Pasang iklan disini

 

ISNU UB Mengenang Gus Dur Sang Guru Bangsa dihadiri LBM PBNU

Admin JSN
25 Desember 2024 | 21.07 WIB Last Updated 2024-12-25T22:04:01Z
ISNU UB Mengenang Gus Dur Sang Guru Bangsa dihadiri LBM PBNU./dokpri untuk JSN

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Bertempat di lantai 3 Guest House Universitas Brawijaya, Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama UB dan KBNU mengadakan kegiatan rutinan Jum'at  Istighotsah dan shalawat. Namun kali ini menjadi spesial, karena disertai Haul Gus Dur Sang Guru Bangsa, serta dihadiri PBNU.  Kegiatan yang dihadiri para Profesor, Doktor, akademisi, dan aktifis NU dari beberapa fakultas di UB ini menjelma semarak. Profesor Nuhfil Hanani, selaku sohibul bayt kali ini, menyatakan rasa syukur bisa berkumpul bersama, berdoa dalam silaturahmi penuh kebersamaan. " jangan lupa untuk terus meningkatkan kapasitas. Anggota ISNU harus punya tekad menjadi Doktor, Profesor yang canggih di bidangnya. Sarjana dalam kapasitas Cendekiawan, ilmunya bermanfaat bagi umat dan bangsa", ujar Rektor UB ( 2018-2022 ) yang kini menjabat Ketua Senat Akademik Universitas ini. Gus Dur dalam pandangan Profesor Nuhfil, figur guru bangsa yang menguasai ragam keilmuan, agama, filsafat, sosial kemasyarakatan yang menjadikannya ulama pejuang toleransi dalam keberagaman. 



Adapun Ketua ISNU UB, Dr Nurul Badriyah, menyampaikan, amanat organisasi di Muktamar NU, di Krapyak, Jogyakarta, 1989,  KH Abdurrahman Wahid menegaskan lahirnya ISNU sebagai peran cendekiawan NU. Maka menerjemahkan pikiran pluralisme kebangsaan, merawat umat hingga pelosok desa, ukhuwah kasih sayang sesama manusia secara global, modal pengabdian yang diwariskan Gus Dur untuk dilestarikan " , tegas Wakil Direktur SPS UB ini. 


Di puncak acara, KH Doktor Imam Nakhoi, Wakil Ketua LBM ( Lembaga Bahtsul Masail ) PBNU,  yang berkesempatan hadir menyampaikan tausiyah istimewa. Beliau menggambarkan hubungan emosional Nabi Ibrahim AS, dengan sang Ayah. Azhar sang Ayah, tidak menganut iman tauhid Ibrahim. Namun, sebagai anak, Ibrahim menaruh hormat, takzim dan santun meski berbeda keyakinan. Hal ini menjadi landasan Gus Dur begitu sempurna,  mempraktikkan toleransi secara naluriah dalam perbedaan keimanan. 

" Moderasi beragama itu bukan instruksi Departemen Agama, tapi perintah mulia dari Allah,  diinspirasikan Nabi Ibrahim Sang  Khalilullah ( kekasih Allah ) ", urainya sambil menyitir beberapa ayat Al-Qur'an. 


Kyai ahli tafsir santri kesayangan KH As'ad Samsul Arifin, Asembagus, Situbondo, ini juga menyoal rancunya pemahaman fiqih di masyarakat. Terutama pasal terkait hak-hak perempuan yang kerap disalah tafsir. Perempuan dalam prespektif tertentu sangat dimulyakan dalam Al-Quran. Urusan rumah tangga, mendidik anak dan salah kaprah poligami juga beliau terangkan. Tak urung membuat para akademisi  tergelak riuh. " Gus Dur memberi contoh sang kyai monogami. Karena Bu Sinta Nuriyah isterinya pejuang anti poligami, bukan begitu ? " , disambut tawa hadirin. Di antaranya Profesor Imam Santoso, wakil rektor 1 UB, yang disebut imam kedua setelah narasumber.

Akhirnya acara ditutup doa, dan diakhiri bacaan Shalawat Burdah, oleh Dr Yusli Effendi sang pemandu acara. Ans






Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • ISNU UB Mengenang Gus Dur Sang Guru Bangsa dihadiri LBM PBNU

Trending Now