NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM – "Konsep keluarga maslahah tentu berbeda dengan keluarga sakinah!" seru ketua PC ANSHOR Ngawi, yang kali ini mendapatkan mandat sebagai ketua Satgas GKMNU dan sekaligus pemateri.
Bertempat di Aula Ponpes Roudlotul Muta'alimin Katerban Desa Sekaralas Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi Jawa Timur, sosialisasi tentang bina keluarga maslahah berlangsung khidmah dan lancar pada Sabtu siang (7/12/2024).
Sosialisasi ini adalah bentuk kerjasama dari Gerakan Keluarga Maslahah Nahdhatul Ulama (GKMNU) PC ANSHOR Ngawi, dan IPPM Institut Agama Islam (IAI) Ngawi. Di mana sebagai wujud upaya untuk meningkatkan kualitas, sumber daya manusia dalam lingkungan keluarga terkecil, hingga bermanfaat dalam masyarakat umum.
"Tahu sebuah keluarga yang kalau dilihat itu ayem tentrem, jarang atau bahkan tidak bersosialisasi dengan tetangganya, tapi sering upload kegiatan healing-nya di sosial media? Itu yang dinamakan keluarga sakinah. Karena kebaikannya itu hanya untuk keluarganya sendiri." Narasumber yang menjabat sebagai ketua KM sekaligus ketua PC ANSHOR Ngawi itu menjelaskan dengan nada yang ramah.
Selanjutnya dijelaskan bahwa NU menciptakan konsep Keluarga Maslahah (KM) agar keluarga, mampu berkontribusi tidak hanya untuk keluarga atau lembaga saja, melainkan juga bermanfaat untuk masyarakat luas.
Seperti biasa, dalam NU memang diupayakan untuk menggandeng semua lapisan masyarakat, dalam lingkup terkecil atau keluarga, hingga lingkup negara. Di mana untuk selanjutnya diajak untuk Hisbul Wathan atau berperan dalam cinta tanah air dan kemaslahatan negara Indonesia.
"Sedangkan konsep Keluarga Maslahah; ayem tentrem bukan hanya untuk keluarganya saja, tapi juga untuk umum. Maslahah Usro dan Maslahah Amma!" lanjut Ikhwan Nawawi ketua Satgas GKMNU.
Dalam acara sosialisasi menggunakan sarana Over Head Proyektor (OHP) untuk mempresentasikan materi, yang setelah dijelaskan, ternyata waktu yang diperlukan tidak cukup.
"Sebenarnya ini materi kegiatan Cabang, dan materi ini untuk 3 hari. Ini adalah program NU," jelas Nur Wakhid selaku pengelola di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Ponpes Roudlotul Muta'alimin Katerban.
Diketahui kalau pada hari yang sama, juga diadakan sosialisasi materi keluarga maslahah di Mts Ngompak dan Mantingan. Hal ini terkait tugas pemateri, untuk menyampaikan hasil workshop kelurga maslahah, dan wajib disampaikan kepada seluruh Banom NU.
"Rumah saya di desa Kedungprahu, Kecamatan Padas. Dulu saya dan istri berkhidmat di NU, istri ikut Fatayat, sedangkan saya ikut ANSHOR. Nah, gara-gara ikut Banser itu, saya dikaruniai keturunan, setelah empat tahun ikhtiar. Itu barokahnya berkhidmat!" tandas Ikhwan Nawawi.
Di sisi lain, juga dijelaskan terkait agungnya sebuah ikatan suci bernama pernikahan. Sebagaimana termaktub dalam QS An Nisa ayat 21. Dengan memaknai konsep keislaman dalam KM; Rahmatal lil alamin, bertauhid, menjadi khalifah di bumi, dan jati diri manusia yang berkesadaran penuh.
"Di dalam pilar pernikahan, terdapat misaqon gholidon. Jadi baik suami maupun istri, harus yakin pasangan saat ini, adalah pasangan yang terbaik, "jelas Nur Wakhid yang saat ini menjadi salah satu pengajar di IAI Ngawi Jawa Timur.
Selain itu, pemateri juga menyampaikan pentingnya kerjasama dalam sebuah rumah tangga. Hal ini bertujuan untuk menjalankan terwujudnya Keluarga Maslahah (KM) yang sedang digaungkan oleh lembaga masyarakat terbesar di Indonesia saat ini.
"Arrijalu qawwamuna ala Nisa. Jadi laki-laki dan perempuan harus kerjasama. Sebagai contoh saat istri sedang menstruasi, suami membantu. Artinya tidak hanya semua kegiatan rumah tangga itu, wanita yang harus mengerjakan. Di mana arti sebenarnya kita harus setara.
Setara yang dimaksud adalah pengamalan dari fondasi KM, yang merujuk pada keadilan, keseimbangan, dan keshalihah. Ketiganya disebut sebagai perpaduan dari Fondasi KM, yang harus Muawazanah; adil atau sama-sama bersikap seimbang, termasuk gender dan hakiki, Mubadalah; pengertian dan saling memahami.
"Dalam atap kemaslahatan KM, bermakna sejalan dengan kemaslahatan, sebagai tujuan syar'iah. Berkhidmat di NU. Namun jangan lupa untuk menjaga komunikasi dalam hubungan," tutup Ikhwan Nawawi.
Acara berlangsung sukses dari pukul 14:00-16:00 WIB dengan khidmat. Dihadiri oleh seluruh anggota Fatayat dari desa Sekaralas, peserta BLKK Multimedia Ponpes Roudlotul Muta'alimin, dan pengurus pondok.
Pewarta: Qony