MALANG | JATIMSATUNEWS - Dalam upaya meningkatkan inklusi yang ramah disabilitas,
Menteri Pemuda dan Olahraga (MENPORA) RI mengadakan kegiatan kompetisi nasional
sepak bola amputasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kota Malang pada Jum'at
(13) di stadion Gajayana Kota Malang selama tiga hari.
Adapun peserta yang hadir dan
mengikuti kompetisi itu terdiri dari beberapa daerah, diantaranya ialah Persaid
Jember, Persas Surabaya, Persam Madura, Persama Malang, termasuk klub dari
wilayah Yogyakarta, Jakarta, dan Riau.
Lebih jauh lagi, Yudi Yahya sebagai
ketua umum Persatuan Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI) menjelaskan perihal
tujuan dan urgensi dari kompetisi nasional sepak bola amputasi.
"Tidak hanya untuk kompetisi,
kegiatan ini juga sebagai ajang silaturrahmi. Mudah-mudahan di tahun-tahun
mendatang bisa tebentuk dan terpilih para pemain dari masing-masing daerah.
Minimal ada satu club yang tercipta. Selain itu, tujuan lain dari kegiatan ini
ialah untuk membangun industri, termasuk pemberdayaan teman-teman disabilitas di
bidang olahraga," paparnya.
"Ini diharapkan bisa menjadi
pemicu dan dorongan bagi daerah lain untuk mengadakan kompetisi seperti ini.
Dan untuk saat ini, Jawa Timur menjadi ajang percontohan. Kami juga melihat
bagaimana pelaksanaan piala Kapolresta Cup yang cukup sukses. Hal ini menjadi
tolak ukur sehingga Kota Malang terpilih sebagai tuan rumah dalam Kompetisi
Nasional Sepak Bola Amputasi Piala Menpora 2024. Sebelumnya telah terselenggara
dua kali di Jakarta," tambahnya.
Pihak PSAI Pusat juga berkomitmen
untuk terus mengupayakan keberlanjutan dari kompetisi sepakbola amputasi
melalui beragam pembinaan, termasuk melalui kajian di komite-komite terkait.
Mengingat banyak aturan dan penyesuaian yang perlu diperhatikan, apalagi
kompetisi sepakbola amputasi termasuk cabang olahraga baru.
Sebagai informasi, kompetisi itu juga
dihadiri oleh banyak pejabat pemerintah lintas organ. Mulai dari perwakilan
OJK, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Komisi E, termasuk perwakilan pejabat Provinsi
dan anggota X DPR RI.
Dalam salah satu sambutan, Plh.
Sekretaris Derah Jawa Timur menyampaikan salam dan pesan dari Gubernur yang
tidak bisa hadir, serta memberikan semangat kepada seluruh peserta dalam
mengikuti kompetisi.
"Kegiatan ini menjadi momen
penting bagi kita. Tidak hanya kompetisi, tapi wadah untuk menunjukkan semangat
juang para atlet dalam menghadapi tantangan. Juga ajang membuktikan
keterbatasan fisik bukan halangan untuk maju dan meraih prestasi," tegasnya
dengan penuh semangat.
"Selain itu, Gubernur titip
pesan, bahwa beliau bangga melihat tim-tim yang hadir dan ikut berpartisipasi.
Ini adalah contoh dan bukti dari dedikasi tinggi dan inspirasi bagi setiap
orang untuk meraih mimpi. Juga kepada seluruh peserta untuk berbagi pengalaman,
pengetahuan, dan saling menimba dan memberi ilmu. Tentu, kegiatan ini juga
untuk mengangkat popularitas sepakbola amputasi ke depannya," tambahnya.
Pada saat seremonial acara, tampak
seluruh tim berbaris rapi di depan panggung sambil menggunakan kaos kebanggan.
Meski harus dibantu dengan alat medis, namun tidak mengurangi semangat peserta
dalam mengikuti seluruh rangkaian kompetisi.
Selain itu, dalam sesi wasancara
eksklusif, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Komisi E, Hj. Hikmah Bafaqih, M.Pd
menyampaikan upaya lebih lanjut untuk kawasan Jawa Timur dari
diselenggarakannya kompetisi sepak bola amputasi.
"Ke depan, kita bersama Polresta
Kota Malang akan mengadakan event setiap tahun di hari Bhayangkara. Kemarin
sudah dilaksanakan piala Kapolresta yang oleh sebab itu, Kota Malang ditunjuk
sebagai tuan rumah dalam ajang ini. Dan Kapolresta komitmen untuk melaksakan
event tersebut setiap tahun," ujarnya.
Pertandingan pertama antara Kota
Malang dan Kabupaten Banyuwangi. Sorak sorai pentonton menghiasi lapangan.