Ketua FPK Kabupaten Pasuruan, Gus Bay menjadi narasumber dalam Rakor FPK, Rabu (18/12)./dok. JSN-ANS |
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM - Pembahasan menarik terjadi dalam Rapat Koordinasi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada Rabu (18/12).
Rakor FPK Kabupaten Pasuruan ini bertajuk Strategi Kancil Mengindonesiakan Dunia.
Di dalam rakor ini diisi dua narasumber, yakni Ketua FPK Gus Bayhaqi Kadmi dan Alif Prakoso.
Saat diisi Gus Bayhaqi, terdapat pembahasan menarik yakni tentang kisah kancil di dalam dongeng yang sering diceritakan orang tua kepada anak.
Maupun kisah kancil yang menjadi julukan kepada orang-orang Indonesia yang cerdik dalam memberi kontribusi terhadap negara.
Salah satunya termasuk Adam Malik Batubara atau yang sering dikenal sebagai Adam Malik (1917-1984).
Nama Adam Malik tentu tidak asing bagi masyarakat Indonesia, karena namanya selalu masuk dalam materi pelajaran Sejarah kemerdekaan Indonesia.
Sebab, Adam Malik memang merupakan salah satu tokoh nasional yang terlibat dalam kemerdekaan Indonesia.
Sebelum dikenal sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ketiga pada 1978-1983, dirinya merupakan wartawan yang menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Kemudian, salah satu peran krusial yang berkaitan dengan eksistensi Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah ketika dirinya tetap bertahan di PBB meski Presiden Soekarno mengatakan Indonesia keluar dari PBB.
Momen ini terjadi pada 7 Januari 1965 ketika Ir. Soekarno mengumumkan Indonesia keluar dari PBB melalui Menteri Luar Negeri, Dr. Subandrio. "Indonesia secara resmi keluar dari PBB pada 20 Januari 1965," bunyi deklarasi tersebut.
"Ketika Presiden Soekarno mengatakan keluar dari PBB, Adam Malik berusaha untuk bertahan di PBB agar Indonesia tetap berada dalam pengakuan PBB. Ini membuatnya seperti kancil karena dengan kecerdikannya dapat membuat Indonesia tetap eksistensi di PBB," ungkap Gus Bayhaqi dalam materinya di Rakor FPK Kabupaten Pasuruan, seperti yang diliput JSN.
Memang menurut sejarah, Adam Malik terlibat aktif dalam pengembalian Indonesia sebagai anggota PBB pada 1966.
Adam Malik kemudian menjadi Menteri Luar Negeri pada 1966-1978. Dalam rentang waktu tersebut, dia juga menjadi Ketua Majelis Umum PBB pada 1971-1972.
Langkah besarnya untuk Indonesia berlanjut ketika dirinya menjadi Wakil Presiden RI ketiga pada periode 1978-1983 saat Presiden Soeharto menjabat.
Selain itu, Adam Malik juga membentuk Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama Tun Abdul Razak (Malaysia), Narciso Ramos (Filipina), Tharat Khoman (Thailand), dan Sinnathamby Rajaratnam (Singapura).
Peran besar Adam Malik di Indonesia dan dunia tersebut dapat menjadi inspiratif tentang makna pembauran dalam perbedaan demi kebersamaan.
Inilah mengapa dalam Rakor FPK Kabupaten Pasuruan, namanya turut dibahas oleh Gus Bayhaqi.
Termasuk tentang makna kancil yang dalam pembahasan ini lebih mengarah ke sisi positif dari kecerdikan.
"Sekarang kancil tak lagi mencuri timun," ujar Gus Bayhaqi.
Kisah yang disampaikan Gus Bayhaqi pun mendapat tepuk tangan dari audiens rakor.
Adapun rakor ini selain diisi Gus Bayhaqi dan Alif Prakoso, juga hadir moderator Ikhyak Ulumuddin dan notulen Ketut Bambang Satriya. ***
Penulis: YAN