MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - SMAN 1 Lawang, Kabupaten Malang, menjadi sorotan ketika berhasil juara 1 Sekolah Moderasi Beragama Jawa Timur.
Raihan prestasi ini pun ada rahasianya untuk dapat membuktikan bahwa SMAN 1 Lawang sebagai sekolah moderasi beragama di Jawa Timur yang dapat menginspirasi lembaga pendidikan lain.
Kepada JSN (7/1), Kepala Sekolah SMAN 1 Lawang, Abdul Tedy Rahman mengungkap apa yang dilakukan sekolah ini sebelum meraih prestasi tersebut.
"Sekolah kami sudah lama membiasakan diri untuk bertoleransi dalam perbedaan agama. Jadi ini dari pembiasaan yang kemudian pernah diinstruksikan Menteri Agama. Tapi, sebelum Pak Menteri menyampaikan, kami sudah melaksanakan moderasi beragama. Apalagi, toleransi beragama sudah kami laksanakan dan harus sesuai dengan keyakinan agama masing-masing," ungkap Abdul Tedy kepada JSN, Selasa (7/1).
Tedy mengatakan, sekolahnya rutin mengadakan doa bersama tiap hari sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
"Salah satu dari pembiasaan moderasi beragama kami adalah doa bersama. Tiap hari pada pagi pukul 6.30 WIB semua guru mengadakan doa bersama di ruang guru. Dilanjut dengan doa bersama antara guru dengan siswa di kelas masing-masing," beber Tedy.
Nurul membenarkan pernyataan kepala sekolah SMAN 1 Lawang, Malang./dok. JSN-ANS |
Salah seorang guru di ruang yang sama yakni Nurul, membenarkan penjelasan kepala sekolah. "Semua guru sudah tiba di sekolah pukul 6.30, lalu doa bersama pukul 6.45, lalu aktivitas belajarnya mulai pukul 07.00," jelasnya
Pernyataan ini pun diamini guru Bahasa Inggris, Abdul Basith. Ini juga dipertegas oleh Harsah yang merupakan guru olahraga yang karier mengajarnya sudah 38 tahun dan kini mengajar di SMAN 1 Lawang.
"Bagi yang agama Islam langsung masuk masjid, dan yang agama Katolik sudah ada ruang berdoanya juga," timpal Harsah.
Guru olahraga Harsah turut membeberkan rutinitas doa bersama di SMAN 1 Lawang Malang./dok. JSN-ANS |
Harsah mengatakan bahwa pembiasaan ini dapat merekatkan diri anggota sekolah, yakni guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam perbedaan agama.
"Kalau dulu, siswa masih perlu diajak, diingatkan, dan dijelaskan makna doa bersama. Tetapi, sekarang para siswa sudah memahami kewajibannya masing-masing sehingga tiap pagi sudah langsung melaksanakan tanpa diingatkan," tandas Harsah.
Dari sini dapat diketahui bahwa rahasia dari keberhasilan SMAN 1 Lawang Malang meraih juara Sekolah Moderasi Beragama adalah rutinitas doa bersama lintas agama tiap pagi.
"Ini merupakan salah satu implementasi dari aksi nyata bertoleransi dalam perbedaan," ucap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Nusandari.Adapun mengenai instruksi Kementerian Agama RI terhadap pelaksanaan moderasi beragama di lingkup sekolah sudah diserukan pada 2021 silam melalui rilis 10 April 2021.
Kemudian, Kemenag dan Kemendikbudristek sempat mengadakan pembahasan metode untuk penguatan moderasi beragama di lembaga pendidikan pada November 2022.
Upaya implementasi moderasi beragama di sekolah pun terus didorong Kemenag ketika kini masuk dalam pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto (2024-2029).
Di bawah arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kemenag kembali mengimbau lembaga pendidikan tingkat sekolah dapat melaksanakan moderasi beragama.
"Kami melaksanakan arahan itu sebagai pembiasaan," ucap Juzki, guru Agama ketua program Moderasi Beragama di SMANELA.
Menariknya, SMAN 1 Lawang telah melaksanakan implementasi dari moderasi beragama dengan doa bersama lintas agama tiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Kemudian, sehari 3 kali beribadah sesuai keyakinan masing masing. ***
Penulis: YAN