Timotius, perwakilan etnis Dayak di FPK Kota Pontianak yang hadir dalam agenda Studi Tiru FPK Kabupaten Pasuruan di Pontianak./dok. JSN-ANS |
PONTIANAK | JATIMSATUNEWS.COM - Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Pontianak membagikan salah satu cara agar bibit konflik tak mudah membesar dalam masyarakat yang multietnis.
Salah seorang anggota FPK Kota Pontianak yang mewakili etnis Dayak, Timotius membagikan pengalamannya dalam bekerja sama dengan rekan di FPK yang bersuku Madura.
Cara ini diungkapkan Timotius saat turut menyambut kunjungan FPK Kabupaten Pasuruan dalam rangka Studi Tiru kepada FPK dan Bakesbangpol Kota Pontianak pada Selasa (14/1) kemarin, di Ruang Rapat Rektor IAIN Pontianak.
"Tentang kerukunan di Kota Pontianak memang bagus. Tetapi, saya pikir semua kota pun sama, yakni pasti ada bibit-bibit untuk terjadi konflik di akar rumput. Namun, bagaimana respons dari kaum elite dari masing-masing etnis dalam mengelola bibit agar tidak melebar ke mana-mana, dan agar after conflict-nya bisa dipersempit. Itu yang akan menentukan," ujar Timotius kepada JSN, yang juga di lokasi pertemuan.
Timotius mengatakan bahwa di Kota Pontianak sudah menjalankan koordinasi antaretnis yang ada di FPK.
"Ada teman saya etnis Madura, Cak Ferdi. Saya bilang ke Cak Ferdi kalau ada masalah antara orang Madura dengan Dayak, Cak Ferdi mendatangi orang Madura, saya akan mendatangi orang Dayak. Nah, ini agar tidak terjadi SARA," bebernya.
Dia pun mengatakan bahwa FPK dan Kesbangpol sedang berupaya mewujudkan keinginan Wali Kota Pontianak terpilih Edy Rusdi Kamtono untuk memiliki kota yang tanpa konflik (zero conflict).
"Dengan keinginan Pak Wali, lalu difasilitasi oleh Kesbangpol, maka kami warga Pontianak bisa menikmati zero conflict. Tetapi sekali lagi, bukan berarti bibit konflik tidak ada. Karena itu, tugas kami semua adalah untuk mengendalikan keadaan agar segera dapat mencegah bibit konflik melebar ke mana-mana," tandasnya.
Kunjungan Studi Tiru FPK Kabupaten Pasuruan ke Kota Pontianak disambut dengan tangan terbuka di IAIN Pontianak./dok. JSN-ANS |
Pada agenda studi tiru FPK Kabupaten Pasuruan di Pontianak yang dijamu di IAIN Pontianak turut dihadiri banyak pihak. Yakni, Wakil Rektor Herlambang dan Warek Bidang KAK Ismail Ruslan yang menjadi moderator pertemuan sekaligus mewakili pihak rektor dan warek bidang APL IAIN Pontianak.
Kemudian, Kepala Biro AUAK H. Ridwansyah, Dekan FEBI Syamsul Hidayat, Direktur Pascasarjana Profesor Zaenuddin, dan Kepala Pusat Moderasi Faisal Abdullah.
Hadir pula Kabid Kesatuan Bangsa Thedy S. Utama dan Analis Wasbang Kesbangpol Fitria Fadly. Dari FPK Kota Pontianak ada Syamsul Hadi, Timotius, dan Adi Sucipto.
Dari FPK Kabupaten Pasuruan ada Angga Syarifudin, Anis Hidayatie, dan Totok Brambara. Mereka mewakili Ketua FPK Gus Bayhaqi Kadmi yang berhalangan hadir langsung namun sempat melakukan panggilan video melalui Anies Hidayatie.
Sesuai nama agendanya, maka FPK Kabupaten Pasuruan sedang mencari referensi dalam mengelola masyarakat multietnis, multikultural, hingga multiagama di Kabupaten Pasuruan. ***
Penulis: YAN