa penganut agama Islam.
Lalu, 2 guru dan 46 siswa beragama Protestan, 1 guru dan 18 siswa Katolik, serta 1 guru dan 2 siswa beragama Hindu.
Mereka pun memiliki fasilitas beribadah masing-masing, sehingga mereka dapat beribadah sesuai keyakinannya setiap hari.
"Sebagai kepala sekolah tentu kewajiban saya memberi wadah beribadah sesuai agama masing-masing, dan sesuai dengan visi sekolah yakni melahirkan insan yang religius, apa pun agamanya," ujar Tedy kepada JSN saat ditemui langsung. ***
Penulis: YAN
