Deretan pesan moral di Perpustakaan SMAN 1 Lawang Malang untuk mengajak siswa bertoleransi dan tidak melakukan perundungan (bullying)./dokumentasi sekolah untuk JSN |
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Deretan pesan moral kepada anggota sekolah SMAN 1 Lawang Malang turut dipasang di area perpustakaan.
Di Perpustakaan SMAN 1 Lawang atau yang disebut Sipusnela terdapat banyak pesan moral yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh anggota sekolah, terutama bagi para siswa.
Sebagai pemenang Lomba Sekolah Moderasi Beragama tingkat Provinsi Jawa Timur, SMAN 1 Lawang pun berusaha merawat dan mewujudkan pentingnya toleransi hingga menghindari potensi perundungan (bullying).
Pesan-pesan moral pun terpampang sejak di depan gedung perpustakaan.
Berawal dari pesan 'Mari Jadikan Perbedaan sebagai Kekuatan'.
Lalu, 'Stop Bullying', 'No Bullying', 'No Mental Illness'. 'Hidup Bebas tanpa Bullying', dan 'Antirundung'.
Pesan-pesan ini penting untuk dijadikan pengingat bagi para siswa SMANELA--julukan sekolah ini--yang notabene memiliki beragam latar belakang. Terutama, latar belakang agama yang berbeda.
Merujuk pada data siswa tahun ajaran 2024/2025, sebanyak 1.223 siswa yang menganut agama berbeda.
Yaitu, 1.157 siswa beragama Islam, 46 siswa Protestan, 18 Katolik, dan 2 Hindu.
Perbedaan inilah yang kemudian perlu dirukunkan dengan ajaran moderasi beragama dan ajakan untuk bertoleransi, serta menghindari potensi perundungan.
Salah satu cara untuk mempraktikkan moderasi beragama dan menggugah sikap dewasa dalam menghargai perbedaan agama di antara anggota sekolah adalah dengan rutinitas doa bersama.
Seperti yang pernah dituturkan Kepala Sekolah SMAN 1 Lawang, Abdul Tedy Rahman ketika ditemui JSN beberapa waktu lalu, bahwa rutinitas doa bersama setiap pagi sebelum jam belajar dimulai telah membuat para siswa lebih dewasa, lebih disiplin, dan lebih memahami kewajibannya sebagai umat beragama yang harus religius, apa pun agamanya. ***
Penulis: YAN