Pasang iklan disini

 

Harlah NU ke-102: Merajut Kebersamaan dan Spirit Keagamaan di PP Nurul Jadid, Paiton

Admin JSN
25 Januari 2025 | 13.45 WIB Last Updated 2025-01-25T06:45:51Z

 

Penulis: Mahfud Junaidi, S.Pd.

ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Pada Jumat, 24 Januari 2025, saya bersama rombongan dari MWC NU Curahdami dengan penuh antusias menghadiri Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) ke-102 di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Acara ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kebersamaan dan spirit keagamaan yang menjadi inti perjuangan Nahdlatul Ulama dalam membangun umat.

Sesampainya di lokasi, acara telah dimulai dengan khidmat. Dari luar aula, terdengar suara sambutan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan harapan besar untuk peningkatan kualitas pendidikan di lingkungan NU. Salah satu program unggulan yang beliau soroti adalah lahirnya 35 doktor baru dari pesantren di Jawa Timur pada tahun 2025. Ini menjadi bukti konkret bahwa NU terus melahirkan generasi intelektual yang berkomitmen untuk membangun bangsa.

Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa pada bulan Maret mendatang, 51 ulama muda dari Jawa Timur akan lulus dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren tidak hanya berperan dalam membangun moral bangsa tetapi juga menjadi motor penggerak pendidikan tinggi di Indonesia.

Selain itu, KH. Abdul Hakim Machfudz (Gus Kikin), Ketua PWNU Jawa Timur, menambahkan pentingnya sinergi antara pengurus wilayah dan cabang untuk memantapkan peran NU dalam menyongsong masa depan. Sambutannya penuh dengan ajakan untuk meningkatkan kerja sama demi kemaslahatan umat dan bangsa.

KH. Miftahul Achyar, Rais 'Am PBNU, dalam sambutannya menggarisbawahi perlunya menjaga tradisi keilmuan pesantren. Beliau menekankan bahwa NU harus tetap menjadi benteng utama dalam membumikan nilai-nilai keislaman di tengah arus globalisasi.

Sebagai tuan rumah, KH. Abdul Hamid Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, menyambut hangat para peserta. Beliau menyampaikan bahwa peringatan Harlah ini menjadi momentum strategis untuk mengintegrasikan nilai-nilai kepesantrenan dengan pengembangan pendidikan dan ekonomi masyarakat. "Pesantren harus menjadi pusat pemberdayaan umat, termasuk melalui pengembangan UMKM yang mandiri," ungkapnya.

Acara ini juga dirangkaikan dengan Expo Pendidikan dan UMKM yang memperlihatkan bagaimana pesantren dapat menjadi pusat pemberdayaan masyarakat melalui produk-produk hasil karya santri. Berbagai pameran dan diskusi berlangsung untuk memetakan arah kebijakan NU di masa mendatang.

Setelah acara resmi berakhir, saya bersama rombongan melanjutkan kegiatan dengan menggelar pengajian dan doa bersama di area astah. Kegiatan ini menjadi momen refleksi dan permohonan keberkahan bagi umat. Di lokasi tersebut, saya berkesempatan bertemu dengan Ustadz Abdul Wasik, M.H.I., yang juga hadir sebagai tamu undangan. Kebersamaan dengan beliau memberikan kesan mendalam dan menjadi penyemangat bagi kami yang hadir.

Acara ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga refleksi mendalam tentang perjalanan NU selama lebih dari satu abad. Pesan ini selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai..." (QS. Ali Imran: 103).

Peringatan Harlah NU ke-102 ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan organisasi. Dengan penguatan sinergi di berbagai lini, NU bertekad untuk terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan berkeadaban. Kolaborasi antara pesantren, pengurus NU, dan pemerintah menjadi modal utama dalam mencapai cita-cita tersebut.

Semoga spirit Harlah ke-102 NU ini terus menyala, memberikan manfaat bagi umat, dan membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Harlah NU ke-102: Merajut Kebersamaan dan Spirit Keagamaan di PP Nurul Jadid, Paiton

Trending Now